Pengertian

Oklusi arteri retina (central retinal vein occlusion/ CRAO) merupakan penyakit mata yang ditandai dengan tersumbatnya pembuluh darah arteri retina secara mendadak.

Retina merupakan lapisan tipis pada mata bagian belakang yang memiliki peran untuk mengubah cahaya menjadi sinyal saraf agar dapat ‘dibaca’ oleh otak. Di retina terdapat dua pembuluh darah utama, yaitu arteri retina sentral dan vena retina sentral. Kedua pembuluh darah ini berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi agar retina bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Pada gangguan oklusi arteri retina, karena terjadi sumbatan tiba-tiba pada arteri, maka penglihatan penderitanya akan menurun secara mendadak.

Penyakit oklusi arteri retina lebih banyak dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan. Umumnya penderitanya berusia 40 tahun ke atas.

Penyebab

Oklusi arteri retina dapat disebabkan oleh berbagai hal, dii antaranya adalah:

  • Hipertensi tidak terkontrol
  • Diabetes melitus
  • Penyakit katup jantung
  • Penyakit jantung bawaan
  • Pengguna narkoba jarum suntik
  • Kondisi pengentalan darah (hypercoagulable state), misalnya pada pengguna kontrasepsi oral, penderita polisitemia, atau sindrom antifosfolipid (sindrom Hughes)

Diagnosis

Penentuan diagnosis oklusi arteri retina dapat dipastikan oleh dokter spesialis mata. Bila didapati ada dugaan terjadinya gangguan ini, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk melihat kondisi retina dengan menggunakan alat funduskopi. Alat ini berbentuk seperti senter kecil untuk melihat kedalaman retina.

Selain itu, akadang diperlukan juga pemeriksaan optical coherence tomography (OCT) untuk melihat kondisi lapisan-lapisan retina dengan detail. Untuk memastikan hasil diagnosis, dokter juga akan memeriksa gula darah, kolesterol darah, tekanan darah, serta ekokardiografi untuk menentukan penyebab dari oklusi arteri retina.

Gejala

Gejala utama dari oklusi arteri retina adalah turunnya ketajaman penglihatan secara mendadak. Namun biasanya hal ini hanya terjadi pada satu sisi mata. Gangguan penglihatan ini tidak disertai dengan keluhan gatal atau nyeri.

Gangguan penglihatan yang terjadi biasanya cukup berat. Bahkan penderita bisa sampai tidak dapat membaca huruf sama sekali, sekalipun huruf yang tertulis berukuran cukup besar.

Penderita oklusi arteri retina harus mewaspadai adanya sumbatan mendadak di organ lainnya. Misalnya sumbatan mendadak di jantung (menyebabkan serangan jantung), atau sumbatan mendadak di otak (menyebabkan stroke). Tak jarang beberapa hari setelah terjadi oklusi arteri retina, penderitanya mengalami serangan jantung.

Pengobatan

Hingga saat ini, pengobatan yang tepat untuk memulihkan penglihatan pasca oklusi arteri retina masih dalam tahap penelitian. Ada beberapa pilihan pengobatan yang umumnya dilakukan, yaitu:

  • Masase bola mata

Tindakan ini dilakukan dengan menekan bola mata selama 5–15 detik, lalu tekanan dilepaskan. Hal ini bisa diulangi beberapa kali. Tindakan ini bertujuan untuk melepaskan sumbatan arteri yang terjadi.

  • Parasentesis

Parasentesis merupakan tindakan mengeluarkan sebagian cairan di dalam bola mata. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan jarum suntik. Agar tidak menyebabkan nyeri, mata akan ditetesi dengan obat anestesi sebelum tindakan dilakukan.

  • Obat-obatan

Obat-obatan untuk menurunkan tekanan bola mata juga dapat diberikan. Misalnya acetazolamide, atau obat diuretik lainnya.

  • Laser Nd:YAG

Laset Nd:YAG dapat membantu untuk menghancurkan sumbatan arteri retina. Jika dilakukan dengan cepat, tindakan ini bisa memperbaiki penglihatan. Namun laser ini juga memiliki komplikasi seperti terbentuknya aneurisma dan perdarahan vitreus.

  • Terapi hiperbarik

Terapi hiperbarik diberikan dengan memberikan oksigen 100 persen dalam tekanan tinggi. Terapi ini bermanfaat untuk oklusi arteri retina yang terjadinya kurang dari 12 jam. Jika sudah terjadi selama lebih dari 12 jam, pengobatan ini sudah tidak efektif lagi.

Untuk mendapatkan pengobatan dan pemantauan secara maksimal, umumnya penderita oklusi arteri retina membutuhkan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya oklusi arteri retina, maka upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • menjaga tekanan darah terkontrol (di bawah 140/90 mmHg)
  • menjaga kolesterol LDL <100 mg/dL
  • mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak
  • berolahraga dengan teratur
  • bila menderita diabetes, maka penderita harus rutin minum obat dan melakukan kontrol secara rutin ke dokter agar gula darah tetap terpantau