Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menetapkan spesifikasi atau kriteria tinggi dalam rekrutmen KAI program Manajemen Trainee tahun ini. Ada alasan yang mendasari perusahaan menetapkan kriteria yang dipandang cukup sulit tersebut.
KAI sendiri setidaknya menetapkan nilai minimal indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,5 hingga syarat nilai TOEFL sebesar 500. EVP Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji mengungkap, alasannya adalah untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Tapi ini memang kebutuhan kita, kita ingin desain future leadership, profesional-profesional ke depan yang bergerak di bidang
perkeretaapian khususnya operator kereta api," ujar Agus ketika ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Advertisement
"Kenapa? Kita masih kurang sekali tenaga ahli profesional di bidang operator kereta api, dibanding negara-negara lain," imbuhnya.
Bandingkan dengan China
Dia mengambil contoh pengembangan SDM perkeretaapian di China. Dimana sudah lebih banyak SDM yang memiliki kapasitas yang mumpuni. Melalui program Manajemen Trainee (MT) ini, Agus berharap ada peningkatan kualitas SDM di dalam tubuh KAI kedepannya.
Selanjutnya, dilihat dari proses bisnis yang dijalankan KAI semakin berkembang dari waktu ke waktu. Dengan begitu, dibutuhkan tenaga-tenaga ahli baru yang profesional.
"Dengan yang sekarang ini, kebutuhan keahlian itu menjadi kurang. Kenapa kurang, dulu kita berpikir operator itu hanya masalah operation dan maintenance. Sekarang itu perkembangan luar biasa, ada environment, kita enggak punya (ahli) lingkungan yang betul-betul biasanya ngomongin kereta api," jelasnya.
Kemudian, dari sisi teknologi perkeretaapian yang juga berkembang pesat. Ini ditandai dengan lahirnya LRT hingga kereta cepat di Indonesia.
"Harapannya percepatan ini (melalui manajemen trainee) yang kita siapkan orang-orang ini yang nantinya bisa serap lebih cepat manajemen kekinian sesuai standar internasional yang kita pakai," urainya.
Â
Cuma 40 Persen yang Penuhi Syarat
Diberitakan sebelumnya, syarat nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) bagi pelamar kerja di PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tengah menjadi sorotan warganet. Salah satunya besaran IPK 3,5 dari skala 4 yang belakangan dinilai terlalu tinggi.
EVP Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji buka-bukaan data pelamar kerja ke perusahaan tersebut. Nyatanya, sekitar 40 persen yang melamar dalam periode rekrutmen sebelumnya memiliki IPK 3,5 ke atas.
"Sebenarnya kalau data histori kita ya yang melamar di Kereta Api, IPK-IPK 3,5 kita mungkin 40 persen. Jadi data kita 40 persen nature-nya orang yang daftar," ujar Agus saat ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Informasi, ramai diperbincangkan syarat IPK 3,5 untuk rekrutmen KAI dalam program Manajemen Trainee. Ini merupakan program yang diusung KAI untuk menjaring talenta yang berkualitas sesuai dengan pos-pos pekerjaan nantinya.
Â
Advertisement
Tidak Terlalu Sulit
Agus mengatakan, dalam 2 tahun terakhir ini cukup banyak pelamar dengan IPK sebesar 3,5. Dengan begitu, bisa dibilang kalau standar IPK itu bukan sesuatu yang mustahil atau sulit.
"Kalau sekarang kita lihat dari data saja, 2 tahun terakhir yang rekrut kita IPK 3,5 itu hampir 40 persen. Lumayan oke juga," ucapnya.
"Artinya artinya ya shifting ke rekrutmen khusus yang nantinya kita siapkan di MT ini saya pikir masih proper lah," imbuh Agus.