Pengertian

Kutu kemaluan merupakan jenis parasit yang terdapat pada rambut kemaluan. Kutu yang bentuknya menyerupai kepiting ini hidup dengan mengonsumsi darah penderitanya.

Di luar tubuh, kutu kelamin bisa bertahan 1–2 hari tanpa pasokan makanan apa pun. Walaupun umumnya hidup di rambut kemaluan, kutu kemaluan juga bisa menyebar ke area tubuh lain yang berambut. Misalnya ketiak, kumis atau bahkan kepala lewat kontak seksual.

Kutu kemaluan dapat dialami siapa saja. Meski demikian, risikonya meningkat pada mereka yang menderita infeksi menular seksual (IMS). Jadi bila ditemukan kutu kemaluan pada seseorang, sebaiknya orang tersebut juga melakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya IMS.

Pada anak, ditemukannya kutu kemaluan dapat mengindikasikan adanya pelecehan seksual.

Kutu Kemaluan

Diagnosis

Penentuan diagnosis kutu kemaluan dapat ditetapkan bila ditemukan telur atau kutu dewasa yang melekat pada rambut di daerah kemaluan. Begitu juga bisa ditemukan di area tubuh lain yang berambut.

Telur kutu kemaluan berbentuk bulat oval dan berwarna kecokelatan. Sedangkan kutu dewasanya berwarna kuning keabu-abuan dan berukuran sekitar 2 milimeter.

Penyebab

Kutu kemaluan disebabkan oleh infeksi parasit yang umumnya hidup di rambut kemaluan. Bila tidak ditangani, kutu ini dapat menyebar ke area tubuh lain yang juga berambut. Misalnya rambut kepala, kumis, jenggot, ataupun ketiak melalui hubungan seksual.

Dalam siklus hidupnya, kutu kemaluan memiliki tiga bentuk, yaitu:

  • Telur. Kutu kemaluan berada dalam fase telur selama 6–10 hari dan kemudian menetas menjadi larva
  • Larva atau nymph. Nymph merupakan kutu yang baru saja menetas dan membutuhkan waktu 2–3 minggu untuk tumbuh menjadi kutu dewasa.
  • Kutu dewasa. Berukuran kurang lebih 2 milimeter, kutu ini hidup dengan mengonsumsi darah inangnya. Kutu kelamin memiliki 6 kali dengan dua kaki depan yang berukuran cukup besar. Dua kaki ini tumbuh menyerupai capit kepiting sehingga sering disebut sebagai kutu kepiting.

Penyebaran kutu kemaluan terjadi melalui kontak seksual. Walaupun dapat menyebar lewat benda lain –seperti handuk, seprai, maupun kain– namun angka kejadiannya sangat langka.

Faktanya, kutu kemaluan hanya dapat hidup 1–2 hari di luar tubuh manusia dan kemudian akan mati. Baik telur maupun kutu dewasa pun tidak mudah lepas dari rambut penderitanya kecuali kutu tersebut sudah mati. Kutu juga tidak dapat melompat dari satu tempat ke tempat lainnya.

Gejala

Gejala utama yang menunjukkan adanya kutu kemaluan adalah rasa gatal. Bila dilihat, akan didapati telur atau kutu dewasa yang melekat pada rambut. Kondisi ini harus segera diatasi. Jika tidak segera diobati, kutu dapat menyebabkan infeksi maupun iritasi pada kulit.

Selain itu dapat muncul gejala penyerta lain, seperti:

  • Demam yang tidak terlalu tinggi
  • Lemas
  • Bintik-bintik berwarna pucat di daerah gigitan kutu

Pengobatan

Penanganan kutu kemaluan dilakukan dengan pemberian obat-obatan, seperti:

  • Permetrin 1% yang mengandung pyrethrins dan piperonyl butoxide.
  • Sampo lindane. Penggunaan sampo ini harus dilakukan dengan petunjuk dan pengawasan dokter. Hal ini karena efek sampingnya yang dapat memengaruhi fungsi otak dan sistem saraf.
  • Karena efek samping tersebut, sampo lindane tidak digunakan sebagai pengobatan utama. Hindari juga pemberian sampo ini pada anak-anak, ibu hamil dan menyusui, pasien dengan luka di kulit kemaluan, dan lansia.
  • Malathion 0.5%. Obat ini dapat membunuh telur dan kutu dewasa secara bersamaan.
  • Lotion ivermectin

Pencegahan

Untuk mencegah penyebaran kutu kelamin, hindari penggunaan bersama baju, seprai, sarung bantal, guling, handuk serta pakaian dalam dengan seseorang yang terinfeksi kutu kemaluan. Selain itu, hindari pula melakukan kontak seksual selama seorang penderita kutu kemaluan masih dalam pengobatan.