Garuda Food Ingin Impor Kacang dari Australia

Salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia, Garuda Food, menyatakan minatnya untuk melakukan imor kacang dan kedelai dari Australia.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 05 Nov 2014, 13:07 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2014, 13:07 WIB
Ngemil Sehat dengan Makan Kacang
Ingin lebih ramping? Segera ganti cemilan keripik kentang kesukaan dengan aneka kacang seperti almond dan kacang mete.

Liputan6.com, Darwin - Kerjasama bisnis Indonesia dan Australia tampak semakin membaik. Baru-baru ini, salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia, Wisma Garuda Food, menyatakan minat mengimpor produk kacang dan kedelai dari Australia.

"Biasanya, Garuda Food mengimpor kacang dari China dan India. Mereka datang ke sini karena ingin ada negara lain yang mengisi pasarnya. Kami senang Indonesia tertarik dengan produk kami," ungkap CEO Peanut Company of Australia John Howard seperti dikutip dari ABC News, Rabu (5/11/2014).

Howard mengatakan, pihaknya akan mengkaji ulang varietas kacang yang kini tengah dikembangbiakkan guna memenuhi permintaan Indonesia. Dia juga mengaku banyak hambatan termasuk bibit kacang tipe Spanyol yang sering diimpor Garuda.

CEO Wisma Garuda Food, Hartono Atmadja mengatakan, hambatan mengenai perbedaan varietas yang dibutuhkan tersebut bisa diatasi. Semua itu guna membuka pasar Indonesia untuk kacang impor dari Australia.

Sejauh ini, bahan baku perusahaan diimpor dari Amerika Serikat, India dan Brasil. Tapi itu tidak menutup kemungkinan bagi Indonesia untuk mengimpor bahan baku dari Australia.

"Kami masih harus mengimpor banyak bahan baku sepert gandum, jagung atau kedelai dan gula," ungkap Hartono.

Dia menambahkan, kacang Australia juga dapat masuk ke pasar Indonesia. Sejauh ini, 40 persen dari total konsumsi kacang datang dari Indonesia tapi sisanya masih impor dari luar negeri.

"Kami mengimpor banyak kacang dari India karena keragaman dan kualitasnya," tandas dia. (Sis/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya