Aleix Espargaró Villà atau lebih dikenal dengan nama Aleix Espargaro adalah seorang pembalap MotoGP asal Spanyol yang telah merasakan asam garam arena balap. Espargaro telah terjun di ajang grand prix balap motor sejak 2004 dan kini menjadi salah satu pembalap veteran di kelas para raja.
Pria kelahiran Granollers, 32 tahun silam itu mengawali kariernya di ajang FIM CEV Repsol atau kini dikenal sebagai ajang Moto3 World Junior Championship. Pada musim perdananya, Espargaro langsung tampil moncer di atas aspal. Ia mampu tampil gemilang bersama RACC-Caja Madrid dan berhasil menyabet gelar juara pada akhir kompetisi.
Semusim berselang, ia memutuskan debut grand prix di kelas 125cc dan bergabung bersama salah satu tim yang dimiliki gelandang AC Milan, Clarence Seedorf, yakni Tim Seedorf RC4 - Tiempo Holidays. Pada musim perdananya di ajang profesional, Espargaro tidak bisa berbicara banyak dan hanya finis di urutan ke-16.
Pada 2006, Espargaro berkesempatan untuk mencicipi sekaligus naik kelas ke ajang 250cc. Ia membela Tim Wurth Honda BQR, tim yang sama dengan tim yang ia bela pada awal musim 2006 di kelas 125cc. Espargaro dipromosikan oleh Wurth Honda BQR untuk mengisi kekosongan slot pembalap yang ditinggalkan salah satu pembalap Wurth Honda BQR di kelas 250cc.
Meski diberi kepercayaan tinggi, Espargaro tampaknya tetap tidak mampu untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya di ajang tersebut. Ia bahkan tak berhasil menembus posisi 10 besar dan tertahan di papan tengah klasemen hingga akhir musim.
Inkonsistensi Pembawa Keberuntungan
Dua musim menjalani pekerjaan penuh sebagai pembalap di kelas 250cc tidak membuat Espargaro bebenah. Ia masih menjadi pembalap papan tengah yang tak bisa merangsek ke posisi atas.
Walaupun stagnan, Espargaro masih laku di pasaran. Masih ada tim yang menginginkan jasanya dan memintanya untuk menunggangi kuda besi bermaterial mahal tersebut. Namun, kejadian tak mengenakan justru menimpa dirinya kala ingin mengarungi musim ketiganya. Waktu itu, Espargaro gagal tampil di kelas 250cc akibat Campetella Racing, tim yang meminangnya pada musim 2009, memutuskan mengundurkan diri dari balapan.
Namun, keberuntungan tetap hadir kala Espargaro dirugikan oleh tim asal italia tersebut. Tim Balatonring, salah satu tim yang berpartisipasi di kelas 250cc memberinya kesempatan tampil pada dua pertandingan yang diselenggarakan di Sirkuit Assen dan Sirkuit Sachsenring.
Kemudian, selang beberapa minggu pasca membela Tim Balatonring, Espargaro mendapat tawaran prestisius sebagai pembalap pengganti Mika Kallio, salah satu pembalap Pramac Racing yang berlaga di kelas utama MotoGP. Saat itu, Espargaro dibutuhkan untuk menggantikan posisi Kallio yang dikirim ke tim utama Ducati Marlboro Team karena pembalap utama mereka, Casey Stoner, mengalami masalah dan berhalangan untuk turun balapan.
Berkat hal itu, Espargaro direkrut oleh Pramac Racing semusim setelahnya dan membuatnya sebagai salah satu pembalap yang beruntung. Bagaimana tidak, biasanya seorang pembalap baru bisa dipromosikan apabila meraih prestasi ciamik atau penampilan gemilang di kelas sebelumnya. Tapi, bagi seorang pembalap yang memiliki kemampuan pas-pasan seperti Espargaro, hal itu layaknya mimpi menjadi nyata.
Podium Hanya Ilusi
Hingga saat ini, setelah 17 tahun mengendarai roda dua di berbagai kelas grand prix, Espargaro tidak mengalami banyak perubahan sejak awal membalap. Ia tetap menjadi pembalap medioker yang selalu menghiasi papan tengah klasemen.
Pencapaian terbaiknya yang pernah diraih ialah finis di peringkat ke-7 pada musim 2014 ketika menunggangi Forward Yamaha bersama NGM Forward Racing. Selain menjadi pencapaian terbaik, pada musim itu pula Espargaro mampu meraih podium perdananya setelah empat tahun berkompetisi di kelas utama. Ia meraih posisi runner-up kala melakoni balapan di seri Aragon, Spanyol.
Pasca mendapat podium perdananya, Espargaro hingga kini belum mampu mengulang kembali raihan terbaik yang pernah ia capai. Meski telah beberapa kali gonta-ganti tim serta tunggangan, Espargaro masih kesulitan menemukan kunci utama dari dalam dirinya sendiri.
Kini, di MotoGP 2021, Espargaro menunggangi Aprilia sebagai kuda besi andalannya. Dengan Aprilia Racing Team Gresini, Espargaro tercatat telah memasuki musim kelimanya bersama pabrikan asal Italia itu dan berharap bisa menemukan performa terbaiknya musim ini.
Ia juga percaya bahwa Aprilia mampu mengantarkannya merangsek ke papan atas klasemen, tidak hanya sebagai pembalap pemanis saja, melainkan sebagai pembalap yang bisa bersaing di jalur juara. Patut ditunggu kiprah Espargaro pada musim ini, apakah dirinya mampu melewati batasan dirinya atau tetap stagnan seperti musim-musim sebelumnya.