FOTO: Musim Penjualan Tembakau di Zimbabwe Terdampak Pandemi COVID-19

oleh Arnaz Sofian, diperbarui 08 Apr 2021, 12:30 WIB

Diterbitkan 08 Apr 2021 12:30 WIB

FOTO: Musim Penjualan Tembakau di Zimbabwe Terdampak Pandemi COVID-19

Musim penjualan tembakau di Zimbabwe tahun ini dihadiri sedikit petani karena pembatasan COVID-19.

Foto 1 dari 6

Seorang petani tembakau mencari balnya selama pembukaan resmi musim penjualan tembakau di Lantai Penjualan Tembakau, Harare, Zimbabwe, 7 April 2021. Musim penjualan tembakau tahun ini dihadiri sedikit petani karena pembatasan COVID-19. (Jekesai NJIKIZANA/AFP)

Foto 2 dari 6

Seorang petani tembakau berdiri di samping bal hasil panennya selama pembukaan resmi musim penjualan tembakau di Lantai Penjualan Tembakau, Harare, Zimbabwe, 7 April 2021. Musim penjualan tembakau tahun ini dihadiri sedikit petani karena pembatasan COVID-19. (Jekesai NJIKIZANA/AFP)

Foto 3 dari 6

Steady Zvavamwe (38), seorang petani tembakau memeriksa beberapa daun emas selama pembukaan resmi musim penjualan tembakau di Lantai Penjualan Tembakau, Harare, Zimbabwe, 7 April 2021. Musim penjualan tembakau tahun ini dihadiri sedikit petani karena pembatasan COVID-19. (Jekesai NJIKIZANA/AFP)

Foto 4 dari 6

Berita Terkait

Seorang pekerja menyapu daun tembakau dari lantai selama pembukaan resmi musim penjualan tembakau di Lantai Penjualan Tembakau, Harare, Zimbabwe, 7 April 2021. Musim penjualan tembakau tahun ini dihadiri sedikit petani karena pembatasan COVID-19. (Jekesai NJIKIZANA/AFP)

Foto 5 dari 6

Pekerja memuat bal tembakau selama pembukaan resmi musim penjualan tembakau di Lantai Penjualan Tembakau, Harare, Zimbabwe, 7 April 2021. Musim penjualan tembakau tahun ini dihadiri sedikit petani karena pembatasan COVID-19. (Jekesai NJIKIZANA/AFP)

Foto 6 dari 6

Pekerja berjalan melewati lori kosong yang biasa membawa bal tembakau menjelang pembukaan resmi musim penjualan tembakau di Lantai Penjualan Tembakau, Harare, Zimbabwe, 7 April 2021. Musim penjualan tembakau tahun ini dihadiri sedikit petani karena pembatasan COVID-19. (Jekesai NJIKIZANA/AFP)