Cegah Perburuan Liar, Badak di Afrika Selatan Disuntik Radioisotop

oleh Helmi Fithriansyah, diperbarui 26 Jun 2024, 17:36 WIB

Diterbitkan 26 Jun 2024, 17:05 WIB

Cegah Perburuan Liar, Badak di Afrika Selatan Ditanami Radioisotop

Para ilmuwan Afrika Selatan pada hari Selasa (25/6/2024) menyuntikkan bahan radioaktif ke dalam cula badak hidup. Radioisotop disuntikkan ke dalam cula badak setelah melalui penghitungan dosis yang ketat. Penyuntikan agar para badak lebih mudah dideteksi yang bertujuan untuk mencegah perburuan liar.

Foto 1 dari 8

Seekor badak yang telah dibius terbaring tak sadarkan diri di cagar alam UNESCO Waterbury di Mokopane pada tanggal 25 Juni 2024. (EMMANUEL CROSET/AFP)

Foto 2 dari 8

Profesor James Larkin dari Unit Radiasi dan Fisika Kesehatan (RHPU) University of the Witwatersrand bersama anggota Proyek Rhisotop lainnya menyuntikkan radioisotop ke dalam cula badak. (EMMANUEL CROSET/AFP)

Foto 3 dari 8

Radioisotop disuntikkan ke dalam cula badak setelah melalui penghitungan dosis yang ketat. (EMMANUEL CROSET/AFP)

Foto 4 dari 8

Berita Terkait

Para ilmuwan Afrika Selatan pada hari Selasa (25/6/2024) menyuntikkan bahan radioaktif ke dalam cula badak hidup. (EMMANUEL CROSET/AFP)

Foto 5 dari 8

Penyuntikan agar para badak lebih mudah dideteksi. (EMMANUEL CROSET/AFP)

Foto 6 dari 8

Hal ini bertujuan untuk mengekang dan mencegah maraknya perburuan liar badak. (EMMANUEL CROSET/AFP)

Foto 7 dari 8

Afrika Selatan merupakan rumah bagi sebagian besar badak di dunia dan merupakan pusat perburuan liar. (EMMANUEL CROSET/AFP)

Foto 8 dari 8

Perburuan cula badak didorong banyaknya permintaan, di mana cula badak dipercaya bisa digunakan dalam pengobatan tradisional karena dianggap memiliki efek terapeutik. (EMMANUEL CROSET/AFP)