Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo, Usman Kansong mengatakan data atau angka kesenjangan keterampilan perempuan dalam mengakses digital masih tertinggal dibandingkan laki-laki.
Hal tersebut menjadi perhatian dalam salah situ isi prioritas yang akan dibahas saat KTT G20 di Bali pada 15 November 2022.
"Kalau kita perhatikan data-data angka-angka masih ada kesenjangan digital antara laki-laki dan perempuan, yang bisa mengakses dunia digital. Jadi, sebagian besar adalah laki-laki. Nah karena itu, perhatian atau aksi afirmasi ya istilahnya. Aksi afirmasi itu harus dilakukan untuk perempuan dalam dunia digital," ucap Usman Kansong saat live streaming Gen Z dan G20 yang diadakan Liputan6.com, Rabu (2/11/2022).
Advertisement
Usman Kansong juga menjelaskan bahwa aksi afirmasi tidak semata-mata terampil digital dalam urusan komunikasi saja, namun juga urusan berekomoni salah satunya saat membuka usaha sendiri di rumah.Â
"Misalnya bagaimana kaum perempuan punya keterampilan dalam menggunakan media digital dalam berbagai keperluan dari urusan berkomunikasi sampe urusan berekonomi. Misalnya yang punya usaha rumahan, kaum perempuan itu bisa menjual, mengemas hasil produknya di media sosial,"Â lanjutnya.
Hal tersebut juga tentunya dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah. "Itu juga kita lakukan pelatihan-pelatihan," tambah Usman Kansong.
Kekhawatiran Terhadap Perempuan di Bidang Lain
Dalam kesempatan ini, Usman Kansong juga menuturkan ada concern (kekhawatiran) lain yaitu tentang kesetaraan gender dan kekerasan perempuan.Â
"Bukan di dunia digital saja, kita juga concern urusan perempuan di bidang lain. Dalam W20 misalnya, kita juga mendorong, mengkampanyekan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Ya kita juga membicarakan tentang bagaimana penghapusan kekerasan terhadap perempuan, apakah kekerasan di dalam maupun di luar rumah," tuturnya.
"Jadi banyak sekali yang kita lakukan untuk kaum perempuan agar lebih mengangkat derajat perempuan," lanjut Usman.
Tak hanya itu, ketimpangan di bidang kesehatan dan lingkungan hidup juga perlu diperhatikan dan dibahas.
"Nah, karena itu ada kewajiban bagi kita untuk mendorong kesetaraan perempuan di berbagai bidang. Bukan hanya di bidang digital tapi di bidang kesehatan, di bidang lingkungan hidup juga begitu," jelasnya.
Meski perempuan lebih peduli dengan lingkungan hidup, namun laki-laki pun juga tetap harus diperhatikan.
"Kalau di bidang lingkungan hidup, jangan-jangan perempuan lebih peduli dengan lingkungan hidup daripada laki-laki, begitu kan? Nah, ini kita dorong juga begitu. Kita dorong agar kaum perempuan lebih peduli, lebih banyak lagi perempuan yang peduli terhadap lingkungan. Tetapi juga kepada laki-laki tentu saja, kita dorong," tutupnya.
Advertisement
G20 Jadi Ajang Kepedulian Gen Z Memulihkan Kondisi Dunia
Usman Kansong mengatakan bahwa momentum G20 dapat dijadikan ajang memperlihatkan kepedulian Gen Z untuk memulihkan kondisi dunia.Â
"Generasi muda harus peduli dengan persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia maupun dunia. Momentum G20 bisa dijadikan ajang untuk memperlihatkan kepedulian Gen Z untuk memulihkan kondisi dunia yang sekarang tidak sedang baik-baik saja," ucap Usman Kansong.Â
Dia juga menambahkan kalau tahun 2045 Indonesia akan jaya, karena tahun 2030-2045 Gen Z akan memimpin dan mengendalikan bangsa.
"2030 bonus demografi dan mencanangkan Indonesia emas 2045. Di 2030 dan 2045 Gen Z yang akan memimpin bangsa dan menjadi pengendali bangsa. Bonus demografi artinya usia produktif besar jumlahnya", jelasnya. Â
Indonesia Promosi Tanaman Obat di G20
G20Â Health Minister Meeting (HMM) resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Bali pada Kamis, 27 Oktober 2022. Acara tersebut diikuti oleh 190 delegasi dari negara-negara anggota G20 serta negara maju lainnya yang mewakili regional seperti ASEAN, Pacific Island Forum, African Union, Caribbean Community dan NEPAD. Demikian pula dengan organisasi internasional seperti WHO, World Bank, GAVI, CEPI, Global Fund, serta OECD.
Kesempatan tersebut juga digunakan Indonesia mempromosikan keanekaragaman hayati yang banyak tesebar di seluruh Tanah Air. Di antaranya adalah tanaman obat seperti kunyit, sirih, kapulaga, jahe, centella, kelor, dan lainnya.
Bertajuk Biodiversity Tradisional Medicine Indonesia, pameran berlangsung selama kegiatan 2nd HMM hingga Jumat, 28Â Oktober 2022. Pameran ini ingin mengangkat tanaman obat Indonesia yang sudah lama digunakan sebagai obat dalam bentuk simplisia, jamu dan fitofarmaka.
Keanekaragaman tanaman obat yang dimiliki Indonesia tentunya perlu disosialisasikan dan diangkat dalam berbagai perhelatan internasional. Harapannya, masyarakat global setidaknya negara G20 terpapar dan mengetahui berbagai manfaat tanaman obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Pameran ini mengekspos tanaman obat yang sudah dilakukan penelitian dan terbukti berkhasiat dalam pengobatan tradisional. Diikuti oleh unit terkait di Kemenkes seperti Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Direktorat Jenderal (Ditjen) Farmasi dan Alat Kesehatan yang mengangkat Bude Jamu, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Pusat Data dan Informasi serta Digital Transformation Office (Pusdatin-DTO).
Advertisement