Pemakaman Jenazah Wali Kota Pekalongan Selepas Salat Jumat

Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, mengembuskan napas terakhir di ruang perawatan IGD RSUD Bendan, Pekalongan.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 08 Sep 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2017, 11:00 WIB
Wali Kota Pekalongan meninggal dunia
Karangan bunga dukacita mulai mengalir ke rumah duka Wali Kota Achmad Alf Arslan Djunaid di Jalan Toba, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Kamis (7/9/2017) malam. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Pekalongan - Jenazah Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, akan dimakamkan selepas salat Jumat nanti. Para pelayat bakal mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhir di tempat pemakaman di dekat Pondok Pesantren Djunaid atau Kompleks Ponpes Buaran, Kecamatan Pekalongan Selatan.

Kepala Bagian Humas Kota Pekalongan, Arif Karyadi menjelaskan, pesantren tersebut adalah milik keluarga besar sang wali kota. Rencananya, jenazah Wali Kota Pekalongan dimakamkan pada Jumat (8/9/2017) sore sekitar pukul 14.00 WIB.

"Nanti sebelum dikebumikan usai salat Jumat, akan disalatkan dulu di Masjid Kauman dan di lokasi sana juga," ucap Arif kepada Liputan6.com, Kamis malam, 7 September 2017.

Wali Kota Pekalongan yang akrab disapa Alex itu mengembuskan napas terakhir di ruang perawatan IGD RSUD Bendan, Pekalongan, Kamis, 7 September 2017, sekitar pukul 15.30 WIB.

Arif Karyadi menjelaskan, sebelum meninggal dunia, Alex baru saja pulang menghadiri Forum Kota Kreatif di Makassar, Sulawesi Selatan.

Alex baru saja tiba di Kota Pekalongan, Kamis siang sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah itu, sang wali kota langsung pulang ke kediamannya di Jalan Toba, Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan.

"Sampai sini (Pekalongan) pak wali kota langsung pulang untuk tidur istirahat sebentar. Karena pukul 13.00 WIB ada rapat di kantor," ujar Arif di rumah duka.

Tiba-tiba selepas salat zuhur sekitar pukul 13.00 WIB, Wali Kota Pekalongan ditemukan tertelungkup di lantai kamar mandi di kediamannya oleh ajudannya.

"Saat itu orang di rumah pak wali kota langsung menelepon pihak RS Bendan. Bapak langsung dilarikan ke RS," Arif Karyadi memungkasi.

Alex meninggal dunia di usianya yang ke-47 tahun. Dia menjabat sebagai Wali Kota Pekalongan sejak Februari 2016 setelah menang pilkada serentak pada Desember 2015 lalu. Ia maju melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bersama wakilnya, Saelany Mahfudz.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dugaan Penyebab Wali Kota Wafat

Wali Kota Pekalongan
Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, meninggal dunia. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Wafatnya Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, mengejutkan banyak kalangan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Menurut dokter spesialis penyakit dalam RSUD Bendan, Kota Pekalongan, dr Kukuh Subekti, tim dokter memastikan penyebab sang wali kota meninggal dunia lantaran sakit.

"Berdasarkan pemeriksaan medis yang dilakukan tim dokter RSUD Bendan, beliau (Wali Kota Pekalongan) karena menderita sakit," ucap dr Kukuh Subekti, Kamis, 7 September 2017.

Dokter Kukuh menuturkan, pertama kali datang ke RSUD Bendan, kondisi Wali Kota sudah tak sadarkan diri. "Datang ke instalasi gawat darurat (IGD) oleh perawat yang mengantar dalam kondisi terbaring tertelungkup dan tak teraba nadi," katanya.

"Selanjutnya, tim dokter melakukan resusitasi jantung dan paru-paru selama dua jam setengah," dokter Kukuh menjelaskan.

Usai tim dokter menjalankan resusitasi yang terakhir kalinya dilakukan oleh pimpinan kelompok penanggulangan tanggap darurat RSUD Bendan, dr Bima spesialis jantung, wali kota yang akrab disapa Alex itu dinyatakan meninggal dunia, pada Kamis sore tadi sekitar pukul 15.30 WIB.

Berdasarkan pemeriksaan tim medis RSUD Bendan, ada dua kemungkinan penyebab meninggalnya Alex. "Pertama, terjadi sumbatan jantung di koroner dan sumbatan pembuluh darah di otak karena terlepasnya jendalan darah yang entah asalnya dari mana," dokter Kukuh membeberkan.

Kendati demikian, ia menyatakan, Alex sebelum meninggal dunia tak memiliki riwayat penyakit jantung.

"Semua terjadi begitu saja. Berdasarkan teori buku dan teori, jika ada kejadian seperti itu hanya ada dua kemungkinan, pertama lepas gumpalan darah dan menyumbat ke pembuluh jantung dan menyumbat di batang otak," Kukuh memaparkan.

Ia menambahkan, kemungkinan seperti itu yang paling sering dianggap sebagai penyebab kematian secara mendadak. Namun, tim dokter menepis dugaan penyebab kematian Wali Kota Pekalongan karena faktor kelelahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya