FOTO: Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden

oleh Johan Fatzry, diperbarui 01 Apr 2022, 17:15 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2022 17:15 WIB
FOTO: Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden
Pasukan keamanan dikerahkan di seluruh ibu kota Sri Lanka pada 1 April setelah pengunjuk rasa mencoba menyerbu rumah presiden dalam kemarahan pada krisis ekonomi terburuk bangsa sejak kemerdekaan.
Foto 1 dari 5
FOTO: Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden
Pengunjuk rasa membakar bus selama demonstrasi di luar rumah presiden Sri Lanka untuk menyerukan pengunduran dirinya di Kolombo (31/3/2022). Mereka mencoba menyerbu rumah presiden dalam kemarahan pada krisis ekonomi terburuk bangsa sejak kemerdekaan. (AFP/Ishara S. Kodikara)
Foto 2 dari 5
FOTO: Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden
Orang-orang meneriakkan slogan-slogan ketika mereka berkumpul di luar rumah Presiden Sri Lanka untuk menyerukan pengunduran dirinya karena krisis ekonomi negara yang belum pernah terjadi sebelumnya memburuk di Kolombo (31/3/2022). (AFP/Ishara S. Kodikara)
Foto 3 dari 5
FOTO: Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden
Pengunjuk rasa membakar bus selama demonstrasi di luar rumah presiden Sri Lanka untuk menyerukan pengunduran dirinya di Kolombo (31/3/2022). Mereka mencoba menyerbu rumah presiden dalam kemarahan pada krisis ekonomi terburuk bangsa sejak kemerdekaan. (AFP/Ishara S. Kodikara)
Foto 4 dari 5
FOTO: Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden
Orang-orang bentrok dengan polisi anti huru hara saat berdemonstrasi di luar rumah presiden Sri Lanka menuntut pengunduran dirinya di tengah krisis ekonomi di Kolombo (31/3/2022). Diesel tidak lagi dijual di seluruh Sri Lanka pada 31 Maret 2022. (AFP/Ishara S. Kodikara)
Foto 5 dari 5
FOTO: Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden
Pengunjuk rasa melemparkan benda ke bus di sebelah mobil polisi yang terbakar selama demonstrasi di luar rumah presiden Sri Lanka di Kolombo (31/3/2022). Tidak dijualnya Diesel melumpuhkan transportasi yang terkena dampak mengalami pemadaman listrik yang sangat lama. (AFP/Ishara S. Kodikara)