Pengertian

Botak atau kebotakan dikenal dengan sebutan alopecia dalam dunia medis. Kebotakan dan kerontokan rambut merupakan gangguan pertumbuhan rambut yang sering ditemukan.

Diagnosis kebotakan dapat dengan mudah dilakukan melalui pemeriksaan langsung pada rambut orang yang mengalaminya. Salah satu jenis kebotakan rambut yang paling sering ditemukan adalah alopesia androgenetik yang menjadi topik pembahasan dalam artikel ini. Umumnya kebotakan tersebut menunjukkan pola yang khas, yaitu botak pada daerah frontotemporal (area depan kepala).

Penyebab

Alopesia memiliki arti kerontokan rambut. Sedangkan istilah androgenetik mempunyai dua arti yang merujuk ke dua faktor penyebab utama, yaitu androgen dan kerentanan genetik. Kebotakan ini memang berhubungan dengan androgen. Hal ini dibuktikan dengan tidak munculnya kelainan alopesia pada seorang yang menjalani kastrasi (kebiri atau menghilangkan fungsi testis) sebelum pubertas. Faktor genetik juga berperan penting dalam kejadian kebotakan jenis ini. Penelitian pada orang dewasa kembar mendapati angka prevalensi hingga 80%–90 % pada kembar monozigot.

Perlu diingat bahwa siklus pertumbuhan rambut terdiri dari tiga fase, yaitu fase pertumbuhan (fase anagen), fase involusi katagen, dan fase istirahat (fase telogen). Rambut yang terlepas (eksogen) terjadi pada fase telogen. Pada kebotakan jenis ini, durasi fase anagen menurun, tetapi fase telogen tetap atau memanjang. Hal ini akan menyebabkan rambut gagal tumbuh optimal dan tidak mencapai panjang yang cukup untuk mencapai permukaan kulit. Pemanjangan fase laten ini kemudian juga menyebabkan penurunan jumlah rambut.

 Botak

Diagnosis

Diagnosis kebotakan dapat dilakukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik akan tampak adanya kebotakan pada regio frontotemporal (area depan kepala). Rambut cenderung tipis dan mudah rontok.

Temuan lain yang mendukung kebotakan adalah adanya riwayat penipisan garis rambut pada keluarga. Juga biasanya ditemukan rambut yang pendek dan tipis pada daerah frontal dan vertex.  Pemeriksaan pull test dilakukan untuk membantu evaluasi kerontokan rambut. Pemeriksaan dengan larutan KOH juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi jamur.

Gejala

Berikut tanda kebotakan yang dapat terlihat:

  • Kebotakan dimulai pada daerah depan rambut
  • Penipisan rambut daerah vertex (mahkota kepala)
  • Rambut mudah rontok

Pengobatan

Tanpa penanganan yang tepat, kebotakan atau alopesia androgenetik akan menjadi kelainan yang menyebabkan kebatakan yang progresif. Pilihan penanganan kebotakan jenis alopesia androgenetika mencakup pemberian obat, terapi pembedahan, dan kamuflase.

Salah satu obat yang dapat diberikan adalah Minoxidil. Minoxidil sebenarnya merupakan terapi antihipertensi, namun disiapkan dalam bentuk topikal yang dapat digunakan untuk menangani kerontokan rambut. Obat lain yang dapat digunakan adalah Finasteride. Finasteride merupakan penghambat 5α-reduktase tipe 2 dan mampu mencegah kebotakan.

Terapi pembedahan biasanya bertujuan untuk transplantasi rambut. Terapi ini cukup sering dilakukan dengan hasil yang memuaskan. Teknik kamuflase berupa penyisiran rambut ke daerah yang botak dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri pada penderita kebotakan.

Pencegahan

Pada dasarnya alopesia androgenetik merupakan jenis kebotakan yang terjadi karena faktor genetik. Oleh karena itu, belum ada pencegahan yang terbukti efektif untuk mencegah kebotakan jenis alopesia androgenetik.