FOTO: Senyum Pengacara Golkar Rudy Alfonso Saat Diperiksa KPK

oleh Johan Fatzry, diperbarui 23 Jun 2022, 14:05 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2019, 14:17 WIB
Senyum Pengacara Golkar Rudy Alfonso Saat Diperiksa KPK
Rudi Alfonso diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Markus Nari terkait kasus korupsi pengadaan e-KTP berbasis NIK secara nasional.
Foto 1 dari 5
Senyum Pengacara Golkar Rudy Alfonso Saat Diperiksa KPK
Pengacara dan juga politisi Partai Golkar Rudi Alfonso tersenyum saat menerima telepon di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Rudi Alfonso diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Markus Nari terkait kasus korupsi pengadaan e-KTP berbasis NIK secara nasional. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Foto 2 dari 5
Senyum Pengacara Golkar Rudy Alfonso Saat Diperiksa KPK
Pengacara dan juga politisi Partai Golkar Rudi Alfonso saat menerima telepon di dalam Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Rudi Alfonso diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Markus Nari terkait kasus korupsi pengadaan e-KTP berbasis NIK secara nasional. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Foto 3 dari 5
Senyum Pengacara Golkar Rudy Alfonso Saat Diperiksa KPK
Pengacara dan juga politisi Partai Golkar Rudi Alfonso tersenyum saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Rudi Alfonso diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Markus Nari terkait kasus korupsi pengadaan e-KTP berbasis NIK secara nasional. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Foto 4 dari 5
Senyum Pengacara Golkar Rudy Alfonso Saat Diperiksa KPK
Pengacara dan juga politisi Partai Golkar Rudi Alfonso akan menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Rudi Alfonso diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Markus Nari terkait kasus korupsi pengadaan e-KTP berbasis NIK secara nasional. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Foto 5 dari 5
Senyum Pengacara Golkar Rudy Alfonso Saat Diperiksa KPK
Pengacara dan juga politisi Partai Golkar Rudi Alfonso tersenyum saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Rudi Alfonso diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Markus Nari terkait kasus korupsi pengadaan e-KTP berbasis NIK secara nasional. (merdeka.com/Dwi Narwoko)