Pengertian

Gigi bungsu adalah gigi molar ketiga, yaitu gigi geraham yang tumbuh paling akhir. Biasanya gigi ini baru tumbuh di usia 17–21 tahun. Gigi bungsu normalnya berjumlah empat dan terdapat masing-masing dua pada setiap sisi rahang.

Penyebab

Karena tumbuh paling akhir, maka gigi bungsu terkadang kekurangan ruang untuk tumbuh. Terutama pada mereka yang memiliki ukuran rahang yang kecil atau sempit. Sempitnya ruang untuk tumbuhnya gigi molar ketiga bisa juga terjadi karena pertumbuhan rahang yang kurang sempurna.

Studi menunjukkan, pertumbuhan rahang yang tak sempurna bisa dipicu oleh perubahan pola makan. Manusia modern belakangan ini cenderung makan makanan yang lunak sehingga rangsangan pertumbuhan tulang rahang pun berkurang. Makanan lunak yang mudah ditelan membuat rahang kurang aktif mengunyah. Sebaliknya, makanan yang berserat memerlukan kekuatan rahang dan waktu mengunyah lebih lama.

Perlu Anda ketahui bahwa sendi di ujung rahang merupakan titik tumbuh dan berkembangnya rahang. Bila proses mengunyah berkurang, maka sendi-sendi pun akan berkurang aktivitasnya dan membuat rahang tidak berkembang optimal sebagaimana mestinya.

Rahang manusia yang seharusnya cukup untuk menampung 32 gigi pun menjadi lebih sempit. Itu sebabnya gigi molar ketiga tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh.

Gigi bungsu yang tidak bisa tumbuh ke permukaan gusi disebut gigi impaksi. Gigi bungsu yang impaksi dapat terjadi karena beberapa penyebab. Ada faktor lokal yang umum terjadi, seperti:

  • Posisi gigi yang tidak normal
  • Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut
  • Penebalan tulang yang mengelilingi gigi
  • Kekurangan tempat untuk gigi tumbuh
  • Gigi susu yang terlambat tanggal
  • Pencabutan prematur pada gigi
  • Peradangan kronis penyebab penebalan mukosa di sekitar gigi
  • Efek adanya peradangan dan abses di sekitar gigi
  • Perubahan-perubahan pada tulang karena infeksi virus pada anak-anak

Diagnosis

Gigi bungsu yang impaksi dapat tumbuh sebagian atau sama sekali tidak tumbuh. Gigi impaksi yang tumbuh sebagian sering menyebabkan timbunan sisa makanan dan plak di jaringan sekitar gigi. Lama kelamaan kondisi ini bisa menimbulkan  komplikasi berupa peradangan jaringan di sekitar gigi yang disebut perikoronitis. Selain itu peradangan ini bisa menyebabkan karies atau gigi berlubang, bau mulut tak sedap, sampai abses gusi.

Tidak jarang pula terdapat gigi bungsu yang tumbuhnya lurus namun sebagian besar masih tertutup gusi. Apabila bagian gusi tersebut tergigit gigi lawannya, bisa timbul rasa nyeri dan kemudian meradang. Kondisi ini  disebut Operkulitis.

Gejala

Beberapa tanda yang sering mucul akibat gigi bungsu yang impaksi, antara lain:

  • Inflamasi/ peradangan, yaitu pembengkakan di sekitar rahang dan kondisi kemerahan pada gusi di sekitar gigi yang impaksi.
  • Terkikisnya gigi tetangga karena letak gigi bungsu impaksi menempel berdekatan.
  • Kista pada gigi bungsu impaksi.
  • Rasa sakit atau perih di sekitar gusi atau rahang dan sakit kepala terus menerus.

Pengobatan

Untuk menentukan rencana pengobatan pada gigi bungsu yang impaksi akan diperlukan pemeriksaan langsung dan menyeluruh oleh dokter gigi. Biasanya disertai dengan pemeriksaan penunjang berupa rontgen foto panoramik (foto jaringan gigi).

Selain itu perlu diperhatikan juga letak gigi bungsu yang impaksi terhadap tulang dan gigi tetangganya. Konsultasi pada dokter gigi atau dokter spesialis bedah mulut sebaiknya dilakukan agar mereka dapat memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur pengobatan gigi bungsu impaksi.

Pencegahan

Pertumbuhan gigi bungsu impaksi akibat faktor keturunan memang tidak dapat dicegah. Namun kondisi gigi macam ini sebetulnya sudah dapat diamati sejak tumbuhnya gigi tetap. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi dapat membantu memantau perkembangan gigi bungsu tersebut.

Asupan nutrisi berserat dan pola makan seimbang terutama pada masa pertumbuhan anak-anak juga dapat membantu merangsang perkembangan rahang agar tumbuh optimal. Pertumbuhan yang baik dapat menurunkan risiko kemungkinan terjadinya gigi bungsu impaksi.