Indonesia terus menggenjot investasi di sektor infrastruktur. Proyek transmisi menjadi sasaran pembangunan untuk memenuhi kebutuhan listrik di negara ini, terutama Jawa dan Bali.
Komitmen tersebut ditunjukkan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Indonesia diwakili Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan, Country Director Asian Development Bank (ADB) for Indonesia Adrian Ruthernberg, serta Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji dalam pembiayaan proyek transmisi Jawa-Bali 500 kilo volt (kV).
Menurut Robert, kerja sama ini menyepakati pinjaman senilai US$ 249 juta setara Rp 3,03 triliun untuk menggarap mega proyek tersebut. Pinjaman itu berasal dari ADB, AIF dan pemerintah Indonesia.
"Pinjaman itu merupakan investasi dari pemerintah dan ADB serta ASEAN Infrastructure Fund (AIF) di Indonesia. Sebab transmisi Jawa Bali ini merupakan proyek pertama yang didanai oleh AIF. Jadi sangat spesial lah," ujar dia di kantornya, Senin (30/12/2013).
Robert merinci, transmisi Jawa-Bali membutuhkan investasi sebesar US$ 410 juta dalam kurun waktu pembangunan 5 tahun. Namun kebutuhan dana tersebut sudah memperoleh kepastian pinjaman dari ADB dan AIF.
"Kami tadi menandatangani pinjaman dana, antara lain dari pemerintah dan ADB sebesar US$ 224 juta, pemerintah dan AIF sebesar US$ 25 juta dan sisanya dari anggaran PLN sebesar US$ 161 juta. Jadi US$ 410 juta total kebutuhan dana sudah bisa dipenuhi," jelasnya.
Dia mengatakan, pinjaman tersebut memberikan tenor selama 20 tahun dengan bunga atau US$ libor sebesar 40 basis poin per tahun. Namun ada libor 0,5% sebagai pembiayaan komitmen dan bunga premium 0,10% per tahun.
"Setelah pembangunan tower transmisi selesai selama 5 tahun hingga 15 Maret 2019, cicilan baru mulai dibayarkan selama 15 tahun. Jadi total 20 tahun sudah lunas," tukasnya.
Seperti diketahui, transmisi Jawa Bali merupakan proyek untuk meningkatkan pasokan listrik di Bali, memperbaiki fuel mix di Bali serta meningkatkan rasio elektrifikasi di Bali.
"Ini proyek bukan menggunakan kabel bawah laut, karena akan dibangun tower yang menghubungkan Jawa Bali berjarak 2,5 kilometer. Tinggi tower akan menyamai tinggi menara Eiffel," pungkas Robert. (Fik/Pew/Nrm)
Baca juga:
Tarif Listrik Industri Naik 4 Kali Tahun Depan
Pegawai Outsourcing PLN Mogok, Malam Tahun Baru Gelap Gulita?
95 Ribu Rumah Tangga Dapat Listrik Gratis Tahun Depan
Komitmen tersebut ditunjukkan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Indonesia diwakili Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan, Country Director Asian Development Bank (ADB) for Indonesia Adrian Ruthernberg, serta Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji dalam pembiayaan proyek transmisi Jawa-Bali 500 kilo volt (kV).
Menurut Robert, kerja sama ini menyepakati pinjaman senilai US$ 249 juta setara Rp 3,03 triliun untuk menggarap mega proyek tersebut. Pinjaman itu berasal dari ADB, AIF dan pemerintah Indonesia.
"Pinjaman itu merupakan investasi dari pemerintah dan ADB serta ASEAN Infrastructure Fund (AIF) di Indonesia. Sebab transmisi Jawa Bali ini merupakan proyek pertama yang didanai oleh AIF. Jadi sangat spesial lah," ujar dia di kantornya, Senin (30/12/2013).
Robert merinci, transmisi Jawa-Bali membutuhkan investasi sebesar US$ 410 juta dalam kurun waktu pembangunan 5 tahun. Namun kebutuhan dana tersebut sudah memperoleh kepastian pinjaman dari ADB dan AIF.
"Kami tadi menandatangani pinjaman dana, antara lain dari pemerintah dan ADB sebesar US$ 224 juta, pemerintah dan AIF sebesar US$ 25 juta dan sisanya dari anggaran PLN sebesar US$ 161 juta. Jadi US$ 410 juta total kebutuhan dana sudah bisa dipenuhi," jelasnya.
Dia mengatakan, pinjaman tersebut memberikan tenor selama 20 tahun dengan bunga atau US$ libor sebesar 40 basis poin per tahun. Namun ada libor 0,5% sebagai pembiayaan komitmen dan bunga premium 0,10% per tahun.
"Setelah pembangunan tower transmisi selesai selama 5 tahun hingga 15 Maret 2019, cicilan baru mulai dibayarkan selama 15 tahun. Jadi total 20 tahun sudah lunas," tukasnya.
Seperti diketahui, transmisi Jawa Bali merupakan proyek untuk meningkatkan pasokan listrik di Bali, memperbaiki fuel mix di Bali serta meningkatkan rasio elektrifikasi di Bali.
"Ini proyek bukan menggunakan kabel bawah laut, karena akan dibangun tower yang menghubungkan Jawa Bali berjarak 2,5 kilometer. Tinggi tower akan menyamai tinggi menara Eiffel," pungkas Robert. (Fik/Pew/Nrm)
Baca juga:
Tarif Listrik Industri Naik 4 Kali Tahun Depan
Pegawai Outsourcing PLN Mogok, Malam Tahun Baru Gelap Gulita?
95 Ribu Rumah Tangga Dapat Listrik Gratis Tahun Depan