Pengertian

Kejang merupakan perubahan kondisi tubuh yang terjadi akibat aktivitas listrik otak yang tidak normal. Umumnya gangguan aktivitas listrik di otak ini terjadi dalam waktu yang singkat (kurang dari 30 menit). Gejala kejang bisa berbeda-beda, namun umumnya saat kejang terjadi kontraksi otot yang tidak dapat dikendalikan. 

Kejang secara umum dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Kejang Umum
    Jenis kejang ini ditandai dengan seluruh bagian otak mengalami gangguan aktivitas listrik dari awal hingga akhir kejang.

  2. Kejang Fokal
    Kejang fokal diawali dengan hanya bagian otak tertentu yang mengalami gangguan aktivitas listrik.

Penyebab

Penyebab paling sering dari kejang berulang adalah epilepsi. Epilepsi dapat mulai terjadi saat anak maupun dewasa. 

Selain itu, kejang juga dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti:

  • Kejang demam (kejang yang terjadi pada anak berusia 6 bulan - 6 tahun, yang hanya muncul saat demam)
  • Gula darah yang terlalu rendah
  • Stroke atau cedera kepala
  • Kecacatan bawaan
  • Infeksi selaput otak (meningitis) atau infeksi otak (ensefalitis)
  • Tumor otak
  • Eklampsia (kejang yang terjadi pada ibu hamil dengan tekanan darah tinggi)

Kejang

Diagnosis

Bila seseorang mengalami kejang, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk menentukan penyakit apa yang menyebabkan kejang tersebut. 

Pada kejang yang diduga disebabkan karena epilepsi, pemeriksaan yang dilakukan adalah EEG (elektroensefalografi). Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah ada aktivitas listrik abnormal di otak.

Pada kejang yang disebabkan karena infeksi di otak atau di selaput otak, pemeriksaan yang dilakukan adalah punksi lumbal (pemeriksaan untuk mengambil sedikit cairan otak, dilakukan dengan menusukkan jarum suntik di tulang belakang), CT scan, atau MRI (magnetic resonance imaging).

Gejala

Gejala kejang umum dan kejang fokal berbeda. Pada kejang umum, penderitanya tidak sadarkan diri sejak awal hingga berakhirnya kejang. Kejang umum diklasifikasikan menjadi: 

  • Kejang tonik klonik: pada kejang ini, tubuh penderita kaku sedangkan ekstremitas atas dan bawah berkontraksi terus menerus (kelojotan).
  • Kejang absans: penderitanya terlihat seperti hanya melamun selama beberapa saat. Namun sebenarnya saat melamun, penderita kejang tersebut tidak sadarkan diri.
  • Kejang mioklonik: kejang yang terjadi berupa kedutan otot di bagian tubuh tertentu, namun penderita kejang tidak sadar.
  • Kejang atonik: kejang ditandai dengan penderita tidak sadar dan sekujur tubuhnya mendadak lunglai

Sementara itu, pada kejang fokal, penderitanya sadar saat kejang namun ada bagian tubuh yang bergerak tak terkendali. Misalnya mulut tiba-tiba mengecap, kaki bergerak-gerak, dan sebagainya. Kejang fokal biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 2 menit.

Pengobatan

Saat menghadapi seseorang yang mengalami kejang, berikut ini pertolongan pertama yang harus dilakukan:

  1. Jangan panik.
  2. Lindungi penderita kejang dari bahaya dengan cara membaringkannya di lantai, jauhkan dari objek-objek yang dapat membuatnya terbentur.
  3. Tidak perlu memegangi dan berusaha meredam gerakan tubuh penderita yang mengalami kejang.
  4. Jangan memasukkan benda apapun (sendok, jari, dan sebagainya) ke dalam mulut orang yang sedang kejang.
  5. Hubungi rumah sakit terdekat, atau ambulans gawat darurat di kota Anda (misalnya 118 di Jakarta).
  6. Bila ini bukan kejang pertama, umumnya penderitanya sudah mempunyai persediaan obat antikejang. Bila ada, obat ini dapat dimasukkan ke dalam anus saat kejang.

Setelah kejang berakhir, umumnya penderita kejang akan terlihat mengantuk atau bahkan tertidur. Hal ini wajar. Namun yang penting, pastikan bahwa ia bernapas dengan teratur seperti biasanya. Longgarkan pakaiannya, jangan beri makan atau minum sampai sadar betul, dan siapkan untuk dibawa ke rumah sakit.

Pengobatan kejang di rumah sakit tergantung pada penyebab kejangnya. Bila kejang disebabkan oleh epilepsi, umumnya dokter akan memberikan obat antiepilepsi yang harus diminum terus menerus dalam jangka panjang untuk mencegah kejang timbul lagi di kemudian hari.

Bila kejang disebabkan oleh infeksi, pengobatannya adalah dengan mengatasi infeksinya. Dapat diberikan antivirus, antibiotik, antijamur, atau antiparasit tergantung kuman apa yang menjadi penyebabnya.

Bila kejang terjadi akibat kadar gula darah terlalu rendah, pengobatan utamanya adalah dengan menyuntikkan larutan gula ke pembuluh darah.

Pencegahan

Tak semua kejang dapat dicegah. Pencegahan kejang sangatlah tergantung pada penyebabnya. Pada kejang yang disebabkan karena epilepsi, pencegahannya adalah dengan mengkonsumsi obat epilepsi dengan teratur sesuai petunjuk dokter.

Pada kejang karena gula darah yang rendah pada penderita diabetes, pencegahan dilakukan dengan makan yang cukup serta minum obat antidiabetes sesuai dengan aturan dokter.