Pengertian

Skizofrenia paranoid, atau skizofrenia yang disertai gejala paranoia, merupakan jenis dari skizofrenia yang paling sering terjadi. Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan jiwa di mana pikiran dan realita tidak sejalan.

Gangguan kejiwaan yang satu ini dapat memengaruhi cara seseorang berpikir dan berperilaku.

Skizofrenia Paranoid

Penyebab

Penyebab terjadinya skizofrenia paranoid tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, para pakar mengutarakan bahwa seperti skizofrenia pada umumnya, skizofrenia paranoid juga dapat disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor.

Faktor genetik, faktor lingkungan, dan perubahan keseimbangan zat kimia di otak diduga berkontribusi terhadap perkembangan dari perkembangan dari penyakit ini. Perubahan pada keseimbangan zat kimiawi yang terdapat di otak seperti dopamin dan glutamat dapat berkontribusi terhadap terjadinya skizofrenia paranoid.

Gejala

Tanda dan gejala awal dari skizofrenia paranoid adalah mencakup adanya delusi dan halusinasi, serta disertai gejala lainnya. Delusi atau waham merupakan keyakinan yang dianggap nyata oleh individu yang menderita skizofrenia paranoid, walaupun sebenarnya hal tersebut tidak terbukti.

Adanya waham paranoid merefleksikan rasa takut dan ansietas, beserta kesulitan untuk membedakan yang nyata dan yang tidak nyata. Beberapa contoh dari waham yang dapat terjadi adalah keyakinan bahwa seseorang ingin melukai dirinya, keyakinan bahwa pasangan dari individu tersebut menjalani perselingkuhan, keyakinan bahwa sedang dimata-matai oleh pemerintah, dan sebagainya.

Selain itu, individu yang mengalami skizofrenia paranoid juga dapat mengalami gejala berupa halusinasi. Halusinasi adalah gangguan dari persepsi, yang dapat menyebabkan seseorang mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada, melihat hal-hal yang sebenarnya tidak nyata, atau sebagainya.

Hal yang membedakan skizofrenia paranoid dengan skizofrenia tipe lainnya adalah gejala paranoia yang cukup menonjol. Gejala paranoia yang dialami dapat mencakup:

  • Adanya waham kejar, yang merupakan keyakinan bahwa orang lain ingin melakukan hal untuk menjahati atau mencelakai orang tersebut.
  • Mengalami halusinasi auditorik dan mendengar suara-suara seseorang mengancam atau menyuruh melakukan suatu hal.

Seseorang dengan skizofrenia paranoid yang aktif dapat sangat terpengaruh oleh delusi dan halusinasi yang dialami. Sebagian besar dari energi dan perhatian dari orang tersebut dipusatkan terhadap menjaga dan melindungi keyakinan yang salah tersebut beserta distorsi dari persepsi yang dialami.

Diagnosis

Skizofrenia paranoid penting untuk dibedakan dari gangguan jiwa lainnya. Selain itu, juga penting untuk memastikan bahwa tanda dan gejala yang dialami bukan merupakan akibat dari konsumsi obat-obatan tertentu, penggunaan zat-zat tertentu, atau adanya kondisi kesehatan lainnya.

Proses penentuan diagnosis dari skizofrenia dapat dilakukan dengan pemeriksaan yang mencakup:

  • Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini ditujukan untuk menyingkirkan adanya masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan tanda dan gejala yang serupa, serta memeriksa adanya komplikasi dari gangguan jiwa yang dialami.
  • Pemeriksaan penunjang dan skrining. Hal ini mencakup pemeriksaan untuk menyingkirkan kondisi lain yang mungkin saja menyebabkan tanda dan gejala yang serupa.

Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan skrining yang sehubungan dengan penggunaan alkohol atau obat-obatan tertentu. Dokter juga dapat meminta untuk dilakukan pemeriksaan pencitraan, termasuk computerized tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI), untuk melihat adanya perubahan pada struktur otak.

  • Pemeriksaan psikiatri. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan status mental dengan melihat penampilan dan sikap dari orang tersebut.

Dalam pemeriksaan, dokter juga akan bertanya mengenai berbagai hal termasuk pikiran, suasana hati, delusi, halusinasi, penggunaan zat-zat tertentu, serta kemungkinan terjadinya kekerasan atau bunuh diri. Pemeriksaan ini juga melibatkan diskusi mengenai riwayat personal atau keluarga.

Penanganan

Dalam menangani skizofrenia paranoid, dokter dapat meresepkan obat golongan antipsikotik untuk membantu mengatasi delusi dan halusinasi yang dialami. Umumnya, dibutuhkan waktu sekitar beberapa minggu agar manfaat dari obat mulai terlihat.

Terkadang, dokter dapat meresepkan kombinasi dari beberapa golongan pengobatan, sesuai dengan kebutuhan individu tersebut. Walaupun merasa bahwa tanda dan gejala membaik, pengobatan harus tetap dilanjutkan sesuai instruksi dokter.

Selain pengobatan, konseling juga merupakan salah satu pilihan penanganan untuk skizofrenia paranoid. Konseling dapat membantu individu dengan gangguan ini untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, menjalani pekerjaan atau bersekolah, dan merawat diri.

Jenis konseling yang disebut dengan terapi perilaku dan kognitif dapat membantu penderita untuk mengatasi gejala yang tidak hilang dengan pengobatan. Penderita yang menjalani konseling juga menunjukkan kepatuhan pengobatan yang lebih baik. Selain itu, dukungan positif dari teman dan anggota keluarga juga dapat membantu mengatasi gejala dari skizofrenia paranoid.

Pencegahan

Belum ada cara spesifik yang dapat secara sepenuhnya mencegah terjadinya skizofrenia paranoid. Akan tetapi, deteksi dan penanganan dini dari skizofrenia paranoid dapat membantu meredakan gejala sebelum terjadi komplikasi serius yang dapat menyebabkan berbagai jangka panjang dari individu tersebut.

Selain itu, memastikan bahwa penanganan dilakukan secara teratur dapat mencegah semakin memburuknya kondisi penderita skizofrenia paranoid.