Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas

oleh Helmi Fithriansyah, diperbarui 12 Agu 2024, 16:05 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024 16:05 WIB
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Pihak kepolisian Bangladesh mengakhiri aksi mogok kerja mereka dan kembali menjalankan tugas mereka. Pengakhiran aksi mogok kerja menyusul pertemuan kepolisian dengan pemerintah sementara Bangladesh. Sebelumnya, kepolisian Bangladesh melakukan aksi pemogokan selama hampir sepekan. Pemogokan menyebabkan kekosongan hukum dan ketertiban.
Foto 1 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Seorang petugas polisi Bangladesh memegang payung untuk melindungi dirinya dari sengatan matahari saat mengatur lalu lintas di persimpangan jalan di Dhaka pada tanggal 12 Agustus 2024. (LUIS TATO/AFP)
Foto 2 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Pihak kepolisian Bangladesh mengakhiri aksi mogok kerja dan kembali menjalankan tugas mereka. (LUIS TATO/AFP)
Foto 3 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Pengakhiran aksi mogok kerja menyusul pertemuan kepolisian dengan pemerintah sementara Bangladesh. (LUIS TATO/AFP)
Foto 4 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Sebelumnya, kepolisian Bangladesh melakukan aksi pemogokan selama hampir sepekan. (Indranil MUKHERJEE/AFP)
Foto 5 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Pemogokan menyebabkan kekosongan hukum dan ketertiban. (Indranil MUKHERJEE/AFP)
Foto 6 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Pemogokan terjadi setelah aksi unjuk rasa yang berujung pada penggulingan Perdana Menteri Sheikh Hasina. (Indranil MUKHERJEE/AFP)
Foto 7 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Sebelumnya, aksi unjuk rasa massa yang berlangsung sejak Juli lalu membuat Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari jabatannya. (Indranil MUKHERJEE/AFP)
Foto 8 dari 8
Akhiri Mogok Kerja, Polisi Bangladesh Kembali Beraktivitas
Unjuk rasa yang dimotori mahasiswa berujung pada kerusuhan massa yang membuat lebih dari 300 orang meninggal dunia. (LUIS TATO/AFP)