Liputan6.com, Jakarta Selain Jakarta dan wilayah di sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Jawa Timur juga merupakan salah satu kawasan penyokong pasar properti di Indonesia. Sebagai informasi, kenaikan Rumah.com Property Supply Index secara nasional pada Q4 2017 disebabkan oleh pertumbuhan suplai di sejumlah kawasan. Terbesar dari Jawa Timur (39,4%), Jawa Barat (24,8%), dan DKI Jakarta (21,1%).
Bahkan secara umum Real Estat Indonesia (REI) menilai Jawa Timur tetap prospektif untuk menggarap bisnis properti. Dijelaskan, saat ini di Jawa Timur masih ada back log sekitar 670 ribu rumah. Dan jumlah ini semakin membubung lantaran tahun 2015 lalu bisnis properti tidak tumbuh subur.
Di sisi lain, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Jawa Timur, Taufik Saleh, menuturkan baik properti residensial primer maupun sekunder sama-sama menguat permintaannya. Untuk rumah primer penguatan dirasakan di semua segmen; baik subsidi, menengah, maupun atas. Adapun rumah sekunder khusus untuk segmen menengah dan atas.
Advertisement
Pasar Apartemen di Jawa Timur
Tapi tidak begitu halnya jika kita coba mengukur potensi pasar apartemen di Jawa Timur. Berdasarkan data dari Rumah.com Property Index, tercatat bahwa tren median harga apartemen di Jawa Timur terus merosot. Sebelum beli hunian, biasakan cek kondisi bangunan, harga, dan infrastruktur di sekitarnya lewat review properti yang dipersembahkan Rumah.com.
Bila di Q2 2016 tren median harga apartemen di Jawa Timur sempat menyentuh harga tertinggi di angka Rp15,29 juta per meter persegi maka pada kuartal selanjutnya terus turun. Bahkan data di Q1 2018 ini median harganya sudah menjadi Rp14,38 juta per meter persegi.
Advertisement
Pasar Apartemen di Surabaya
Fenomena ini juga terjadi di sejumlah kota-kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya dan Malang. Meski turunnya tidak sedrastis Jawa Timur, berdasarkan data Rumah.com Property Index tren median harga apartemen di Surabaya juga mengalami penurunan.
Jika di Q3 2016 median harga apartemen sempat menyentuh harga tertinggi hingga Rp15,32 juta per meter persegi, namun sampai dengan Q1 2018 median harganya juga terus terkikis hingga berada di angka Rp14,47 juta per meter persegi.
Padahal jika mau ditelisik lebih mendalam, perkembangan infrastruktur Surabaya pun tak kalah pesat dari Jakarta sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi dan mestinya juga sektor properti secara signifikan. Tambah lagi, Surabaya juga merupakan pintu dan jalur ekonomi bagi kawasan Indonesia timur.
Ingin tahu lebih jauh bagaimana potensi pasar apartemen di Jawa Timur? Simak ulasan lengkapnya hanya di Rumah.com.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah