BI: Penjual Eceran April Turun Tajam, Capai 16,9 Persen

Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran yang tercermin pada Indeks Penjualan Riil (IPR) yang turun 16,9 persen (yoy)

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jun 2020, 11:47 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 11:45 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia melaporkan penjualan eceran pada bulan April 2020 menurun. Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran yang tercermin pada Indeks Penjualan Riil (IPR) yang turun 16,9 persen (yoy). Lebih dalam dibandingkan dengan penurunan sebesar 4,5 persen (yoy) pada Maret 2020.

"Hasil Survei Penjualan Eceran pada April 2020 mengindikasikan bahwa penjualan eceran menurun. Tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang turun sebesar 16,9 persen (yoy) pada April 2020," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, dalam siaran persnya, Jakarta, Selasa (16/6/2020).

Penurunan angka tersebut bersumber dari kontraksi penjualan pada seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Penurunan penjualan terdalam dialami oleh subkelompok Sandang serta kelompok Barang Budaya dan Rekreasi.

Onny menyebut, penjualan eceran diprakirakan masih menurun pada Mei 2020. Hal ini tercermin dari prakiraan pertumbuhan IPR Mei 2020 sebesar -22,9 persen (yoy)disebabkan kontraksi pada seluruh kelompok komoditas yang disurvei.

"Kontraksi terdalam pada subkelompok Sandang sebesar 77,8 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi sebesar 70,9 persen (yoy) pada April 2020," kata Onny.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Inflasi Bakal Meningkat

Inflasi
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan mendatang (Juli 2020) diprakirakan sedikit meningkat. Hal itu tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan mendatang (Juli 2020) sebesar 162,6.

Lebih tinggi dibandingkan dengan 160,7 pada Juni 2020, seiring dengan prakiraan permintaan yang meningkat pada perayaan HBKN Iduladha.

Sementara itu, tekanan harga 6 bulan mendatang (Oktober 2020) diprakirakan menurun dengan IEH sebesar 146,4, lebih rendah dibandingkan dengan 153,0 pada September 2020.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya