China Tetapkan Pertumbuhan Ekonomi 7%

Target pertumbuhan yang rendah akan membuat tugas dari Bank Sentral China dalam mengelola stimulus moneter menjadi lebih ringan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Mar 2015, 10:20 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2015, 10:20 WIB
Ekonomi China 2
China | Foto: The China Times

Liputan6.com, New York - China menetapkan pertumbuhan ekonomi di level 7 persen untuk tahun ini. Target tersebut terendah dalam 11 tahun terakhir. Meskipun tak cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, China menjanjikan pertumbuhan yang berkualitas.

Perdana Menteri China, Li Keqiang menjelaskan, target pada tahun ini memang sejalan dengan ekspektasi pasar dan sesuai dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2014.

Di tahun lalu, ekonomi negara tersebut tumbuh paling lambat dalam 24 tahun terakhir dan realisasinya pun berada di bawah target dari pemerintah China tetapkan di awal tahun.

Pada tahun lalu, pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5 persen. Sedangkan realisasinya ternyata hanya sebesar 7,4 persen. Realisasi tersebut juga mengalami penurunan jika dibanding tahun 2013 yang sebesar 7,7 persen.

"Penurunan target yang cukup dalam tersebut kemungkinan besar untuk mengelola ekspektasi dari masyarakat di China dan juga dunia," jelas analis Phillip Futures, Howie Lee, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (5/3/2015).

Menurut ekonom, dengan target pertumbuhan yang rendah tersebut akan membuat tugas dari Bank Sentral China dalam mengelola stimulus moneter menjadi lebih ringan jika dibanding dengan tahun sebelumnya.

"Dengan target pertumbuhan 7 persen, ada sedikit ruang untuk melepaskan stimulus moneter," tutur ekonom senior Credit Agricole, Dariusz Kowalczyk.

China juga menargetkan tingkat inflasi akan berada di level 3 persen dan defisit anggaran di kisaran 2,3 persen dari Procuk Domestik Bruto (PDB).

"Angka inflasi sebesar 3 persen atau 3,5 persen tidak menjadi masalah. Namun defisit anggaran di 2,3 persen tersebut kemungkinan besar akan membuat pengeluaran negara lebih berat," jelas Kepala Analis BlackRock, China, Helen Zhu.

China memang sengaja untuk melepas nilai tukar yuan lebih bebas. hal tersebut untuk mendukung ekspor. (Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya