Pengertian

Diseksi aorta atau aortic dissection merupakan kondisi dinding pembuluh darah aorta yang mengalami robekan. Aorta itu sendiri merupakan pembuluh darah terbesar dalam tubuh manusia, yang menjadi perantara untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Adanya robekan di dinding aorta akan menyebabkan adanya ruangan berisi darah antar lapisan dinding aorta. Kondisi diseksi aorta merupakan kondisi yang tergolong gawat darurat dan sering menyebabkan kematian.

Penyebab

Terdapat beberapa kondisi yang dapat mencetuskan diseksi aorta, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol
  • Cedera di daerah dada, misalnya setelah kecelakaan lalu lintas
  • Penyakit yang menyerang jaringan ikat, misalnya sindrom Marfan atau sindrom Ehler-Danlos
  • Lupus
  • Sindrom cushing
  • Kehamilan
  • Penggunaan obat psikoaktif seperti kokain dan ekstasi

Diagnosis

Pada pemeriksaan awal diseksi aorta, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik menyeluruh. Bila diduga diseksi aorta, pasien harus dirawat oleh dokter ahli jantung dan pembuluh darah.

Selanjutnya beberapa pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan adalah:

  • Rontgen dada untuk melihat gambaran jantung dan aorta.
  • Angiogram, yaitu pemeriksaan radiologi yang dilakukan memasukkan zat kontras ke dalam pembuluh darah, diperlukan untuk melihat besarnya robekan yang terjadi.
  • CT-scan dan MRI untuk melihat apakah diseksi aorta memburuk atau tidak.
  • Ekokardiografi untuk melihat kondisi pembuluh darah yang ada di jantung.

Gejala

Gejala utama diseksi aorta adalah nyeri dada. Nyerinya biasanya muncul mendadak. Banyak penderita menggambarkan nyeri yang dirasakannya seperti dadanya sedang disayat atau dirobek. Nyeri dada dapat menjalar ke pundak, lengan, dan leher. Kadang nyeri dadanya sulit dibedakan dengan nyeri dada karena serangan jantung.

Selain itu, gejala yang sering muncul adalah kulit tampak pucat, denyut nadi lemah, dan tekanan darahnya rendah.

Pengobatan

Diseksi aorta merupakan kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera. Pengobatannya tergantung tipe diseksi yang dialami. Terdapat dua tipe diseksi aorta, yaitu:

  • Tipe A, di mana diseksi terjadi di pembuluh darah aorta yang berhubungan langsung dengan jantung.
  • Tipe B, di mana diseksi terjadi di pembuluh darah aorta yang tak berhubungan langsung dengan jantung, misalnya di daerah perut.

Diseksi aorta tipe A umumnya diatasi dengan operasi, sementara diseksi aorta tipe B bisa diobati dengan obat-obatan. Operasi yang dilakukan pada diseksi tipe A adalah operasi pemotongan aorta yang mengalami robekan. Selanjutnya akan dilakukan penggantian aorta dengan mengambil pembuluh darah lain yang disambungkan ke aorta yang sudah dipotong (secara medis disebut graft).

Penderita diseksi aorta harus dirawat di ruang rawat intensif. Hal ini diperlukan karena penderita membutuhkan pemantauan tekanan darah, nadi, dan irama jantung secara terus menerus.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya diseksi aorta, penderita hipertensi dianjurkan untuk menjaga tekanan darahnya terkontrol. Tekanan darah dianggap terkontrol baik jika tekanan darah sistolik kurang dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 90 mmHg.

Agar tekanan darah terkontrol, beberapa hal yang perlu dilakukan anta lain adalah:

  • Mengatur pola makan dengan baik. Sebaiknya banyak mengonsumsi makanan tinggi serat, membatasi garam, dan mengurangi asupan lemak.
  • Melakukan latihan jasmani dengan teratur, minimal lima kali dalam seminggu dengan lama latihan minimal 30 menit.
  • Mengonsumsi obat anti-hipertensi dengan teratur sesuai petunjuk dokter
  • Melakukan pemeriksaan ke dokter setiap 3–6 bulan sekali, atau sesuai dengan anjuran dokter.
  • Menghindari asap rokok atau menghentikan kebiasaan merokok.