Pemilik MNC Group
Informasi Profil
Nama LengkapBambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo
Tanggal Lahir26 September 1965
Tempat LahirSurabaya, Indonesia
KebangsaanIndonesia
ProfesiPengusaha, Politisi
PasanganLiliana Tanaja Tanoesoedibjo
AnakAngela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, Warren Haryputra Tanoesoedibjo.

Hary Tanoesoedibjo adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Pria kelahiran 26 September 1965 ini dikenal sebagai pemilik dari MNC Group.

Lahir dan besar di Surabaya, anak dari Ahmad Tanoesoedibjo ini menempuh pendidikan di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya sebelum meneruskan pendidikannya di Carleton University, Ottawa, Kanada pada tahun 1988 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration di kampus yang sama setahun berselang.

Karier bisnis Hary Tanoesoedibjo berawal pada tahun 1989 ketika ia menjadi pemegang saham sekaligus Presiden Eksekutif Grup PT. Bhakti Investama Tbk namun krisis ekonomi setelah runtuhnya Orde Baru membuat Hary melakukan berbagai merger dan akusisi. Hasilnya, pada tahun 2008 PT Bhakti Investama Tbk berganti nama menjadi Global Mediacom Tbk.

Sejak saat itu Hary mulai mengerucutkan bisnisnya kepada media penyiaran dan telekomunikasi dan akhirnya menjadi Presiden Direktur Mediacom pada tahun 2002. Setahun berselang ia lagi-lagi menjadi Presiden Direktur untuk dua perusahaan sekaligus yaitu PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) dan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).

Suami dari Liliana Tanaja Tanoesoedibjo ini perlahan mulai merambah dunia politik. Ia memutuskan untuk bergabung dengan Partai NasDem di tahun 2011, namun hanya bertahan dua tahun sebelum akhirnya mengundurkan diri pada 21 Januari 2013.

Sebulan berselang ia bergabung dengan Partai Hanura, tepatnya pada tanggal 17 Februari 2013.

Ambisinya dalam dunia politik membuat ia kembali hengkang dari Partai Hanura dan pada tanggal 7 Februari 2015 resmi membuat Partai Baru yang bernama Partai Persatuan Indonesia atau Perindo.

Diperiksa Kejaksaan Agung


Pengusaha Hary Tanoesoedibjo mengaku dicecar belasan pertanyaan saat diperiksa jajaran Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) terkait dugaan korupsi restitusi pajak Mobile 8.

Hal itu diutarakan Hary Tanoe usai diperiksa sekitar 3 jam lebih di gedung bundar Jampidsus, Senin sore (11/4/2016). "Belasan saja. Pertanyaan awal-awal administratif, selebihnya subtansif," kata Hary Tanoe usai diperiksa.

Ketua Umum Perindo itu mengaku sama sekali tidak terlibat dengan kasus yang kini tengah disidik Kejagung tersebut. Meski ia mengaku pernah menjabat sebagai komisaris Mobile 8.
Sebelumnya, dugaan korupsi PT Mobile-8 muncul setelah penyidik Kejagung menemukan transaksi palsu antara perusahaan tersebut dan PT Jaya Nusantara pada periode 2007-2009. Transaksi ini yang menjadi dasar pengajuan permohonan restitusi oleh perusahaan telekomunikasi tersebut.

Ketua tim penyidik dugaan korupsi PT Mobile 8, Ali Nurdin, menjelaskan PT Jaya Nusantara tidak mampu untuk membeli barang dan jasa telekomunikasi milik PT Mobile 8.

Transaksi diduga direkayasa dan seolah-olah terjadi perdagangan dengan membuatkan invoice sebagai fakturnya. Permohonan restitusi tersebut dikabulkan Kantor Pelayanan Pajak dan masuk ke bursa pada 2009.

Ambisi Perindo dalam Pilkada

Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan segera berlangsung Desember 2015. Partai Politik pun mulai bersiap-siap menyambut pesta demokrasi itu. Termasuk, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang baru didirikan.

Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo memastikan partainya akan terlibat Pilkada serentak 2015, meski belum memiliki jatah kursi di DPR maupun DPRD.

Hary Tanoe menjelaskan, keterlibatan Perindo dalam Pilkada 2015, adalah bekerjasama dengan partai lain dalam mengusung calon kepala daerah. Kerja sama itu telah dilakukan di sejumlah wilayah, dari total 269 wilayah yang akan menyelenggarakan pilkada serentak.

Hary Tanoe menegaskan, pihaknya tidak hanya fokus bekerja kepada satu partai, tetapi hampir semua partai yang cocok dengan partainya.

Namun Hary Tanoe menolak wacana penundaan pilkada serentak tahun ini. Sebab, jadwal pelaksanaan pilkada sudah jelas diatur dan harus dijalankan KPU.