FOTO: Jembatan Putus, Warga Seberangi Sungai Cikaniki Bogor dengan Rakit

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 15 Jan 2020, 17:18 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020 17:18 WIB
Warga Seberangi Sungai Cikaniki Bogor dengan Rakit
Warga memanfaatkan rakit bambu untuk menyeberangi sungai karena jembatan penghubung antar Kecamatan Rumpin dan Leuwiliang itu roboh diterjang banjir bandang.
Foto 1 dari 5
Warga Seberangi Sungai Cikaniki Bogor dengan Rakit
Warga menyeberangi Sungai Cikaniki dengan rakit di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/1/2020). Akibat banjir bandang merobohkan jembatan yang menghubungkan Desa Tonjong Rumpin dan Desa Kantalarang Leuwiliang, warga terpaksa memanfaatkan perahu rakit untuk melintas. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 2 dari 5
Warga Seberangi Sungai Cikaniki Bogor dengan Rakit
Sejumlah siswa menyeberangi Sungai Cikaniki dengan rakit di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/1/2020). Akibat banjir bandang merobohkan jembatan yang menghubungkan Desa Tonjong Rumpin dan Desa Kantalarang Leuwiliang, warga terpaksa memanfaatkan perahu rakit untuk melintas (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 3 dari 5
Warga Seberangi Sungai Cikaniki Bogor dengan Rakit
Warga bersiap menaiki rakit untuk menyeberangi Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Rabu (15/1/2020). Akibat banjir bandang merobohkan jembatan yang menghubungkan Desa Tonjong Rumpin dan Desa Kantalarang Leuwiliang, warga terpaksa memanfaatkan perahu rakit untuk melintas. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 4 dari 5
Warga Seberangi Sungai Cikaniki Bogor dengan Rakit
Seorang anak menyeberangi Sungai Cikaniki dengan rakit di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/1/2020). Akibat banjir bandang merobohkan jembatan yang menghubungkan Desa Tonjong Rumpin dan Desa Kantalarang Leuwiliang, warga terpaksa memanfaatkan perahu rakit untuk melintas. (merdeka.com/Arie Basuki)
Foto 5 dari 5
Warga Seberangi Sungai Cikaniki Bogor dengan Rakit
Sejumlah siswa menyeberangi Sungai Cikaniki dengan rakit di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/1/2020). Akibat banjir bandang merobohkan jembatan yang menghubungkan Desa Tonjong Rumpin dan Desa Kantalarang Leuwiliang, warga terpaksa memanfaatkan perahu rakit untuk melintas (merdeka.com/Arie Basuki)