Liputan6.com, Jakarta Jasa agen properti atau broker hingga kini masih dimanfaatkan oleh sejumlah orang yang hendak menjual maupun membeli properti secara cepat dan mudah.
Broker cukup dipercaya karena mereka sangat memahami pasar secara lebih luas serta siap terjun langsung ke lokasi.
Mencari agen yang profesional dan andal dalam memasarkan properti bukan perkara sulit. Lewat kanal Cari Agen Rumah.com, misalnya.
Advertisement
Di sana Anda dapat menjumpai agen spesialis apartemen, bangunan komersial, berdasarkan area atau khusus yang berbahasa Inggris maupun Mandarin.
Sedikit panduan dalam memilih, ciri-ciri broker terpercaya meliputi;
- Mengetahui harga dan tren properti yang dijual di daerah yang diinginkan konsumen, baik kelemahan, maupun kelebihan berinvestasi di sana.
- Mampu mengarahkan konsumen memilih rumah dan tanah sesuai kemampuan dan kebutuhan.
- Bertindak sebagai penasehat dalam jual-beli tanah dan bangunan, bukan sebagai perantara.
Lalu seperti apa tanda agen properti yang bermasalah?
Pertama, kurang komunikasi
Jika Anda belum pernah mendapat panggilan telepon atau pesan teks dari broker pilihan selama beberapa minggu, itu saatnya Anda harus mencari yang baru.
Jadi, kendati ia belum menemukan rumah yang cocok untuk Anda atau pembeli yang tertarik dengan properti Anda, seorang agen properti harus tetap up to date dengan apa saja yang telah ia kerjakan atas nama Anda.
Menurut Jean Gordon dari Estate Agent Stars, minimnya komunikasi dari agen menjadi salah satu faktor frustasi terbesar bagi sebagian pengguna jasa mereka.
Bahkan informasi ringan yang seringkali dianggap tidak penting bagi agen yang kawakan di bidangnya, bisa menjadi informasi yang sangat penting bagi klien yang baru mengetahui dunia real estate.
Kedua, kurangnya kepemimpinan
Dilansir dari investopedia.com, ciri agen yang bermasalah selanjutnya adalah tidak memberi dukungan sekaligus saran atas keputusan Anda.
Terlebih ketika berdiskusi soal harga, si agen berani menawarkan diskon atas harga jual rumah Anda. Hal ini perlu diwaspadai, karena siapa tahu potongan harga ini ditujukan untuk keuntungan pribadinya.
Agen seharusnya membuat Anda menjadi ahli, sehingga Anda harus pintar dalam memilah agen yang mampu memimpin dan memberikan saran yang baik.
Broker profesional semestinya bertindak atas nama klien dan harus mengambil keputusan juga atas nama klien.
Ketiga, kurang aktif
Seorang agen andal akan memanfaatkan segala sumber yang tersedia untuk memasarkan listingnya.
Apalagi di jaman yang serba canggih, mengenal dan menguasai jenis-jenis gadget, mulai dari ponsel pintar, tablet PC, hingga laptop adalah hal wajib.
“Sebagai broker, kemampuan untuk memotret juga harus terus dikembangkan. Karena sedikit banyak, foto turut memengaruhi minat konsumen,” ujar pemilik Bisnis Properti Sinergi sekaligus Broker, Ahmad Abusali.
Sementara itu, Raymond Gunawan selaku Direktur Marketing ERA Graha berpendapat, di era serba online para broker seharusnya lebih aktif dalam memaksimalkan keberadaan portal online khusus jual beli properti yang saat ini marak hadir di Indonesia.
Nah, jika agen pilihan Anda kurang aktif dalam memasarkan properti lewat berbagai sarana yang sudah praktis, coba pikirkan lagi untuk tetap mempertahankannya.
Keempat, terlalu menekan
Hati-hati apabila agen terlalu memaksa kehendaknya agar Anda membeli satu unit rumah atau apartemen.
Pekerjaan agen adalah mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan memastikan Anda senang terhadap transaksi properti yang diambil.
Kelima, berhenti follow-up
Pascatransaksi jual beli selesai dilakukan, banyak agen properti yang berpikir bahwa hubungan Anda dengannya sudah berakhir.
Padahal, seorang agen profesional seharusnya tetap melakukan hubungan baik meski ia tidak lagi menjadi partner Anda.