Kegiatan RJIT Ditjen PSP Mampu Mengairi 62 Ha Lahan di Desa Toinasa Poso

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan RJIT adalah bentuk keseriusan Kementerian Pertanian untuk mendukung pertanian di daerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2020, 16:43 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 11:08 WIB
Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kegiatan padat karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Toinasa, Kecamatan Ponama Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dok Kementan

Liputan6.com, Jakarta Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kegiatan padat karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Toinasa, Kecamatan Ponama Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Ternyata kegiatan ini sangat berdampak bagi petani di wilayah tersebut.

Keberadaan kegiatan RJIT membuat luas areal tanam di Desa Toinasa menjadi bertambah. Jika sebelumnya areal lahan yang terairi hanya 28 hektare, namun setelah dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi jumlah ini meningkatkan menjadi 62 hektare (ha).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan RJIT adalah bentuk keseriusan Kementerian Pertanian untuk mendukung pertanian di daerah.

“Kementerian Pertanian tidak pernah setengah-setengah dalam mendukung pertanian di daerah. Keseriusan ini kita buktikan dengan kegiatan padat karya RJIT yang memperbaiki saluran irigasi agar air untuk pertanian selalu tersedia,” katanya, Rabu (30/9/2020).

Sementara Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy mengatakan kegiatan RJIT di Desa Toinasa, Kecamatan Ponama Barat, Poso, dilakukan Kelompok Tani Kasim Buncu II, dengan ketua I Ketut Siani.

“Kondisi saluran yang direhabilitasi Ditjen PSP merupakan saluran irigasi Desa. Setelah dilakukan rehabilitasi, saluran irigasi ini mengalami peningkatan menjadi irigasi semi teknis. Karena semula dari saluran tanah sekarang menjadi saluran permanen sehingga air terdistribusi ke areal persawahan dengan lancar,” terangnya.

Tidak itu aja, dengan adanya kegiatan RJIT luas layanan irigasi meningkat. Jika semula lahan terairi seluas 28 Ha, setelah dilakukan rehabilitasi luas lahan terairi menjadi 62 Ha. Provitas pun meningkat dari 4,5 Ton/ha menjadi 5,5 Ton/Ha.

“Tujuan RJIT bukan hanya sebagai kegiatan merehabilitasi, tapi dengan kegiatan ini kita memaksimalkan aliran air yang tersedia untuk memperluas area tanam. Juga untuk meningkatkan indeks pertanaman dan juga produktivitas,” terang Sarwo Edhy.

Kementan Benahi Saluran Irigasi di Banjaran

Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy
Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mengatakan, RJIT adalah kegiatan untuk merehabilitasi atau meningkatkan fungsi jaringan irigasi, khususnya tersier.

Pengelolaan air melalui saluran irigasi di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, semakin efisien. Sebab, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian telah melakukan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin LImpo mengatakan dibenahinya saluran irigasi ini untuk memastikan air bisa mengairi lahan pertanian.

“Salah satu bentuk dukungan Kementan untuk meningkatkan produksi pertanian, khususnya di Kabupaten Bandung, adalah dengan melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier. Kita memastikan air benar-benar sampai ke lahan-lahan pertanian,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (27/9/2020).

Kegiatan RJIT di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, dilakukan Kelompok Tani Kiara Payung yang diketuai A Encur.

Menurut Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, RJIT yang digelar ini membenahi saluran irigasi yang sudah bocor.

“Sebelum dilakukan kegiatan RJIT, kondisi saluran air labil dan banyak kebocoran. Sedangan sesudah dibangun, kondisi saluran menjadi baik dan lancar, sehingga pengelolaan air sangat mudah dan efisien,” tutur Sarwo Edhy.

Menurut Sarwo Edhy, RJIT adalah bagian dari water management untuk memastikan ketersediaan air buat pertanian.

“Kegiatan RJIT adalah membenahi saluran irigasi yang rusak serta menghambat produktivitas usaha tani. Dengan RJIT, ketersediaan air untuk lahan pertanian menjadi terjaga, dan usaha tani juga menjadi aman. Tidak itu saja, dengan RJIT indeks pertanaman dan produktivitas bisa meningkat,” katanya.

Luas oncoran di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, sebelum dilakukan kegiatan RJIT adalah 10 ha. Angka ini meningkat menjadi 45 ha setelah dilakukan RJIT.

“Dampaknya pun positif pada indeks pertanaman atau IP. Jika sebelumnya IP adalah 2,00, dengan RJIT IP menjadi 2,30. Begitu juga dengan provitas, yang awalnya 4,1, provitas melonjak menjadi 4,3,” ujar Sarwo Edhy.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya