Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai, ekonomi Indonesia relatif kuat untuk menghadapi pembalikan modal saat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Rencananya, The Fed akan menaikan suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun ini.
"Jadi secara umum ekonomi Indonesia dalam keadaan stabil dan kita akan siap-siap kalau seandainya perlu lingkungan yang bunga meningkat. Kita tidak terlalu khawatir berdampak pada capital reversal yang besar pada ekonomi Indonesia," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (3/1/2016).
Beberapa indikator perekonomian yang baik antara lain inflasi yang rendah, transaksi berjalan yang baik, neraca perdagangan yang surplus, dan cadangan devisa yang meningkat.
Advertisement
Agus menerangkan, kenaikan suku bunga The Fed sebenarnya sudah dalam proyeksi BI. Dia mengatakan, selain kenaikan di tahun 2016, BI juga memprediksi adanya kenaikan yang lebih di tahun 2017.
"Secara umum kita sudah melihat ada kenaikan di bulan Desember 2016. Kita sudah membaca bahwa mereka memberikam sinyal bahwa di 2017 akan ada kenaikan yang lebih dibandingkan yang diprediksi sebelumnya," kata dia.
Bukan hanya di tahun 2017, kenaikan suku bunga juga diproyeksi pada tahun 2018.
"Jadi secara umum kita perlu siapkan diri lingkungan dunia akan membuat orang yang pinjam valuta asing dalam dolar AS perlu membayar lebih mahal, ini perlu diantisipasi," tandas dia.