Informasi Perusahaan
JenisPT Angkasa Pura II (Persero) atau Angkasa Pura II (AP II) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara.
Didirikan13 Agustus 1984
Tujuan Didirikanuntuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik.

5 Inisiatif Angkasa Pura II Jalankan Protokol Kesehatan di Bandara

PT Angkasa Pura II (Persero) bersama stakeholder mencanangkan “Safe Travel Campaign: Safe Airport for Safe Travel Experience” di 19 bandara di Indonesia.

Safe Travel Campaign pada 29 Juli – 4 September 2020 sekaligus menjadi deklarasi seluruh stakeholder menjaga bandara AP II siap dalam menghadapi tantangan COVID-19.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin secara simbolis meluncurkan Safe Travel Campaign secara online bersama Kepala Otoritas Bandara Soekarno-Hatta Herson, Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan Mohammad Alwi dan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Dadun Kohar, serta Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf.

Peluncuran kampanye ini juga diikuti oleh TNI/Polri, AirNav Indonesia, pihak ground handling, Balai Karantina, Kantor Imigrasi, maskapai, operator kereta bandara, operator transportasi darat dan seluruh tenant.

"Safe Travel Campaign ini bertujuan mewujudkan pengalaman perjalanan yang aman, memastikan kesiapan operasional dan staf menghadapi new normal, serta membangun kembali kepercayaan dan keyakinan traveler untuk bepergian dengan pesawat," tutur President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, Kamis (30/7/2020).

Guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, protokol kesehatan di bandara AP II fokus pada 5 inisiatif. Kelima Inisiatif itu adalah Physical Distancing, Health Screening, Touchless Processing, Fasility Cleanliness & Sanitizing, dan People Protection.

Penerapan inisiatif-inisiatif dilengkapi berbagai fasilitas yang memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan kepercayaan publik. Melalui protokol kesehatan, diikuti dengan kolaborasi erat stakeholder, serta tersedianya berbagai fasilitas teknologi digital, hingga tersebarnya fasilitas yang mendukung aspek kesehatan di bandara.

"Angkasa Pura II ingin memastikan perjalanan dengan pesawat itu mudah, praktis, nyaman dengan tetap aman, di tengah status pandemi agar stabilitas perekonomian tetap berlangsung baik,” ujar Awaluddin.

Lebih lanjut, dia mengatakan, Safe Travel Campaign yang dicanangkan hari ini merupakan salah satu upaya menjaga kepercayaan dari regulator menyusul kemudahan regulasi yang telah diberikan.

“Perlu berbagai aksi nyata dalam penegakan protokol kesehatan dan kesadaran tinggi terhadap aspek keselamatan,” jelas Awaluddin.

Sementara, Kepala Otband Bandara Soekarno-Hatta Herson mengatakan regulator telah menetapkan protokol untuk mencegah penyebaran COVID-19 di sektor penerbangan.

“Protokol itu harus dipenuhi oleh setiap stakeholder agar penerbangan dapat tetap aman dan mencegah penyebaran COVID-19,” jelas Herson.

 

6 Hal Ini Bikin Traveler Pikir-Pikir Bepergian dengan Pesawat Saat Pandemi

PT Angkasa Pura II (Persero) bersama stakeholder lainnya berupaya kembali menggairahkan penerbangan di masa adaptasi kebiasaan baru ini.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan menetapkan Juli 2020 sebagai bulan dimulainya fase pemulihan (recovery) guna mendorong peningkatan lalu lintas penerbangan.

“Bersama dengan stakeholder lain, AP II berupaya kembali menggairahkan penerbangan guna mendukung aktivitas, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan di tengah pandemi,” ujar Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (27/6/2020).

AP II telah mengindentifikasi hal apa saja yang membuat traveler bisa menunda terbang di tengah pandemi serta menerapkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Berikut hal-hal yang membuat pertimbangan traveler untuk naik pesawat di tengah COVID-19:

1. Harus Rapid Test/PCR Test

Traveler wajib menyertakan surat hasil rapid test atau PCR test untuk terbang. Hal ini harus dipenuhi, namun membuat traveler kemudian enggan terbang karena harus melakukan tes dulu sebelum ke bandara.

Solusi: Di bandara AP II kini ada fasilitas rapid test, dioperasikan oleh pihak lain. Contohnya di Bandara Soekarno-Hatta, Holding BUMN Farmasi membuka fasilitas rapid test 24 jam di Terminal 2 & Terminal 3 sehingga membantu traveler yang harus terbang mendadak, misalnya dalam rangka dinas.

 

2. Harus Tiba 3 Jam Lebih Awal

Di bandara dilakukan pemeriksaan dokumen sebelum terbang. Karena itu, traveler harus tiba 3 jam sebelum keberangkatan. Lamanya waktu menunggu di bandara membuat traveler enggan bepergian dengan pesawat.

Solusi: AP II memperkenalkan aplikasi Travelation untuk pengecekan dokumen secara digital. Sebelum tiba di bandara, traveler dapat mengunggah dokumen ke Travelation untuk dilakukan pemeriksaan digital. Ini menyederhanakan jalannya prosedur namun tetap ketat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi PT Angkasa Pura II atas inovasi Travelation ini.

 

3. Peraturan di Daerah Berbeda

Di tengah pandemi, sejumlah daerah memiliki kebijakan guna mencegah penyebaran COVID-19. Misalnya, bagi traveler tujuan DKI Jakarta maka harus memiliki SIKM. Kemudian, bagi penumpang tujuan Bali harus memiliki surat hasil PCR test.

