Pengertian

Keringat berlebih atau hiperhidrosis adalah suatu kondisi dimana produksi keringat berlebihan yang tidak ada kaitannya dengan aktifitas fisik ataupun suhu udara. Penderita gangguan ini kerap merasa bajunya cepat basah dan telapak tangan sering berkeringat.

Selain mengganggu aktifitas sehari-hari, keringat berlebih atau hiperhidrosis juga dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Sebab kondisi ini menimbulkan gangguan cemas dan rasa malu.

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita gangguan keringat berlebih atau hiperhidrosis adalah infeksi kulit. Selain itu juga bisa menimbulkan gangguan fungsi sosial dan masalah emosional. Rasa malu yang muncul akibat keringat berlebihan atau bau badan dapat memengaruhi aktifitas sosial maupun performa saat bekerja.

Diagnosis

Diagnosis terhadap gangguan keringat berlebih atau hiperhidrosis dapat dilakukan melalui wawancara medis. Lewat pemeriksaan ini dokter akan menanyakan keluhan yang dirasakan penderita, riwayat penyakit, dan adanya kemungkinan penggunaan obat-obatan tertentu.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika gejalanya sangat jelas, dokter dapat langsung menentukan diagnosis. Namun jika dokter mencurigai adanya penyakit tertentu, seperti hipertiroid atau hipoglikemi (kadar gula darah rendah), maka akan dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Selain itu, ada juga tes keringat untuk menentukan daerah tubuh yang mengeluarkan keringat berlebihan dan memperkirakan tingkat keparahan kondisinya. Pemeriksaan tersebut antara lain:

  • Iodine-starch test
  • Thermoregulatory sweat test
  • Skin conductance

Hiperhidrosis

Gejala

Gejala keringat berlebih atau hiperhidrosis yang paling mudah dikenali adalah munculnya keringat yang berlebihan di bagian tubuh terntentu. Misalnya telapak tangan, telapak kaki, wajah, ketiak, atau bahkan seluruh tubuh. Gejala tersebut setidaknya menetap selama minimal satu minggu.

Keringat berlebih atau hiperhidrosis biasanya mulai muncul pada usia dewasa muda. Produksi keringat yang berlebihan ini dapat menyebabkan masalah, stres, dan malu. Keringat yang berlebihan tersebut biasanya akan menimbulkan tanda kekuningan di pakaian.

Pengobatan

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keringat berlebih atau hiperhidrosis antara lain adalah:

  • Penggunaan antiperspirant. Antiperspirant yang mengandung aluminium chloride merupakan terapi awal yang akan diberikan. Perlu diperhatikan bahwa produk ini dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Cara pemberiannya adalah dengan mengoleskannya langsung di daerah tubuh yang sering berkeringat sebelum tidur dan membersihkannya saat bangun tidur. Jika muncul iritasi, gunakan krim hidrokortison.
  • Obat antikolinergik. Obat ini dapat digunakan pada beberapa kondisi tertentu untuk mengurangi produksi keringat.
  • Botulinum toxin (botox). Terapi ini sudah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) untuk mengatasi hiperhidrosis, terutama di daerah ketiak. Suntikan botox bekerja dengan memblok saraf yang menghasilkan kelenjar keringat. Efeknya berlangsung selama 6-12 bulan dan harus diulang.
  • Iontophoresis. Alat ini digunakan untuk air yang terionisasi ke kulit dengan menggunakan aliran listrik.
  • Operasi. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat kelenjar keringat atau bahkan operasi saraf. Namun ini merupakan pilihan terakhir, jika terapi lainnya tidak membuahkan hasil. Operasi saraf dilakukan dengan memotong saraf yang mengontrol keringat.

Perlu diingat bahwa bentuk pengobatan di atas harus dilakukan setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Tujuan utama pengobatan pada gangguan keringat berlebih atau hiperhidrosis adalah untuk mengontrol agar produksi keringat tidak berlebihan. Namun pengobatan tergantung dari penyebabnya. Jika ada kondisi medis yang menjadi penyebabnya, maka tentu saja hal tersebutlah yang harus diatasi pertama kali.

Penyebab

Penyebab keringat berlebih atau hiperhidrosis paling sering adalah faktor genetik. Namun gangguan ini bisa juga disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Berkeringat pada dasarnya merupakan respons normal tubuh untuk menjaga suhu tubuh agar tidak terlalu panas. Saat suhu tubuh meningkat, sistem saraf secara otomatis akan merangsang kelenjar keringat untuk mengeluarkan keringat.

Berkeringat juga biasanya muncul saat ada perasaan cemas. Pada keringat berlebih atau hiperhidrosis, saraf yang merangsang kelenjar keringat menjadi terlalu reaktif. Saat stres dan cemas, biasanya jumlah keringat yang dikeluarkan akan semakin banyak.

Keringat berlebih atau hiperhidrosis terdiri dari:

  • Hiperhidrosis primer. Penyebab hiperhodrosis jenis ini belum diketahui secara pasti, namun faktor genetik memiliki peranan penting. Hiperhidrosis primer biasanya terjadi pada telapak tangan, telapak kaki, dan terkadang di wajah.
  • Hiperhidrosis sekunder. Keringat berlebih pada hiperhidrosis tipe ini muncul hampir di seluruh tubuh. Hiperhidrosis sekunder disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti penggunaan obat-obatan tertentu, diabetes, menopause, kadar gula darah rendah, hipertiroid, serangan jantung, penyakit infeksi, kanker, tuberculosis, Parkinson, dan stroke