Pengertian

Gangguan kepribadian adalah kondisi ketika seseorang berpikir, merasa, berperilaku, bertindak atau berhubungan dengan orang lain secara unik. Bahkan bisa menyimpang atau bertolak belakang dengan perilaku orang lain pada umumnya.

Banyak jenis gangguan kepribadian yang mungkin terjadi. Tetapi secara umum, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelas, yaitu

  • Kelas pertama adalah perilaku aneh atau eksentrik.
  • Kelas kedua adalah perilaku dramatik, emosional, dan tak menentu.
  • Kelas ketiga adalah perilaku cemas dan ketakutan.

Penyebab

Penyebab gangguan kepribadian belum bisa dijelaskan dengan pasti. Gangguan ini diperkirakan disebabkan oleh gabungan beberapa faktor –seperti: genetik dan lingkungan, yaitu adanya faktor riwayat trauma karena kekerasan.

Gangguan Kepribadian

Diagnosis

Dokter menentukan diagnosis gangguan kepribadian dari gejala-gejala penderita. Pemeriksaan lebih lanjut dan detail akan dilakukan oleh dokter spesialis kejiwaan melalui percakapan mendalam. Berdasarkan wawancara medis yang dilakukan tersebut, dokter akan merekomendasikan metode pengobatan. Untuk penderita di bawah 18 tahun, gejala harus ada setidaknya selama satu tahun.

Gejala  

Gejala gangguan kepribadian sangat bervariasi bergantung dari jenisnya:

Kelas 1

  • Gangguan kepribadian paranoid
    • Penderita sulit untuk percaya pada orang lain karena takut dimanfaatkan.
    • Bersikap sangat berhati-hati dalam berhubungan dengan orang lain karena takut dikhianati.
    • Memperhatikan ancaman atau bahaya yang tidak diperhatikan oleh orang normal.
  • Gangguan kepribadian schizoid
    • Penderita tidak tertarik untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain, termasuk keluarga, karena merasa akan terganggu kebebasannya dan akan menimbulkan banyak masalah.
    • Lebih suka menyendiri.
    • Berperilaku dingin terhadap orang lain.
    • Tidak tertarik pada hubungan intim.
  • Gangguan kepribadian schizotipal
    • Sulit menjalin hubungan dekat dengan orang lain.
    • Mereka berpikir dan mengungkapkan diri mereka dengan cara yang dianggap aneh oleh orang lain.
    • Berperilaku eksentrik.
    • Mereka percaya dapat membaca pikiran orang lain atau memiliki kekuatan khusus seperti indra keenam.
    • Merasakan kecemasan jika orang lain tidak sependapat.
    • Merasa sangat cemas dan paranoid bila harus berada di situasi sosial.

Kelas 2

  • Gangguan kepribadian antisosial
    • Penderita mudah frustrasi dan sulit mengendalikan amarah.
    • Selalu menyalahkan orang lain atas masalah dalam kehidupan.
    • Bisa bersikap agresif dan kasar serta mengganggu orang lain dengan perilaku mereka.
    • Berperilaku berbahaya dan melawan hukum.
  • Gangguan kepribadian borderline (gangguan yang paling umum ditemui)
    • Penderita mengalami masalah dalam berpikir, memiliki perilaku impulsif, dan masalah dalam mengendalikan emosi.
    • Mereka mungkin memiliki hubungan yang intens namun tidak stabil dan sangat cemas orang akan meninggalkannya.
    • Memiliki pikiran bunuh diri dan sering merasa kesepian.
  • Gangguan kepribadian histrionik
    • Penderita tidak merasa nyaman ketika tidak menjadi pusat perhatian.
    • Mereka merasa harus menghibur orang lain.
    • Orang lain bisa memandangnya perilakunya sebagai dramatis atau terlalu berlebihan dalam menampakkan emosi.
    • Bergantung pada persetujuan orang lain.
    • Mudah dipengaruhi oleh orang lain.
  • Gangguan kepribadian narsisitik
    • Penderita merasa berbeda atau lebih baik dari orang lain.
    • Mereka bergantung pada orang lain karena memiliki kepercayaan diri yang rapuh.
    • Tidak suka jika diabaikan oleh orang lain.
    • Tidak menyukai keberhasilan orang lain.
    • Mendahulukan kepentingan pribadi dan sering dinilai egois
    • Memanfaatkan orang lain.

Kelas 3

  • Gangguan kepribadian avoidant
    • Penderita sering menghindari pekerjaan atau kegiatan sosial dengan orang lain
    • Sangat sensitif terhadap kritik
    • Khawatir terus-menerus jika ditolak
    • Khawatir ditertawakan atau dipermalukan orang lain
    • Menghindari hubungan, persahabatan, dan keintiman karena takut penolakan
    • Merasa kesepian dan terisolasi, dan inferior terhadap orang lain
    • Menolak mencoba aktivitas baru karena takut mempermalukan diri sendiri.
  • Gangguan kepribadian dependent
    • Penderita merasa membutuhkan dan tidak dapat mengambil keputusan tanpa bantuan orang lain
    • Membiarkan orang lain memikul tanggung jawab atas banyak aspek kehidupan
    • Menyetujui hal-hal yang dirasa salah
    • Tidak suka kesendirian atau kehilangan dukungan seseorang
    • Memiliki kepercayaan diri yang rendah
    • Melihat orang lain lebih mampu
    • Dinilai orang lain pasif dan terlalu patuh
  • Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
    • Penderita menjaga segala sesuatu agar teratur
    • Menetapkan standar tinggi yang tidak realistis untuk diri sendiri dan orang lain
    • Khawatir bila Anda atau orang lain mungkin membuat kesalahan
    • Mengharapkan malapetaka jika keadaannya tidak sempurna
    • Enggan mengeluarkan uang untuk diri sendiri atau orang lain
    • Memiliki kecenderungan untuk menggantung barang yang tidak memiliki fungsi atau nilai yang jelas.

Pengobatan

Pengobatan gangguan kepribadian biasanya meliputi terapi berbincang mendalam. Penderita berbicara dengan terapis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pemikiran, perasaan, dan perilaku mereka. Terapis juga mendengarkan dan mendiskusikan masalah penting dengan penderita untuk mencari solusinya.

Terapi biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang sulit ditentukan, minimal tiga bulan, namun juga tergantung pada tingkat keparahan gangguan mental tersebut.

Obat-obatan yang mungkin dibutuhkan termasuk antidepresan dan antipsikotik tergantung dari gangguan kepribadian yang terjadi.

Pencegahan

Belum ada cara jitu untuk mencegah gangguan kepribadian. Tetapi terdapat beberapa kiat yang dapat membantu meringankan kondisi penderita dengan gangguan kepribadian, seperti:

  • lebih mengenal kondisi gangguan kepribadian tersebut
  • berolahraga secara teratur
  • menghindari alkohol dan narkoba
  • menulis buku harian
  • memeriksa kesehatan secara rutin
  • melakukan kegiatan relaksasi –seperti yoga, meditasi, dan sejenisnya
  • tetap berhubungan dengan teman dan keluarga
  • bergabung dengan kelompok pendukung