Solusi: AP II menyediakan berbagai informasi perjalanan terkini untuk rute domestik dan internasional, termasuk travel warning yang diberlakukan Indonesia dan negara-negara lainnya. Informasi perjalanan tersebut dapat diakses setiap saat melalui covid19.angkasapura2.co.id dan juga melalui aplikasi Indonesia Airport.

 

4. Kekhawatiran Penyebaran Korona

PT Angkasa Pura II memprioritaskan aspek kebersihan dan kesehatan di bandara-bandara yang dikelolanya. Setiap harinya secara berkala di jam-jam yang ditetapkan telah dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh wilayah terminal penumpang dan terhadap bagasi tercatat milik penumpang pesawat.

Selain itu, di Soekarno-Hatta saat ini juga sudah dioperasikan peralatan UV sterilizer untuk mensterilkan berbagai fasilitas seperti handrail eskalator dan travelator, serta guna mensterilkan bagasi tercatat saat melewati pemeriksaan x-ray dan pengambilan bagasi di baggage claim.

Bandara AP II juga menyediakan banyak hand sanitizer serta wastafel untuk mencuci tangan.

Penumpang pesawat juga wajib menggunakan masker selama penerbangan. Selain itu, seluruh kru pesawat juga menggunakan masker/face shield.

 

5. Rute dan Frekuensi Terbatas

Traveler belum memiliki banyak pilihan untuk melakukan perjalanan karena izin rute belum seluruhnya diaktifkan maskapai. Frekuensi di rute aktif pun masih terbatas. Hal ini dapat membuat traveler menunda perjalanan jika jadwal tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Solusi: AP II menginisiasi kolaborasi lebih erat dengan maskapai dan stakeholder lain agar rute-rute aktif kembali dan frekuensi ditingkatkan. Sejumlah maskapai juga akan membuka kembali rute-rute, seperti misalnya di Bandara Banyuwangi. Pada bulan depan, Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air dan Lion Air kembali mengoperasikan rute Jakarta – Banyuwangi dan sebaliknya.

 

6. Kesulitan Mencari Produk Kesehatan dan Obat-obatan

Traveler sempat menyuarakan kesulitannya dalam mencari alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan dan perlengkapan lainnya ketika berada di bandara. Adapun sebetulnya saat ini sudah tersedia apotek di sejumlah bandara AP II meski memang masih dalam jumlah tidak banyak

Solusi: AP II segera menghadirkan vending machine di Soekarno-Hatta sebagai tempat bagi traveler dapat membeli berbagai perlengkapan APD seperti masker dan sarung tangan.

Selain itu, digital wayfinding yang ada di Soekarno-Hatta juga akan difungsikan sebagai media e-commerce untuk membeli obat-obatan dan vitamin. Traveler dapat memesan di digital wayfinding, lalu pesanan segera diantar ke boarding gate.

 

Kiat Angkasa Pura II Bertahan di Tengah Pandemi

Industri penerbangan merupakan salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi covid-19. Dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah juga adanya travel ban dari beberapa negara membuat industri penerbangan memiliki tantangan yang cukup berat.

Kendati begitu Presiden Direktur Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaludin mengatakan, pihaknya telah menerapkan beberapa kiat-kiat agar bisnis di bandara tetap terkelola dengan baik.

Angkasa Pura II ini tidak bisa diam, karena kalau kita diam dengan situasi hantaman yang sangat keras seperti ini kita hanya bisa menunggu nasib. Tapi yang kita lakukan dengan berbagai kiat bisnis,” kata Awaludin dalam dialog industri Bandara Aman, Perjalanan Nyaman, Kamis (1/10/2020).

Adapun kiat-kiat bisnis yang dimaksud oleh Awaludin, yakni pihaknya tidak berhenti berinovasi, dan mengembangkan bisnis optimis inisiatif dengan mengembangkan 3 hal yang dilakukan selama masa pandemi covid-19.

“Yaitu 1 April langsung kita canangkan ada tiga hal besarnya, pertama Apa yang disebut dengan fokus kita di aspek-aspek cost leadership banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus kita lakukan dalam aspek cost leadership,” ujarnya.

Menurutnya, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak boleh malu-malu dalam melakukan optimalisasi infrastruktur untuk fasilitas bandara. Meskipun demand pesawat terbang saat ini rendah pihaknya tetap membuka 4 sub terminal agar industri penerbangan bisa mengoptimalkan cost saving.

“Kalau saya sebut dalam angka, sejak Januari dengan kondisi saat ini cost-leadership Angkasa Pura II per September kini kita bisa menyimpan kurang lebih sekitar Rp 1,7 -1,8 triliun yang bisa kita saving dari alokasi, dan Ini yang mana disebut bagian dari bagian cost leadership kita,” ujarnya.

 

Efisiensi Capex

Kedua, pihaknya juga melakukan Capex. Program Capex Angkasa Pura II langsung melakukan penyesuaian, dan penyelesaiannya juga tidak tanggung-tanggung, yang seharusnya pada 2020 Capex kurang lebih Rp 7,8 triliun menjadi Rp 712 miliar saja.

“Kita lakukan lakukan capex efisiensi, kita lakukan pengurangan dan hampir 90 persen lebih sehingga kita hanya lakukan tahun kita hanya sekitar RP 712 miliar saja, yang kita fokuskan di situ capex-capex yang multi years yang memang harus jalan dari periode tahun sebelumnya,” jelasnya.

Demikian, kiat lainnya yaitu Angkasa Pura II menjaga dan memonitor cash flow. Sebab cash flow selama pandemi ini merupakan suatu hal yang mandatory, dimana banyak korporasi lain yang berjuang menjaga cash flow agar tetap stabil.