Pilkada Serentak, Minuman Kemasan Sampai Nasi Rames Laris Manis

Pengusaha ritel mencatatkan kenaikan penjualan minuman dan makanan pada momen Pilkada Serentak.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Feb 2017, 14:31 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2017, 14:31 WIB
Pilkada-DKI-2017
Surat suara yang rusak di Kantor KPUD DKI Jakarta, Selasa (14/2). KPUD DKI Jakarta memusnahkan 46.628 surat suara, dengan rincian 22.444 surat suara yang cacat atau rusak serta 24.184 surat suara baik sisa. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di 101 daerah hari ini, Rabu (15/2/2017), turut mengerek penjualan maupun konsumsi masyarakat terhadap makanan dan minuman di toko ritel. Kenaikan penjualan berkisar 2-3 persen dibanding hari normal.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), menurut Roy N Mandey, terjadi kenaikan penjualan makanan dan minuman di toko ritel di 105 daerah yang menyelenggarakan Pilkada. Namun peningkatan tidak terlampau signifikan dibanding hari raya.

"Kenaikan penjualan hanya terjadi di 105 daerah yang menggelar Pilkada. Kenaikannya 2-3 persen dibanding hari biasa. Kalau Lebaran kan, transaksi ritel bisa mencapai 40-45 persen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu ini.

Roy melanjutkan, kenaikan penjualan terjadi pada produk minuman kemasan, minuman ringan bersoda, teh, kopi, makanan ringan, seperti kacang-kacangan, makanan cepat saji, dan makanan khas tradisional yang dijajakan di daerah.

"Walaupun penjualan naik, kami tidak menaikkan harga jual," ujarnya.

Dengan pemilihan kepala daerah yang baru, Roy berharap, pemerintah daerah (pemda) dapat menyinergikan kebijakan dan peraturan dengan pemerintah pusat. Dengan demikian, ini bisa mendukung bisnis pengusaha pada umumnya, dan ritel khususnya.

"Kami berharap pemda dapat mengeluarkan kebijakan yang pro untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Karena kontribusi pertumbuhan ekonomi kita, 56,7 persennya dikontribusi konsumsi rumah tangga supaya bisnis ritel tumbuh dan berkembang maksimal," kata Roy. 

Sementara itu, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo memperkirakan, Pilkada Serentak tidak akan berdampak signifikan terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2017.

"Mungkin ada dorongan konsumsi terhadap sandang (kaus, slayer, banner), dan makanan jadi misalnya nasi rames, sayur bayem. Tapi tidak cukup mendorong kenaikan permintaan yang tajam, karena size pilkada terlalu kecil dibanding konsumsi orang se-Indonesia," tutur dia. (Fik/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya