Sediakan Air Bersih di Palu, Kementerian ESDM Bakal Bor Sumur di 50 Titik

Ketersediaan air bersih masih menjadi kebutuhan paling mendesak bagi masyarakat Palu, Sulawesi Tengah pasca gempa dan tsunami.

oleh Merdeka.com diperbarui 12 Okt 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2018, 20:40 WIB
Mencari yang tersisa dari gempa Palu
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta - Ketersediaan air bersih masih menjadi kebutuhan paling mendesak bagi masyarakat Palu, Sulawesi Tengah pasca  gempa dan tsunami yang menimpa di kawasan tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pemerintah pun telah mengerjakan sumur bor di beberapa titik kawasan yang terdampak gempa.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lokasi terdampak gempa, pihaknya sudah memetakan ada sekitar 50 titik yang akan dilakukan pengeboran. Namun, dari 50 titik tersebut baru ada sekitar 23 yang sudah teridentifikasi.

"Kemarin di dekat campnya ESDM, sudah dilakukan pengeboran untuk sumur air. Telah terdata 23 titik sudah terindentifikasi, di mana 5 sudah selesai dan 6 titik dalam proses pemboran," kata Arcandra, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (12/10/2018).

Sebelumnya, untuk mengatasi persoalan air bersih Palang Merah Indonesia (PMI) terus mengirimkan armada truk tangki air serta sarana dan prasarana air bersih.

Sebab krisis air bersih di lokasi terdampak pasca gempa bumi dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah masih dirasakan warga. Sejumlah warga korban tsunami Palu masih mengeluhkan persoalan air bersih. Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Arifin M Hadi.

"Ketersediaan air bersih menjadi yang utama dalam kondisi darurat semacam ini. Adanya pengiriman truk rangki air bersih ini sebagai bentuk pelayanan penting PMI untukmemastikan ketersediaan air bersih dan sanitasi. Tentunya, demi keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi," ucap Arifin dalam keterangan rilis PMI, Minggu 7 Oktober 2018.

Sebanyak 20 unit truk tangki air dari berbagai regional PMI dikirimkan ke beberapa lokasi di Sulawesi Tengah. Truk tangki air bersih setiap hari beroperasi memasok kebutuhan pengungsi yang tersebar di beberapa titik di sejumlah lokasi terparah gempa dan tsunami Palu.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

Susi Air Angkut 43 Ribu Kg Bahan Pokok buat Korban Gempa Palu

Prajurit TNI dan AS Distribusikan Bantuan di Palu
Prajurit TNI dibantu tentara Amerika Serikat mendistribusikan bantuan logistik yang tiba di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (7/10). Tentara AS membantu mendistribusikan dari landasan menuju bandara. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) bersama Susi Air telah manyalurkan bantuan sebesar 43.850 Kg berupa kebutuhan pokok ke Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah selama dua minggu pasca bencana gempa dan tsunami. Selain mengirimkan bantuan, KKP juga memberangkatkan 115 lebih relawan ke kawasan tersebut.

"Sampai dengan tanggal 9 Oktober 2018. kami sampaikan bahwa kami telah mengirimkan kurang lebih 43.850 Kg kebutuhan penting dan 115 lebih relawan ke PaIu. Disamping itu, kami telah mengevakuasi 250 lebih orang sakit, cedera, dan orang-orang yang terlantar dari lokasi tersebut," ujar Costumer relations manager Susi Air, Indra Rohsaelendrayana di Grand Hyatt, Jakarta, Jumat 12 Oktober 2018.

Selama kurun waktu tersebut, kru penerbangan Susi Air telah terbang lebih dari 75 penerbangan dengan total sekitar 90 jam dan tim pendukung teIah mendedikasikan tenaga dan waktu lebih dari 2.000 jam kerja sejak pertama kali sampai di PaIu.

"Susi Air, ikut terlibat dalam usaha bantuan pemullihan akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi dan menjadi salah satu yang pertama ke lokasi bencana untuk menyediakan pasokan dan peralatan penting untuk membantu menangani akibat dari peristiwa tersebut," tutur dia.

Dalam membantu penyaluran bantuan, KKP menugaskan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan menampung seluruh bantuan untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat. Hal ini merupakan amanat Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

"Melalui koordinasi dengan otoritas lokal, militer, dan pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, kami senang dapat ikut mangambil peran dalam membantu meminimalisir akibat yang terjadi setelah kejadian tersebut," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya