Pengertian
Vertigo merupakan gejala sensasi diri sendiri atau ruangan sekeliling yang terasa berputar. Atau bisa juga dipahami sebagai sensasi di mana tubuh terasa melayang seakan mau jatuh.
Serangan vertigo bervariasi, bisa berupa pusing ringan berdurasi sebentar hingga yang parah dan berlangsung lama. Jika Anda mengalami yang kedua, dapat dipastikan aktivitas harian akan terganggu karena kesulitan menjaga keseimbangan tubuh.
Sebaiknya Anda berkonsultasi ke doker jika vertigo tidak kunjung sembuh. Dokter akan mengumpulkan informasi seputar gejala yang dialami serta melakukan pemeriksaan awal yang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan. Hal ini dilakukan apabila frekuensi vertigo cukup sering.
Diagnosis
Tahap awal diagnosis sebuah penyakit atau kondisi adalah pengumpulan informasi oleh dokter. Dokter akan menanyakan pada Anda beberapa informasi detail dari gejala yang muncul dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, seperti:
- Penjelasan rinci saat pertama kali gejala vertigo muncul. Misalnya Anda merasa sekeliling berputar-putar atau pusing.
- Anda merasakan gejala lain seperti bunyi berdenging di telinga, mual, muntah, atau kehilangan pendengaran.
- Seberapa sering gejala muncul dan durasinya.
- Apakah gejala mengganggu rutinitas, misalnya kesulitan berjalan.
- Apa yang dapat meredakan gejala Anda.
- Riwayat kesehatan Anda dan keluarga.
- Obat-obatan yang dikonsumsi.
- Cedera yang mungkin dialami sebelum gejala muncul.
Untuk memperkuat hasil diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda penyakit yang mungkin menjadi penyebab vertigo Anda. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan melihat bagian dalam telinga dan memeriksa mata untuk melihat kondisi nistagmus (gerakan mata tidak normal). Dokter juga akan memeriksa keseimbangan tubuh Anda. Atau, membuat reka ulang gejala dengan meminta Anda bergerak cepat dari posisi duduk ke posisi tidur.
Pemeriksaan Tambahan
Sesuai dengan gejala-gejala yang Anda alami, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan berupa:
- Tes Pendengaran
Jika Anda mengalami tinnitus (bunyi berdengung di telinga) atau kehilangan pendengaran, dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis THT yang akan melakukan tes pendengaran. Tes audiometri dan tes garpu tala adalah contoh pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter THT. - Proses Pemindaian Kepala
Dokter juga dapat menyarankan pemindaian kepala untuk mencari penyebab vertigo, misalnya acoustic neuroma (tumor otak). Biasanya pemeriksaan yang dilakukan adalah magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography scan (CT scan). - Pengujian Kalorik
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meneteskan air dingin atau hangat ke dalam telinga selama 30 detik. Perubahan suhu akan menstimulasi organ keseimbangan di dalam telinga, untuk memeriksa apakah berfungsi normal atau tidak. Pengujian ini tidak menimbulkan sakit, tetapi mungkin akan menyebabkan pusing saat tes berlangsung dan setelahnya. - Pemeriksaan Nistagmus
Nistagmus dapat menjadi indikator adanya masalah pada organ keseimbangan Anda. Pemeriksaan dilakukan dengan merekam gerakan mata menggunakan kacamata videonystagmography (VNG) atau menggunakan metode electronystagmography (ENG). - Posturography untuk Memeriksa Keseimbangan
Sebuah mesin akan digunakan untuk mengetes keseimbangan Anda. Pemeriksaan ini akan menunjukkan bagian mana dari sistem keseimbangan tubuh Anda yang paling bisa diandalkan.
Gejala
Gejala vertigo bisa muncul dengan durasi yang singkat atau hilang-timbul. Beberapa tanda yang bisa dikenali adalah sebagai berikut:
- Sensasi diri atau sekeliling berputar
- Kehilangan keseimbangan
- Berayun-ayun
- Ditarik-tarik ke satu arah
Sedangkan, gejala-gejala lain yang biasanya muncul berbarengan dengan vertigo, antara lain:
- Mual
- Muntah
- Gerakan mata tidak normal
- Sakit kepala
- Berkeringat
- Mendengar dengungan di dalam telinga atau malah, kehilangan pendengaran
Pengobatan
Vertigo sebenarnya bukan penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang mendasarinya. Karena itu, penanganan vertigo tergantung pada diagnosis penyakit yang menyebabkannya.
Perlu diketahui juga bahwa kasus vertigo dapat sembuh tanpa pengobatan. Hal ini mungkin terjadi karena otak berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan telinga bagian dalam.
Berikut ini beberapa penyebab vertigo yang membutuhkan penanganan khusus:
- Vertigo yang dapat diatasi dengan obat-obatan adalah vertigo yang disebabkan oleh vestibular neuronitis atau penyakit Meniere. Umumnya, obat akan diberikan selama 3 hingga 14 hari, tergantung untuk apa obat tersebut diresepkan.
Obat yang biasa diberikan oleh dokter adalah prochlorperazine dan antihistamin. Jika kedua obat ini efektif meredakan gejala-gejala yang dialami, Anda akan diberikan dalam jumlah banyak agar dapat dikonsumsi langsung ketika vertigo mendadak muncul.
Namun, obat-obatan ini hanya efektif untuk tahap awal dan sebaiknya tidak digunakan jangka panjang.
- Terapi rehabilitasi vestibular dapat membantu otak untuk beradaptasi dengan sinyal membingungkan dari telinga yang jadi penyebab vertigo, sehingga frekuensinya berkurang.
- Serangkaian gerakan kepala sederhana (Manuver Epley) untuk menangani BBPV.
Gejala-gejala vertigo juga dapat dikurangi atau dicegah dengan melakukan langkah-langkah berikut:
- Hindari gerakan mendongakkan kepala, membungkuk, atau berjongkok.
- Hindari bergerak secara tiba-tiba.
- Gerakkan kepala secara perlahan.
- Kenali faktor pemicu vertigo dan lakukan latihan yang dapat memicu terjadinya vertigo. Ini ditujukan agar otak terbiasa dan menurunkan frekuensi kambuhnya.
- Saat vertigo menyerang, segeralah duduk.
Gejala lain yang sering dikaitkan dengan vertigo adalah:
- Kehilangan keseimbangan yang akan mengakibatkan penderita kesulitan berdiri atau berjalan.
- Mual.
- Pusing.
- Nistagmus (gerakan mata yang tidak normal).
Penyebab
Umumnya vertigo disebabkan oleh vestibular neuronitis atau gangguan pada telinga bagian dalam. Ini akan memicu masalah keseimbangan tubuh. Namun, vertigo juga bisa disebabkan oleh masalah pada area tertentu otak.
Penyebab umum lain dari vertigo adalah:
- Migrain, sakit kepala berdenyut yang biasanya terasa di satu sisi kepala
- Gangguan otak, misalnya tumor
- Penyakit Meniere, gangguan telinga bagian dalam
- Obat-obatan yang bisa menyebabkan kerusakan telinga
- Trauma di kepala
- Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BBPV), dipicu oleh perubahan posisi kepala