Liputan6.com, Jakarta - Najwa Shihab bikin geger jagat maya gara-gara aksi mewawancara kursi kosong yang mestinya diduduki Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto.
Berkali diundang ke panggung gelar wicara Mata Najwa, Menteri Terawan belum berkenan datang. Walhasil, Najwa Shihab mengajukan sejumlah pertanyaan kepada kursi.
Advertisement
Baca Juga
Aksinya direkam dalam video berdurasi 4 menit dan 22 detik lalu dipublikasikan di kanal YouTube Najwa Shihab dengan tajuk “#MataNajwaMenantiTerawan,” Senin (28/9/2020). Keesokan harinya, ia menyampaikan klarifikasi.
Amerika dan Inggris, Misalnya
“Di Indonesia, treatment menghadirkan bangku kosong ini mungkin baru sehingga terasa mengejutkan. Namun, sejujurnya, ini bukan ide yang baru2 amat,” tulis Najwa Shihab di akun Instagram terverifikasi miliknya, menyertai foto ia menatap kursi untuk Sang Menteri.
“Di negara dgn tradisi demokrasi dan debat yang lebih panjang dan kuat, misalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah biasa,” ia mengulas.
Advertisement
Beberapa Poin Penting
Najwa Shihab menjelaskan, treatment atau aksi ini berbeda dengan format wawancara imajiner. Ada beberapa poin penting yang kemudian disampaikan Najwa Shihab.
Pertama, pada dasarnya ia tidak sedang melakukan wawancara, melainkan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tidak harus diajukan secara tatap muka. Bisa dilakukan secara jarak jauh dengan perantara beragam medium.
Tidak Imajiner
“Kedua, ini juga tidak imajiner karena (a) pertanyaan yang saya ajukan memang bukan imajiner dan saya juga tidak mengarang atau membuatkan jawaban2 fiktif seolah-olah saya sudah berdialog dengan Pak Terawan,” ia menyambung.
“(b) Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja,” imbuh Najwa Shihab.
Advertisement
Adalah Tugas Bersama
Ia berharap Sang Menteri hadir. Namun, sebagai bagian komunitas pers yang lebih luas sekaligus warga negara, Najwa Shihab sudah cukup senang jika Menteri Terawan menjawab kegelisahan publik walau tidak di programnya.
“Sebab kerja-kerja mengawasi proses politik dan pengambilan kebijakan adalah tugas bersama,” presenter kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 16 September 1977, itu mengakhiri.