Bupati Maros Sebut Wilayahnya Perlu Varietas Unggul Baru untuk Kedelai

pertanaman kedelai di kelurahan leang-leang mampu menghasilkan kedelai varietas Argomulyo dengan provitas mencapai 2 ton/ha.

oleh stella maris pada 16 Jul 2020, 10:48 WIB
Diperbarui 16 Jul 2020, 10:59 WIB
Kementan Ketahanan Pangan RI
Gerakan Panen Kedelai yang dilaksanakan leh Bupati Maros, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mendorong peningkatan produksi kedelai nasional, petani melakukan Gerakan Panen Kedelai di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros pada lahan seluas 92 ha hari Selasa (14/7).

Gerakan Panen Kedelai yang dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan covid-19 tersebut dihadiri oleh Bupati Maros, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.

Juga Kepala BPTP Provinsi Sulawesi Selatan, Dandim 1422/Maros, Kepala Dinas Pertanian Kab. Maros, Kepala BPS Kab Maros dan Para petani kedelai di Kelurahan Leang-Leang.

Dikelingi oleh taman nasional Geopark Hutan Kars terbesar kedua di dunia, pertanaman kedelai di kelurahan leang-leang mampu menghasilkan kedelai varietas Argomulyo dengan provitas mencapai 2 ton/ha.

Dalam sambutannya, Bupati Maros HM Hatta Rahman menyatakan bahwa ada 5 kecamatan yang megembangkan kedelai di Maros, salah satunya adalah di kecamatan Bantimurung yang potensinya mencapai 150 ha. Kendala pengembangan kedelai salah satunya adalah provitas yang rendah, sehingga kurang menguntungkan bagi petani.

"Oleh karena itu kami minta Kementerian Pertanian agar megembangkan benih baru yang dapat menghasilkan provitas kedelai yang tinggi sehingga hasilnya dapat lebih baik llagi dan meningkatkan kesejahteraan petani kedelai,"ujarnya.

Sementara itu dalam arahannya, Direktur Akabi Amirudin Pohan menyampaikan bahwa tantangan pengembangan kedelai adalah menyediakan produksi yang mencukupi kebutuhan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, saat ini Litbang Kementan telah mengembangkan varietas kedelai Biosoy berbiji besar dengan provitasa mencapai 2,4 ton/ha.

"Ini menjawab permintaan pak Bupati bahwasannya sudah dikembangkan varietas-varietas kedelai baru yg provitasnya mencapai 2,5-3 ton/ha,"sebut Amir.

Meskipun secara umum produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan menurun, justru untuk Kabupaten Maros dalam 3 tahun terakhir produksinya kembali meningkat. Dengan rata-rata luas tanam 800-900 ha per tahun, produksi 2018 sebesar 1.013 ha atau meningkat 13,7% dibandingkan 2017. Sedangkan pada tahun 2019, meningkat sebesar 3,5% menjadi 1.049 ton.

"Pada 2020 diharapkan kembali meningkat, karena Kementan mengalokasikan bantuan seluas 200 ha utk Kabupaten Maros dan alhamdulillah telah tertanam seluruhnya,” ujar Amir.

Ke depan perlu kerja keras kembali untuk membangkitkan kedelai di Sulawesi selatan sebagai sentra kedelai di Pulau Sulawesi, saat ini harga benih kedelai sudah naik dan lebih menjanjikan yang diharapkan akan mendongkrak harga kedelai konsumsi menjadi lebih baik lagi sehingga menarik minat petani kembali bertanam kedelai.

Terpisah Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan Kementan bersama pemerintah daerah (Pemda) serta para mitra terus berupaya dalam menjaga stok pangan dalam negeri sehingga ia berharap masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan pasokan pangan dalam negeri.

Sesuai dengan arahan Mentan SYL, ketersediaan, distribusi dan harga pangan selama pandemi Covid-19 harus aman termasuk kedelai, karena kedelai merupakan komoditas pangan penghasil protein utama bagi masyarakat.

"Hal ini juga menjadi arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi bahwa Kementan akan berusaha menjamin ketersediaan bahan pangan pokok dan mengupayakan kelancaran distribusi pangan yang terjangkau sampai dengan konsumen," tegasnya.

 

(*)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya