Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kembali menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi. Penurunan ini dilakukan oleh perseroan untuk mengikuti harga indeks pasar BBM.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, harga BBM non subsidi jenis Pertamax 92 dan Pertamax Plus 95 mengalami penurunan Rp 150 per liter.
Dengan penurunan tersebut, untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya Pertamax 92 akan dibandrol di harga Rp 8.350 per liter dari sebelumnya Rp 8.500 per liter. Sedangkan untuk Pertamax Plus 95 menjadi Rp 9.250 per liter dari sebelumnya yang ada di harga Rp 9.400 per liter.
Wianda menambahkan, untuk Pertamina Dex penurunannya lebih tinggi yaitu mencapai Rp 300 per liter. Harga Pertamina Dex akan menjadi Rp 9.300 per liter dari harga sebelumnya yang ada di level Rp 9.600 per liter.
Sedangkan untuk Pertalite yang merupakan BBM dengan kadar RON 90 mengalami penurunan Rp 100 per liter dari Rp 7.900 per liter menjadi Rp 7.800 per liter.
"Pertalite juga turun Rp 100 per liter, Please cek ke website milik Pertamina ya," kata Wianda, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Baca Juga
Menurut Wianda, penurunan harga BBM dengan kadar Research Octane Number (RON) di atas 90 tersebut telah berlaku sejak 20 Januari 2016 kemarin.
Pertamina menurunkan harga BBM non subsidi karena memang harga indeks pasar BBM sedang mengalami penurunan. "Karena Harga Indeks Pasar juga turun," tutup Wianda.
Pertamina terakhir kali menurunkan harga BBM non subsidi pada 5 Januari 2016 lalu. Penurunan harga BBM non subsidi tersebut berbarengan dengan penurunan harga BBm subsidi jenis Premium dan Solar.
Di tahun ini, harga minyak dunia memang terus tertekan. Mengutip CNBC, Kamis (21/1/2016), harga minyak untuk pengiriman Maret saja turun 1,5 persen. Turunnya harga minyak dipicu karena kekhawatiran kelebihan pasokan akan berlangsung lebih lama lagi.
Harga minyak acuan Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari berada di level US$ 26,55 per barel atau turun US$ 1,91 atau 6,71 persen, meski harga tersebut naik sedikit dari perdagangan harian di level US$ 26,19. Harga ini adalah harga paling rendah sejak Mei 2003.
Sementara harga minyak acuan Brent juga turun 91 sen ke level US$ 27,87 per barel, naik tipis dari perdagangan harian US$ 27,1 per barel.
Penurunan harga minyak lebih dari 25 persen sepanjang tahun ini telah membuat para pengebor minyak terpukul, namun mereka terus memproduksi minyak ke pasar yang kini tengah kelebihan pasokan. (Pew/Gdn)