Greysia Polii adalah atlet bulu tangkis Indonesia yang bermain di sektor tunggal putri
Informasi Pribadi
ProfesiPemain Bulu Tangkis
Nama LengkapGreysia Polii
Tempat LahirJakarta, Indonesia
Tanggal Lahir11 Agustus 1987
KebangsaanIndonesia
SektorGanda Putri
Peringkat dunia6 (bersama Apriyani Rahayu)
Tinggi/Berat Badan164/57

Greysia Polii merupakan pebulutangkis veteran Indonesia di sektor ganda putri. Lahir di Jakarta, 11 Agustus 1987, Greysia masih tetap membara untuk meraih medali.

Atlet yang memiliki darah Manado ini tercatat sudah masuk ke dalam Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) sejak berusia 16 tahun. Selama mendekam di Cipayung, Greysia telah bergonta-ganti pasangan bermain, baik di sektor ganda putri maupun ganda campuran.

Total Greysia telah gonta-ganti pasangan sebanyak tujuh kali hingga saat ini. Mulai dari Heni Budiman (2003-2004), Jo Novita (2005-2007), Muhammad Rijal (2006-2008), Vita Marissa (2007-2008), Nitya Krishinda Maheswari (2008-2009 dan 2013-2016), Meiliana Jauhari (2010-2012), dan Apriyani Rahayu (2017-sekarang).

Dari ketujuh pasangan tersebut, Greysia telah meraih beragam medali di berbagai ajang kejuaraan bergengsi. Mulai dari BWF World Championships, Asian Champioinships, SEA Games, Asian Games, hingga Piala Uber.

Bila ditotal, Greysia lebih banyak meraih medali bersama Jo Novita hingga saat ini. Greysia / Novita tercatat telah meraih 9 medali, beberapa diantaranya seperti medali perak SEA Games Filipina 2005, Singapura Terbuka 2005, Denmark Terbuka 2006, Prancis Terbuka 2007, hingga SEA Games Thailand 2007.

Jatuh ke Titik Terendah

Pasca didepaknya Jo Novita dari Pelatnas PBSI pada 2008, Greysia dipasangkan oleh Nitya Krishinda Maheswari yang juga tengah naik daun di sektor ganda putri. Bersama Nitya, Greysia mulai memupuk kembali kemenangan dan medali.

Namun, ketika tengah berusaha bangkit, Nitya harus mengalami cedera lutut dan membuatnya absen dari seluruh kegiatan bulu tangkis. Hal ini membuat Greysia harus mencari tandem baru guna meneruskan kariernya di sektor ganda putri.

Pelatih ganda putri saat itu, Eng Hian, akhirnya memasangkan Greysia dengan Meiliana Jauhari yang juga memiliki kemampuan serupa dengan Nitya. Sama seperti sebelumnya, Greysia / Meiliana harus memulai dari awal untuk mencari chemistry, gaya permainan, hingga memupuk medali bagi Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Greysia / Meiliana pun mulai diperhitungkan sebagai ganda putri andal asal Indonesia. Bahkan pada 2011 Greysia / Meiliana berhasil menduduki peringkat 5 besar dunia di sektor ganda putri. Mereka juga lolos pada babak kualifikasi Olimpiade London 2012 dan menjadi satu-satunya perwakilan sektor ganda putri di pesta olahraga terbesar itu.

Tapi, kala Greysia / Meiliana berlaga di grup C Olimpiade London 2012, pasangan ini terkena kasus yang mengakibatkan didiskualifikasinya mereka berdua. Hal ini berawal dari kekalahan pasangan kuat Tiongkok Tian Qing / Zhao Yunlei dari Christinna Pedersen / Kamilla Rytter Juhl di grup lain.

Karena tidak ingin bertemu pasangan Tiongkok di babak berikutnya, Greysia / Meiliana tampil tidak seperti biasanya kala bertemu ganda putri Korea Selatan Ha Jung-eun / Kim Ming-jung. Pasangan Indonesia ini tampil dengan setengah hati dan berharap kalah dari Korea Selatan agar tidak menjadi juara grup C dan bertemu lawan berat.

Niat buruk ini akhirnya tercium oleh wasit yang memimpin pertandingan tersebut. Greysia / Meiliana akhirnya diberi kartu hitam dan didiskualifikasi dari ajang Olimpiade London 2012. Akibatnya, pasangan ini mendapat banyak cacian serta hujatan dari masyarakat Indonesia akibat tindakan tidak sportifnya kala bertanding.

Hal ini juga berujung pada geramnya PBSI atas tindakan tersebut. Pasangan ini pun akhirnya langsung dibubarkan pasca dipulangkan ke Indonesia dan pelatih sektor ganda putri diberi pekerjaan rumah untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Mencoba Bangkit

Walaupun mencoreng nama baik Indonesia di Olimpiade London 2012, Greysia masih diberi kesempatan kedua untuk tetap berada di Pelatnas. Ia kemudian dipasangkan kembali dengan Nitya yang sudah kembali dari cedera pada 2013.

Bersama Nitya, Greysia perlahan bangkit dan menemukan kembali permainan terbaiknya. Hal ini dimulai dengan kemenangannya di ajang Swiss Terbuka 2014 dan meraih medali emas di Asian Games Incheon 2014.

Pasangan ini bahkan dapat menembus ranking 2 dunia berkat konsistensinya bermain pada 2015. Sehingga, Greysia / Nitya bisa dibilang harapan terbaik dari sektor ganda putri Indonesia kala itu.

Mereka bahkan bisa lolos ke Olimpiade Rio 2016 dan dapat menjadikan kesempatan tersebut sebagai ajang pembalasan terhadap kegagalan sektor ganda putri di Olimpiade London 2012, terutama bagi Greysia. Tapi, langkah mereka ternyata terhenti di perempat final usai kalah dari pasangan Tioingkok melalui dua gim langsung.

Pasca kekalahan di Olimpiade Rio 2016, cedera Nitya ternyata mulai kambuh kembali. Nitya bahkan harus kembali ke meja operasi dan memaksa pasangan ini untuk batal tampil di BWF Super Series Final 2016 di Dubai, Uni Emirat Arab.

Hampir Pensiun

Pasca cedera yang diderita Nitya, Greysia sejatinya ingin menggantung raket dan memutuskan pensiun. Namun, lagi-lagi pelatih Eng Hian menahan Greysia dan memberinya pasangan anyar untuk menemaninya bertanding.

Greysia akhirnya dipasangkan dengan pebulutangkis muda berbakat asal Konawe bernama Apriyani Rahayu pada 2017. Meski memiliki perbedaan umur sampai 10 tahun, tetapi Greysia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Asalkan Apri, sapaan akrab Apriyani Rahayu bisa mengikuti ritme permainan dirinya.

Untungnya, Apri merupakan tipe pemain pekerja keras dan mau mendengarkan saran dari Greysia. Sehingga, pasangan ini dapat melaju dengan cepat memperbaiki peringkat dan disegani di sektor ganda putri dunia.

Tercatat pasangan anyar ini langsung meraih Juara 1 di Thailand Terbuka 2017 dengan mengalahkan ganda putri tuan rumah Chayanit Chaladchalam / Phataimas Muenwong dengan dua gim 21-12, 21-12.

Kemudian, masih di tahun yang sama, Apriyani / Greysia juga menyabet Juara 1 di Prancis Terbuka 2017 dengan mengalahkan pasangan Korea Selatan Lee So-Hee / Shin Seung-Chang dengan dua gim 21-17, 21-15 dan meraih runner up di Hongkong Terbuka 2017 usai dikalahkan pasangan kuat Tiongkok Chen Qingchen / Jia Yifan melalui rubber game 21-14, 16-21, 15-21.

Kekuatan Ganda Putri Indonesia

Apriyani / Greysia dengan cepat menjelma sebagai kekuatan utama ganda putri asal Indonesia. Mereka langsung menembus peringkat 10 besar ganda putri dunia hanya dalam waktu satu tahun.

Berbagai medali di pelbagai kompetisi bergengsi juga dapat mereka raih setelah tampil fantastis sejak 2018. Mulai dari medali perunggu Asian Games Jakarta-Palembang 2018; medali emas SEA Games Filipina 2019; hingga BWF World Championships 2018 dan 2019.

Selain itu, Apriyani / Greysia juga mampu tampil fantastis di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Mereka berhasil mempersembahkan medali emas di sektor ganda putri untuk pertama kalinya bagi Kontingen Indonesia selama berpartisipasi di olimpiade.

Apriyani / Greysia berhasil mengandaskan perlawanan dari ganda putri terkuat Tiongkok Chen Qingchen / Jia Yifan dengan dua gim langsung 21-19, 21-15. Perolehan medali ini sekaligus menjaga tradisi emas Kontingen Indonesia di ajang olimpiade sejak Olimpiade Rio 2016.

Prestasi

BWF World Championship

  • 2015 Jakarta – Perunggu Ganda Putri
  • 2018 Nanjing – Perunggu Ganda Putri
  • 2019 Basel – Perunggu Ganda Putri

Olimpiade

  • 2020 Tokyo - Emas Ganda Putri

Asian Games

  • 2010 Guangzhou – Perunggu Beregu Putri
  • 2014 Incheon – Emas Ganda Putri
  • 2018 Jakarta-Palembang – Perunggu Ganda Putri dan Perunggu Beregu Putri

SEA Games

  • 2005 Manila – Perak Ganda Putri dan Perunggu Beregu Putri
  • 2007 Nakhon Ratchasima – Emas Ganda Putri dan Perak Beregu Putri
  • 2009 Vientiane – Perak Beregu Putri
  • 2013 Naypydaw – Perak Ganda Putri
  • 2017 Kuala Lumpur – Perunggu Beregu Putri
  • 2019 Filipina – Emas Ganda Putri dan Perak Beregu Putri

Piala Sudirman

  • 2005 Beijing – Perak Beregu Campuran
  • 2007 Glasgow – Perak Beregu Campuran
  • 2009 Guangzhou – Perunggu Beregu Campuran
  • 2011 Qingdao – Perunggu Beregu Campuran
  • 2015 Dongguan – Perunggu Beregu Campuran
  • 2019 Nanning – Perunggu Beregu Campuran

Piala Uber

  • 2008 Jakarta – Perak Beregu Putri
  • 2010 Kuala Lumpur – Perunggu Beregu Putri

 

Loading