Mbok Yem merupakan pemilik warung puncak Lawu 'Argo Dalem'. Pemilik nama asli Wakiyem ini sudah 35 tahun berjualan di puncak gunung Lawu.
Bagi pendaki, kehadiran Warung Mbok Yem sangat berguna. Selain untuk mengisi tenaga, warung Mbok Yem juga menjadi tempat istirahat yang pas. Terlebih, saat mendaki gunung Lawu biasanya ada kendala medis sehingga warung Mbok Yem bisa menjadi tempat untuk memulihkan kondisi para pendaki.
Turun Gunung saat Lebaran Saja
Bagi pendaki gunung Lawu tentu sudah tak asing dengan sosok bernama Mbok Yem. Mbok Yem membuka warung di puncak Lawu. Lokasi dari warung Mbok Yem sangat strategis di antara titik pertemuan tiga jalur pendakian via Cemoro Sewu, Comoro Kandang, dan Cetho.
Sosok Mbok Yem yang ramah turut menyisakan kenangan tersendiri bagi pencinta alam, Yeyen Choiri (21). Dikutip dari Solopos.com, Yeyen menceritakan bahwa warung Mbok Yem selalu membantu dia dan rekan-rekannya saat mendaki Gunung Lawu. Posisinya yang strategis sangat menguntungkan para pendaki. Yeyen juga memberikan informasi bahwa Mbok Yem yang sudah tua hanya turun gunung setahun sekali saat Lebaran.
"Mbok Yem itu kan sudah tua, jadi turun gunung hanya setahun sekali kalau pas Lebaran saja," ujar Yeyen.
Mbok Yem Ditandu saat Turun Gunung
Baru-baru ini muncul video viral yang menampilkan sosok Mbok Yem ditandu turun gunung oleh para pria. Mbok Yem ditandu turun gunung untuk mudik menjelang Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Beliau turun gunung dari warung yang berada di ketinggian 3.150 mdpl.
Dalam video yang beredar, setidaknya ada empat pemuda yang bergantian menjadi pemandu dalam proses Mbok Yem turun gung. Momen perjuangan Mbok Yem turun gunung dengan cara ditandu ini sukses menyita perhatian banyak orang terutama yang pernah mendaki gunung Lawu dan mampir ke warung Mbok Yem.
“Mbok Yem akhirnya turun gunung untuk merayakan lebaran bersama keluarganya di kampung halamannya di Magetan,” tulis akun Instagram @magetanbanget, Rabu (27/4.2022).
Kedai Warung Tertinggi di Indonesia
Fakta menarik tentang Warung Mbok Yem yakni disebut sebagai kedai warung tertinggi di Indonesia. Warung Mbok Yem terletak 3.150 mdpl. Bagian depan warung Mbok Yem tampak penuh dengan stiker peninggalan para pendaki. Di atap warung Mbok Yem terpasang benda persegi panjang berwarna hitam dengan corak kotak-kotak sebagai panel surya.
Warung Mbok Yem yang sederhana ini menjadi salah satu penyelamat pendaki. Pendaki yang merasa kelaparan bisa mengisi perut di sana. Selain itu, Mbok Yem juga menjadi tempat evakuasi seperti penanganan medis apabila ada kendala bagi para pendaki.
Mbok Yem hampir menghabiskan waktunya di warung puncak Lawu. Mbok Yem hanya turun setahun sekali saat ramadan. Oleh sebab itu, warung Mbok Yem cukup lengkap secara logistik seperti ada televisi, kulkas, penanak nasi, dan lampu.
Lalu dari mana energi listrik yang diperoleh warung Mbok Yem? Energi listrik warung Mbok Yen didapatkan dari panel surya yang menangkap panas matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Listrik yang didapatkan dari panel surya, membuat Mbok Yem bisa menikmati kehidupannya di puncak gunung dengan fasilitas tersedia.
"Sebagian besar hidupnya itu ada di Gunung Lawu. Makanya ada panel surya untuk listrik yang membantu Mbok Yem beraktivitas," ujar Pencinta Alam, Yeyen.
Fakta tentang Warung Mbok Yem yang perlu kamu ketahui lainnya adalah menu dari Warung Mbok Yem. Mbok Yem memiliki menu andalan yakni nasi pecel telur ceploknya dengan harga Rp15 ribu. Tak hanya itu, ada juga menu andalan Warung Mbok Yem yakni nasi soto.
Tempatnya yang strategis di antara pertemuan tiga jalur pendakian via Cemoro Sewu, Comoro Kandang, dan Cetho membuat warung Mbok Yem ramai pendaki. Banyak pendaki harus sabar mengantre untuk mendapatkan makanan dari warung Mbok Yem. Meski mengantre, pendaki cukup terbantu dengan kehadiran warung berusia 3 dekade lebih ini di puncak gunung Lawu.