Pengertian
Infeksi usus (enterokolitis atau koloenteritis) adalah peradangan yang terjadi pada usus, baik yang terjadi di usus kecil (duodenum, jejunum, dan ileum) maupun di usus besar (kolon). Peradangan ini terjadi pada lapisan dalam usus sehingga menimbulkan berbagai gejala.
Secara keseluruhan, ada dua jenis infeksi usus:
- Colitis pseudomembrane, yaitu peradangan berat yang terjadi di usus besar. Peradangan terjadi karena peningkatan bakteri Clostridium difficile dalam jumlah besar. Normalnya, bakteri ini memang terdapat pada usus besar. Namun, jika terdapat peningkatan tak terkendali dari jumlah bakteri tersebut, maka dapat memicu terjadinya peradangan.
- Necrotizing enterocolitis, yaitu terbentuknya jaringan mati (nekrosis) dalam usus. Kondisi ini sering terjadi pada bayi prematur. Hal lain yang perlu diketahui dari infeksi usus ini adalah kemungkinan terjadinya komplikasi pada penderita necrotizing enterocolitis (NEC) –seperti gangguan hati dan usus berlubang.
- Antibiotic-associated enterocolitis, yaitu infeksi usus yang terjadi akibat konsumsi antibiotik yang menyebabkan banyak bakteri mati. Pada saat itu, bakteri Clostridia difficile mudah menyerang dan menginfeksi.
- Hemorrhagic enterocolitis, yaitu infeksi usus akibat bakteri Escheria coli. Infeksi usus ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti gagal ginjal, kerusakan saraf, dan stroke.
Penyebab
Ada beberapa penyebab infeksi usus, bergantung pada tipenya. Berikut beberapa penyebabnya:
-
Necrotizing enterocolitis
Infeksi usus ini diikuti oleh kematian jaringan pada lapisan dalam usus. Tipe ini lebih sering ditemui pada bayi yang lahir prematur atau bayi yang sakit. Penyebab pastinya masih belum diketahui. Beberapa pendapat merujuk pada sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna sehingga bayi lebih mudah terinfeksi bakteri.
Ada pula dugaan lain, yaitu karena terlalu banyak memberi makan pada bayi dan hilangnya aliran darah atau oksigen ke usus. Biasanya bayi menjadi tidak mau makan sama sekali, rewel, dan menunjukkan beberapa gejala tertentu. Misalnya: perut kembung, bengkak atau berubah warna, buang air besar atau BAB berdarah, diare, dan muntah.
Gejala infeksi umum juga dapat muncul dalam bentuk demam, gangguan pernapasan, dan kelelahan. Oleh karena itu, tipe infeksi pada bayi ini dapat berakibat fatal.
-
Antibiotic-associated enterocolitis
Infeksi usus ini terjadi ketika seseorang tengah mengonsumsi antibiotik yang menyebabkan banyak bakteri mati. Pada saat itu, bakteri Clostridia difficile dapat dengan mudah menyerang dan menginfeksi. Bakteri tersebut menghasilkan racun yang dapat merusak dinding dalam usus.
Gejala bisa timbul pada 10 hari setelah mengonsumsi antibiotik. Biasanya gejala yang terjadi meliputi perut kembung, keram perut, diare cair, demam, lelah, merasa tidak sehat, nyeri perut hebat.
-
Colitis pseudomembrane
Infeksi jenis ini biasanya juga berhubungan dengan antibiotik dan merupakan kelanjutan dari antibiotic-associated enterocolitis. Colitis pseudomembrane juga melibatkan peradangan lapisan usus dan usus itu sendiri.
Gejalanya meliputi diare cair dengan aroma yang sangat busuk, demam, dan kram perut yang disertai nyeri. Pada pemeriksaan tinja juga dapat ditemukan sel darah putih, lendir, dan protein.
-
Hemorrhagic enterocolitis
Infeksi usus ini dapat disebabkan karena racun bakteri Escheria coli. Gejalanya meliputi kram perut hebat, diare cair, diare berdarah, dan demam. Infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya jika tidak diobati.
Bakteri biasanya masuk ke peredaran darah dan menginfeksi organ lainnya. Pada kasus yang parah, penderita dapat mengalami sindrom hemolitik uremik yang meliputi gagal ginjal, kerusakan saraf, dan stroke.
Diagnosis
Dokter akan menetapkan diagnosis infeksi usus berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan seperti:
- tes darah
- tes kultur darah
- tes tinja
- CT scan
- MRI
Selain itu, pemeriksaan USG juga dapat dilakukan. Tujuannya untuk memeriksa kondisi usus kecil dan usus besar lebih saksama.
Gejala
Gejala umum infeksi usus yang biasanya dikeluhkan oleh penderitanya meliputi:
- demam
- bengkak sekitar perut
- mual
- muntah
- diare
- lelah
- merasa tidak sehat
- buang air besar berdarah
Pengobatan
Penanganan infeksi usus dilakukan sesuai dengan tipe infeksi dan tingkat keparahan serta perkembangan penyakit. Biasanya penderitanya akan dirawat untuk diawasi dengan saksama, termasuk mendapatkan pertolongan awal berupa infus untuk mengganti cairan yang hilang dari diare. Beberapa kasus infeksi bahkan membutuhkan transfusi darah atau trombosit.
Pada kasus kambuh kembali, dokter akan melakukan transplantasi mikrobial tinja, yaitu mengganti mikroorganisme pada usus yang rusak dengan bakteri normal pada donor. Pengobatan dengan obat anti diare tidak dilakukan karena dapat memperburuk infeksi usus.
Antibiotik juga jarang digunakan karena dapat menimbulkan infeksi yang lain dan bahkan komplikasi. Tapi pada beberapa kasus, ada kalanya antibiotik diberikan untuk mencegah serangan bakteri lain. Operasi mungkin akan dilakukan pada pasien yang jaringan ususnya sudah rusak.
Pencegahan
Infeksi usus memang sulit dicegah dengan tindakan yang spesifik. Tapi ada baiknya Anda melakukan langkah berikut untuk menjaga kondisi tubuh dan pencernaan:
- Memperkuat daya tahan tubuh dengan makanan sehat dan cukup istirahat.
- Menghindari atau batasi makanan yang sulit dicerna seperti makanan pedas, produk susu dan olahannya, atau daging merah.
- Memperhatikan kebersihan makanan. Cuci dan masak bahan makanan dengan baik dan benar.
- Lakukan langkah mudah yang selalu dianjurkan untuk mencegah berbagai penularan penyakit, yaitu mencuci tangan secara teratur. Lakukan sebelum makan, sebelum dan setelah memasak, juga setiap kali selesai beraktivitas di luar rumah atau dari kamar kecil.