Liputan6.com, Jakarta Akibat pandemi Covid-19, Helen Dian Putri harus rela kehilangan pekerjaannya di sebuah biro perjalanan. Karena kehidupan terus berjalan, ia pun memutar otak dan terpikirkan untuk membuka bisnis kerajinan dari benang wol.
“Awal mulanya sih saya lihat-lihat teman karena apa usahanya sementara saya waktu itu tidak ada pekerjaan karena untuk travel stop semua jadi tidak beroperasi sama sekali dan saya terus bekerja, bagaimana saya menghasilkan uang,” cerita dia kepada tim Berani Berubah.
Baca Juga
Sejak masa pandemi saat itu, Helen mulai beralih bisnis untuk merajut. Awalnya dia hanya membuat sebuah konektor atau penghubung masker. Selanjutnya ia pun mengunggah foto hasil karyanya tersebut ke media sosial.
Advertisement
Dia bercerita lagi, “Nah, dari konektor itu tiba-tiba saya upload di media sosial banyak respon. Katanya gimana kalau buat ini bisa nggak. Jadi pada saat itu tidak menolak atau tidak mengatakan tidak tapi saya coba saya bisa. Padahal awalnya sebenernya sih saya tidak bisa gitu. Jadi pada saat saya bisa langsung mencari di media sosial juga gimana caranya ini buat ini. Jadi saya belajar-belajar akhirnya bisa. Saya belajar kurang lebih dua tahun ini selama pandemi.“
Buka Lapangan Kerja
Karena menyukai pekerjaan ini, Helen pun tidak memikirkan hasil. Dia melakukan bisnis ini murni karena menyukainya. “Jadi saya suka ini jadi saya tidak memikirkan oh ini saya enggak ada hasil di sini tapi saya menyukai otomatis karena saya melakukannya dengan cinta akan menghasilkan sesuatu karya yang saya suka,” tutur dia.
Alhasil Helen pun kini sudah memiliki 8 karyawan yang terdiri dari 3 orang offline dan 5 orang online. Tanpa sadar ia mampu membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dari hasil membuka bisnis kerajinan benang wol ini.
“Ya awal-awalnya sulit sih tapi ya berkat kegigihan untuk mengajarkan supaya kami bisa ya akhirnya bisa. Sangat terbantu sekali bisa menambah uang jajan anak-anak, bisa menambah ekonomi keluarga,” ujar salah satu pegawai Iryana Dewi.
Omzet Jutaan
Sementara itu, Helen pun menuturkan bahwa media sosial menjadi strateginya untuk pemasaran. Dia menjual kerajinan benang wol ini dengan kisaran harga mulai Rp 5-500 ribu.
“Jadi ya cocoklah menambah koleksi di rumah gitu kan. Bagus sih rajuan juga padat terus nggak mudah lepas,” ujar Fifin yang menjadi salah satu pembeli.
Di samping itu, hasil tangan Helen yang terampil mampu menciptakan beragam jenis kerajinan dari benang wol, seperti salah satunya topi. Wayan Arya Wati sebagai pembeli lainnya mengatakan, “Ini saya baru ambil topi nih. Topi ini kerek kayak topi Korea gitu ya, keren gitu. Ini cutting-nya bagus ya, terus rajutannya juga halus. Nggak kalah dengan produk-produk yang sudah punya brand ya. Jadi siapa lagi yang memajukan UKM kalau bukan dari kita sendiri.”
Sementara untuk penghasilan, itu tidak menentu, kata Helen. Namun, biasanya ia berhasil mengantongi omzet hingga Rp 2,6 juta per dua minggu.
“Awalnya saya melakukan pekerjaan ini hanya iseng-iseng semata. Ternyata Alhamdulillah bisa merangkul ibu-ibu di sini. Bisa mendirikan usaha ini, intinya kita tetap harus semangat, pantang menyerah, tetap berusaha, dan tetap berkarya, dan Berani Berubah!” pungkasnya.
Kisah ini bisa menjadi inspirasi bahwa dalam berbisnis harus tetap berusaha dan terus berjuang.
Karena itu, mari ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com.
Advertisement