Sriwijaya FC lahir dengan nama Persijatim Jakarta Timur pada 1976. Karena alasan finansial, klub ini sempat pindah ke Solo dan menjadi Persijatim Solo FC pada tahun 2002 hingga 2004. Pada tahun tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membeli klub tersebut dan mengganti namanya menjadi Sriwijaya FC Palembang.
Salah Satu Klub Besar di Indonesia
Sriwijaya FC bisa dibilang sebagai salah satu klub besar di Indonesia. Prestasi klub berjuluk Laskar Wong Kito ini terbilang cukup mentereng di persepakbolaan nasional.
Pada 2007, Sriwijaya FC memiliki pencapaian fenomenal sekaligus sejarah baru sebagai klub yang meraih double winner. Kala itu, Sriwijaya FC berhasil menjuarai Liga Indonesia dan Coppa Indonesia pada tahun yang sama.
Setahun kemudian, Sriwijaya FC mampu mempertahankan gelar Coppa Indonesia, namun trofi Liga Indonesia harus terlepas. Lalu, pada musim 2009-2010, Sriwijaya FC lagi-lagi mampu memenangi Coppa Indonesia, yang kala itu sudah berganti nama menjadi Piala Indonesia.
Torehan Laskar Wong Kito yang memenangi tiga Piala Indonesia secara berturut-turut adalah yang pertama kalinya terjadi di sepakbola tanah air. Deretan prestasi tersebut langsung menjulangkan nama Sriwijaya FC sebagai salah satu klub elite Indonesia.
Masuk Unggulan Torabika Soccer Championship
Walaupun terbilang masih muda, tim asal kota Palembang, Sriwijaya FC yang lahir pada 23 Oktober 2004 ini, pernah menjuarai 2 Liga Indonesia (2008, 2012), dan 3 Piala Indonesia (2008, 2009, 2010).
Era emas Laskar Wong kita -julukan- untuk Sriwijaya adalah keberhasilan menyandingkan Piala Indonesia dan kampiun Liga Indonesia pada tahun 2008. Toehan prestasi ini, seketika saja Sriwijaya lekat di hati masyarakat kota Palembang dan suporter fanatiknya.
Sriwijaya FC berpeluang menambah gelar nya ketika berhasil menjadi final Piala Presiden 2015. Dalam drama turnamen anak-anak kota Palembang harus puas menjadi runner up setelah kalah 0-2 dari Persib.
BINTANG: ALBERTO GONCALVES
Striker asal Brasil, Beto Goncalves baru sekitar tiga bulan berkostum Sriwijaya FC. Meski terbilang singkat, kehadiran mantan pemain Penang FA itu terbukti memberikan dampak signifikan di lini depan Laskar Wong Kito.
Bukti itu bisa dilihat dari keberhasilan striker gaek berusia 35 tahun menjadi top scorer di Piala Gubernur Kaltim dan Piala Bhayangkara. Di Piala Gubernur Kaltim, Beto sukses mengemas 5 gol dan 3 gol di Piala Bhayangkara, bersanding dengan striker Persib Bandung, Samsul Arif Munip.
Ketajaman yang diperlihatkan Beto memang tidak terlalu mengejutkan. Meski, harus diakui performa mantan pemain Persipura Jayapura dan Arema Cronus itu tidak terlalu mengesankan saat memperkuat klub Malaysia, Penang FA.
Saat mengantarkan Penang FA promosi ke Malaysia Super League musim lalu, Beto hanya mencetak lima gol selama satu musim. Minimnya gol dari top scorer Indonesia Super League musim 2011-12 membuat dirinya terdepak dari skuat Penang FA.
"Ketajaman Beto tidak perlu diragukan lagi oleh siapapun. Namun, di Malaysia situasinya berbeda karena dia kesulitan untuk mencetak gol ke gawang lawan," kata Jacksen F. Tiago, pelatih Penang FA yang sedang diistirahatkan soal alasannya melepas sang pemain.
Dicoretnya Beto dari skuat Penang menjadi berkah bagi Laskar Wong Kito yang langsung mengontrak sang pemain untuk menghadapi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016. Berbeda dengan kisah petualangannya di Negeri Jiran, Beto justru begitu berbahaya bersama Sriwijaya FC
Produktivitas Beto bersama Sriwijaya juga diprediksi akan semakin meningkat seiring kehadiran, Hilton Moreira. Keduanya pemain ini sudah saling mengenal karena pernah main bareng di Penang FA.
Selama berkarier di Indonesia sejak 2007, Beto juga dikenal sebagai pemain yang berbahaya saat berada di kotak penalti lawan. Bersama Persipura, ia mencetak lebih dari 70 gol dan ikut andil mengantarkan tim Mutiara Hitam merengkuh gelar Indonesia Super League 2008-2009.
Insting golnya yang tinggi juga tetap terlihat saat semusim memperkuat Arema pada 2012. Kala itu, pemain bernama lengkap Alberto Goncalves Da Costa mencetak 17 gol bagi tim Singo Edan.