Informasi Umum
PengertianSekolah Tinggi Ilmu Pelayaran atau STIP adalah salah satu perguruan tinggi di bawah Kementerian Perhubungan.
LokasiJakarta Utara

 

Tragedi Penganiayaan Taruna STIP

Penyidik Polres Jakarta Utara merekonstruksi dugaan penganiayaan berujung maut taruna tingkat 1, Amirullah Adityas Putra (18) alias Amir, Rabu 11 Januari di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Cilincing.

Kelima tersangka SM, WH, IS, AR dan JK juga sudah hadir di STIP. Rencananya mereka akan menjalankan 69 adegan penganiayaan yang diawali di kamar taruna nomor 7. Belum ada keterangan lanjutan soal kamar nomor 7 dari pihak kepolisian.

"Ada 69 adegan nanti rencananya. Dimulai dari kamar nomor 7. Nanti ya kita siapkan dulu ini. Prosesnya agak panjang," kata Wakil Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Utara Kompol Pujiyanto di lokasi, Rabu (1/2/2017).

Pantauan Liputan6.com, iring-iringan mobil polisi yang membawa pelaku masuk sekitar pukul 13.40 WIB ke halaman STIP.

Kelima pelaku diturunkan dari mobil hitam milik Jatanras Polres Jakarta Utara di halaman STIP. Kelimanya turun dengan tangan terborgol satu sama lain. Pengawalan ketat juga dilakukan pihak kepolisian yang berseragam merah dan rompi hitam.

Gelaran rekontruksi juga menyedot perhatian para taruna-taruni yang sedang beraktifitas.

Kelima pelaku dijerat dengan Pasal 170 Sub 351 Ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana 12 tahun penjara.

3 Perubahan Ini Dilakukan STIP Pasca Meninggalnya Taruna Amir

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) akan melakukan tiga perubahan pascameninggalnya taruna tingkat 1 Amirullah Adityas Putra (18) atau Amir. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan Wahyu Satrio Utomo.

"Pertama perbaikan iklim yang kondusif, menciptakan kembali iklim yang kondusif," ungkap Wahyu di STIP Marunda, Jakarta Utara, Jumat (20/1/2017).

Yang kedua, lanjutnya, menata kembali kegiatan ekstrakulikuler yang lebih mengarah kepada membangun kebersamaan, kekeluargaan, dan saling sayang menyayangi. Contoh kegiatannya adalah olah raga bersama.

"Itu olahraga bersama, karate bersama di lapangan bersama, yoga bersama, jadi kita biasakan mereka bersama. Jadi enggak ada lagi gap yang terlalu dalam antara kakak kelas dan adik kelas," papar dia.

Wahyu mengatakan, STIP akan menghilangkan panggilan senior dan junior. Kakak kelas pun tidak boleh lagi menangani atau mengayomi adik kelasnya.

"Kakak kelas itu enggak boleh mengasuh, mengarahkan enggak boleh. Dia juga sesama taruna jadi tugasnya belajar di sini, bukan mengasuh adiknya. Tugasnya belajar ya belajar dia, mengasuh ya pengasuh," kata dia.

Dan yang ketiga, adalah mengganti kurikulum dengan memperbanyak praktik dibanding teori. Hal ini sebelumnya tidak pernah dilakukan.

"Sebelumnya enggak seperti itu. Sebelumnya macam-macam, sekarang harus seperti itu, 70 persen harus praktik, 30 persen teorinya dengan kurikulum yang baru itu," ucap Wahyu.

Menurut Wahyu, dalam STIP ada yang disebut dengan Pembelajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan (Jarlatsuh). Dan ketiganya memiliki isi yang berbeda-beda.

"Kalau pembelajaran dia dosen, instruktur, dan lain-lain. Pelatihan itu termasuk lab dan segala mcm, ekskul kan pelatih profesional. Pengasuhan saya minta marinir (TNI AL) yang mengawasi," tutur dia.

Tak hanya itu, Wahyu juga menyebut ingin melakukan perbaikan fasilitas klinik yang ada di STIP. "Memang kita harus lakukan perbaikan dengan 1.300 taruna, ini harus dokter yang betul-betul cukup untuk menangani, dan harus ada 24 jam disini," ujar dia.

"Dan fasilitas klinik umum kita perbaiki supaya nanti ada ruang rawat inapnya. Taruna ada yang sakit malam-malam itu ada, kita perbaiki lah," sambung Wahyu.

Wahyu mengatakan, wajah STIP akan berbeda dan berwarna. Yang tentunya hal ini akan jauh berbeda dari sebelumnya.

"Nanti lihat wajah sekolah ini akan warna-warni nanti. Jadi membangun suasana yamg humanis nanti," jelas Wahyu.