Pengertian

Gangguan dismorfik tubuh merupakan gangguan kejiwaan yang ditandai dengan obsesi berlebihan terhadap bagian-bagian kecil dalam tubuh. Penderitanya merasa bahwa ia jelek dan ada bagian tubuhnya yang cacat atau tidak simetris.

Contohnya: penderitanya merasa hidungnya terlalu besar, atau lipatan matanya tidak simetris. Padahal menurut orang lain, hal tersebut tidak masalah. Akibatnya, orang yang mengalami gangguan dismorfik tubuh kerap memiliki ide untuk melakukan operasi plastik.

Penyebab

Penyebab gangguan dismorfik tubuh belum diketahui pasti, namun diduga faktor genetik berperan besar dalam timbulnya penyakit ini. Orang yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang mengalami gangguan ini berisiko empat kali lipat untuk mengalaminya dibandingkan orang normal.

Gangguan dismorfik tubuh lebih rentan terjadi pada orang yang mengalami gangguan cemas dan gangguan obsesif kompulsif. Selain itu, diduga orang yang mengalami kekerasan seksual atau kekerasan fisik pada saat anak-anak juga lebih rentan mengalami gangguan dismorfik tubuh.

Diagnosis

Penyakit gangguan dismorfik tubuh dipastikan oleh psikiater (dokter spesialis kesehatan jiwa). Untuk menentukan penyakit ini, ada kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

  • Penderitanya mengalami preokupasi (pikiran terus menerus) mengenai kecacatan penampilannya padahal sebenarnya tidak ada bagian tubuhnya yang cacat. Atau kalaupun ada, respons penderitanya terlalu berlebihan.
  • Preokupasi ini menyebabkan gangguan dalam pekerjaan, gangguan dalam hubungannya dengan orang lain, atau gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
  • Tidak ada penyakit lain yang ditemukan pada penderita yang dapat menyebabkan kelainan ini

Gangguan Dismorfik Tubuh

Gejala

Orang yang menunjukkan gejala berikut ini perlu diwaspadai mengalami gangguan dismorfik tubuh:

  • Menghabiskan banyak waktu untuk mengamati wajah dan tubuhnya di cermin
  • Melakukan berbagai upaya untuk menutupi bagian tubuh yang dianggapnya cacat atau tidak simetris
  • Sering kali bertanya pada orang lain mengenai bagian tubuh si penderita untuk meyakinkan bahwa memang ada bagian tubuh yang tidak sempurna
  • Mengalami gangguan konsentrasi dalam sekolah atau pekerjaan akibat pikiran berlebihan terhadap tubuhnya
  • Melakukan operasi plastik atau berkonsultasi dengan dokter secara berulang-ulang untuk memperbaiki penampilannya

Pengobatan

Pengobatan gangguan dismorfik tubuh dilakukan oleh psikiater. Pengobatannya dengan psikoterapi dan obat-obatan.

Psikoterapi dilakukan dengan melakukan konseling dan terapi suportif untuk menggali permasalahan yang mendasari gangguan yang dialami, mencari jalan keluar dari permasalahan, dan menolong penderita untuk dapat meyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang salah dengan bagian tubuhnya.

Keluarga juga sering kali perlu dilibatkan dalam pengobatan. Sementara itu, obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan dismorfik tubuh adalah obat antidepresan.

Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk gangguan dismorfik adalah dengan mengajarkan dan meyakinkan seseorang untuk menerima bentuk tubuhnya, meyakini bahwa tubuhnya sehat, dan memotivasi untuk selalu berpikir positif terhadap bentuk tubuh dan kesehatan.