Menperin Tak Mau Paksa Korea Bangun Pabrik Mobil di RI

Korea Selatan masih berpikir untuk membangun pabrik mobil di Indonesia. Kenapa?

oleh Septian Deny diperbarui 10 Mar 2014, 17:56 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2014, 17:56 WIB
ms-hidayat130416c.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih berupaya untuk menyelesaikan negosiasi perjanjian kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan atau Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). Perjanjian ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi Korea ke Indonesia.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan dengan perjanjian kerjasama perdagangan ini, pemerintah mengharapkan Korea dapat berinvestasi di Indonesia dalam beberapa beberapa sektor.

"Kami harapkan seperti elektronik, petrokimia, besi baja, mineral dan industrialisasi mineral," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (10/3/2014).

Untuk investasi pada sektor otomotif, Hidayat mengaku sangat memahami jika Korea masih berpikir ulang untuk menanamkan modalnya.  Hal itu karena tingginya dominasi Jepang di pasar otomotif Indonesia.


"Di Indonesia, (porsi produk) Korea cuma 2% market segmen-nya. Didominasi oleh Jepang dengan 90%. Jadi kalau dia berpikir investasi otomotif, tentu kita bisa mengerti kalau dia menghitung ulang, karena investasi Jepang di sini sangat dominan. Kan kita tidak bisa memaksakan satu jenis investasi yang prospeknya buat dia jelek. Itu enggak bermanfaat," jelasnya.

Sementara untuk, investasi sektor persenjataan dan alat perang, Hidayat mengatakan hal ini tidak masuk ke dalam perjanjian kerjasama antar kedua negara nantinya. Namun Indonesia dan Korea akan membicarakan investasi sektor ini secara khusus.

"Yang tidak masuk ke dalam perundingan IK-CEPA itu soal alutsista buat beberapa peralatan perang. Itu memang tidak masuk dalam IK-CEPA, itu nanti khusus," tandasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya