Inovasi Mahasiswa SV Undip, Digitalisasi Pengolahan Limbah Industri Pupuk

Dengan karya mahasiswa Sekolah Vokasi Undip itu, kadar amonia dari limbah industri pupuk bisa diturunkan karena berbahaya bagi lingkungan dan perairan.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 07 Sep 2024, 21:26 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 21:26 WIB
Sekolah Vokasi Undip
Tim Bionide Sekolah Vokasi Undip yang sukses mengenalkan konsep digitalisasi pengolahan limbah industri pupuk, sehingga mampu menekan sebaran amonia yang berbahaya bagi lingkungan dan perairan. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Liputan6.com, Semarang - Inovasi dan daya kreatifitas terus menjadi langkah penggerak dalam mendukung terciptanya lingkungan zero waste dan zero emision. Terobosan terbaru lahir dari pemikiran mahasiswa Sekolah Vokasi Undip.

Para mahasiswa berprestasi ini, membentuk sebuah tim m bernama BIONIDE. Tim ini sukses meraih juara 2 pada perlombaan bergengsi Kurva 2024 Pupuk Kujang.

Tim ini adalah kumpulan mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) SV Undip. Diketuai I Dhafa Febrian bersama rekannya Rhasna Wiritanaya Witrisnanti, Earlene Dascha Faustina, Sheva Risga Tristarini, dan Zulfan Amirul Milla. Inovasi yang dikembangkan berupa Digitalisasi Pengolahan Limbah Industri Pupuk.

Menurut I Dhafa Febrian, penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri menjadi masalah penting. 

"Belakangan ini banyak masyarakat yang tinggal di kawasan industri mengeluh sulitnya akses air bersih," kata Dhafa.

Tim BIONIDE kemudian menggelar riset dan menemukan inovasi itu. Hasilnya kemudian diikutkan Lomba Inovasi yang diselenggarakan Pupuk Kujang Cikampek.

"Ide dasarnya penurunan kadar amonia yang dapat membahayakan lingkungan perairan," kata Sheva.

Sementara itu, Rhasna Wiritanaya Witrisnanti menerangkan bahwa tim-nya memiliki peran dalam mengurangi amonia pada limbah industri sebelum limbah tersebut dibuang pada lingkungan bebas yang berbatasan dengan permukiman penduduk.

"Konsep inovasinya adalah mengadaptasikan prinsip Nitrifikasi-Denitrifikasi menggunakan media MBBR (Moving Bed Biofilm Reactor) yang dilapisi oleh biofilm bakteri bacillus cereus untuk menurunkan kadar amonia hingga 90%. secara digital," kata Rhasna.

Earlene Dascha Faustina menambahkan bahwa melalui project ini, produk samping tidak hanya dibuang begitu saja karena Tim BIONIDE berkomitmen untuk terus menjaga keberlangsungan lingkungan melalui pemanfaatan produk samping menjadi produk inovatif yang memiliki nilai jual dan berdampak baik ke lingkungan.

"Terobosan ini tentunya memberikan angin baru pada sektor perindustrian di Indonesia untuk dapat berkontribusi mewujudkan keselarasan lingkungan untuk mendukung terciptanya zero waste dan zero emision," katanya.

Inovasi zero waste dengan memanfaatkan limbah hasil proses dapat dijadikan komposit inovatif. Lumpur hasil metabolisme bakteri bacillus cereus nantinya akan diendapkan lalu ditampung untuk pemrosesan lebih lanjut.

Dengan teknologi tepat guna, lumpur dipadukan dengan cocopeat, ditambahkan nutrisi yang diperlukan tumbuhan. Oleh karenanya, inovasi green technology ini selain mengolah ammonia juga menghasilkan produk yang bermanfaat demi keberlanjutan lingkungan hidup.

Sementara itu dukungan dosen pembimbing Mohamad Endy Yulianto langsung berupa bimbingan. Diskusi reguler dan bimbingan intensif tentang teknologi air bersih untuk masyarakat yang tinggal di kawasan industri, telah mengantarkan dalam pengembangan dan penyempurnaan inovasi.

Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si menyampaikan bahwa Sekolah Vokasi Undip patut berbangga, mahasiswanya telah menunjukkan prestasi terbaik dan berdampak bagi masyarakat luas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya