Hamid Karzai, Presiden Bergaji Kecil yang Kaya Raya dari Uang AS

Begitulah yang dialami presiden Afganistan Hamid Karzai yang kini berada di antara jajaran pimpinan negara termiskin di dunia.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 06 Nov 2014, 23:05 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2014, 23:05 WIB
Hamid Karzai 1
Foto: japantimes.co

Liputan6.com, Kabul - Menjadi presiden ternyata tidak menjamin Anda hidup di tengah kemewahan dengan gaji super besar setiap bulannya. Begitulah yang dialami Presiden Afghanistan Hamid Karzai yang kini berada di antara jajaran pimpinan negara termiskin di dunia.

Dengan gaji US$ 525 per bulan, pendapatannya tentu saja jauh lebih rendah dibandingkan beberapa pimpinan negara lain. Persoalannya, dia juga diduga menerima uang besar dari CIA, anggota mata-mata Amerika Serikat yang sering mengunjungi kantornya.

Selintas mengenai Karzai, dirinya terlahir dari keluarga politikus. Kakek, ayah hingga pamannya merupakan pemain politik di Afganistan, dunia yang akhirnya ditekuni Karzai.

Benarkah isu bahwa Karzai merupakan agen mata-mata Amerika Serikat? Berikut kisahnya seperti dikutip dari The Richest, BBC, dan sejumlah sumber lain, Kamis (6/11/2014):

Lahir di tengah keluarga politikus

Hamid Karzai 2
Foto: rferl.org

 

Pada 1957, Hamid Karzai lahir sebagai keturunan politikus. Ayahnya adalah Wakil Ketua Parlemen pada 1960-an sementara kakeknya adalah Wakil Ketua Senat pada 1920-an.

Bukan hanya itu, pamannya merupakan Wakil Afghanistan di PBB pada 1960-an. Karzai sendiri belajar ilmu politik di Universitas Himachal Pradesh di India dan berhasil memperoleh gelar master.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia bekerja di sebuah organisasi penggalangan dana di Pakistan guna membantu partai anti-komunis selama Perang Soviet di Afghanistan pada 1980-an.

Setelah memimpin para pemimpin mujahidin di Kabul dan meruntuhkan Soviet, dia berhasil menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri.

Pernah dituduh jadi mata-mata musuh

Hamid Karzai 3
Foto: Wikimedia

 

Saat menjabat sebagai wakil menteri, Wakil Presiden Mohammad Fahim menudingnya sebagai mata-mata musuh. Tak lama kemudian dirinya ditangkap dan dijebloskan ke penjara.

Saat bangsa Taliban datang ke Afganistan pada 1990-an, dia percaya pemerintahnya akan membantu memberantas korupsi di negaranya. Namun setelah bangsa Taliban dituduh membunuh ayahnya, dia mulai berusaha menghancurkannya.

Pada akhir 2001, Karzai dan kabinetnya menggulingkan rezim Taliban. Dia kemudian menghadiri Konferensi Internasional mengenai pemerintahan Afghanistan di Jerman dan dipilih sebagai Ketua Interim Administration dalam jangka waktu enam bulan.

Setahun kemudian Karzai terpilih sebagai Presiden Interim selama dua tahun. Pada 2004, dia lantas memenangkan suara terbanyak dan terpilih menjadi presiden resmi Afganistan

Presiden dengan gaji kecil

Hamid Karzai 4
Foto: mirror.co.uk

 

Karir politiknya memang terbilang cemerlang, dia lantas kembali terpilih sebagai presiden pada 2009. Selama dua periode menjabat sebagai presiden, Karzai sempat menuai kontroversi karena gajinya yang kecil.

Bahkan gajinya lebih rendah dari presiden termiskin dunia yang memilih menyumbangkan 90 persen dari pendapatannya. Secara resmi, dia dilaporkan hanya menerima gaji sebesar US$ 525 per bulan.

Meski bergaji kecil, kabarnya puluhan juta dolar AS dalam bentuk uang tunai mengalir dari CIA ke kantor Presiden Afganistan Karzai.

Uang tersebut didistribusikan dengan menggunakan koper, tas punggung hingga tas belanja agar tidak mengundang kecurigaan.

Awalnya, aliran dana tersebut disalurkan agar CIA dapat memiliki pengaruh di Afganistan. Ironisnya, dana gemuk tersebut justru memicu aksi korupsi yang ditengarai Karzai.

Sejauh ini, sumber korupsi terbesar di Afganistan adalah AS. Para pegawai di kantor kepresidenan Afganistan bahkan menyebutnya `ghost money`.

Dengan gaji kecil, Karzai dan keluarganya justru menjadi semakin kaya selama dua kali masa jabatannya sebagai presiden. Fakta tersebut hingga saat ini masih belum disadari masyarakat luas.(Sis/Nrm)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya