Ligamen Robek atau Putus Tak Sebabkan Disabilitas tapi Bisa Turunkan Kualitas Hidup

Robek atau putusnya ligamen seperti di pergelangan kaki dinilai tidak berujung pada disabilitas fisik, tapi tetap menurunkan kualitas hidup pasien.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 18 Feb 2025, 12:25 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 12:25 WIB
Ligamen Robek atau Putus Tak Sebabkan Disabilitas, Dokter: Tapi Turunkan Kualitas Hidup
Dokter spesialis orthopedi dan traumatologi Eka Hospital Cibubur, Andi Praja Wira Yudha Luthfi, dalam temu media di Jakarta, Jumat (14/2/2025). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ligamen berfungsi sebagai pengikat antara tulang agar dapat bergerak dengan baik. Ligamen adalah jaringan berserat yang menghubungkan suatu tulang dengan tulang lainnya pada sendi.

Ligamen bisa mengalami robek bahkan putus akibat cedera olahraga atau keseleo.

Robek atau putusnya ligamen seperti di pergelangan kaki dinilai tidak berujung pada disabilitas fisik, tapi tetap menurunkan kualitas hidup pasien.

Hal ini disampaikan dokter spesialis orthopedi dan traumatologi Eka Hospital Cibubur, Andi Praja Wira Yudha Luthfi. Menurutnya, disabilitas lebih merujuk pada kondisi permanen, sementara robek atau putusnya ligamen bisa diperbaiki dengan menjahitnya kembali.

“Bukan disabilitas ya. Kalau disabilitas kan kesannya sama sekali tidak bisa (kembali) melakukan aktivitas (seperti sedia kala). Mungkin kualitas hidupnya menurun, usia 50-an tapi jalan udah nyeri, padahal usia 50-an biasanya masih sangat produktif,” kata dokter yang akrab disapa Wira kepada Disabilitas Liputan6.com saat ditemui di Jakarta, Jumat, 14 Februari 2025.

“Berarti kualitas hidupnya menurun, nah tugas kita meningkatkan lagi quality of life itu,” tambahnya.

Dia mencontohkan, ketika atlet mengalami ligamen putus, maka ia tidak serta merta menjadi penyandang disabilitas, tapi performanya di lapangan menjadi turun.

Jika Ligamen Putus Tak Ditangani

Robek atau putusnya ligamen kerap tak ditangani secara tuntas. Pasalnya, nyeri akibat putusnya ligamen dapat berangsur hilang sehingga dianggap sembuh.

“Jadi ligamen pada saat pertama kali putus, keseleo misalnya, itu akan sakit. Cuma kan sakit itu seminggu, dua minggu akan hilang. Jadi orang kebanyakan akan menganggap itu biasa aja,” terang Wira.

Setelah nyerinya reda, tanpa disadari bahwa ligamen tak dapat terhubung kembali secara alami. Hal ini menyebabkan masalah lain di kemudian hari.

“Ligamen itu tidak bisa nyambung sendiri, beda sama otot. Ligamen sama tendon kalau sudah putus dia tidak bisa nyambung sendiri. Dia seperti karet, putus, ada gap (jarak), gap-nya ini akan terisi dengan jaringan lain yang bukan bidangnya.”

Gap atau jarak akibat putusnya ligamen dapat memicu kelonggaran sehingga tulang semakin lama semakin miring.

“Saya menyebutnya ligamen itu seperti seat belt atau sabuk pengaman antara dua tulang, kalau dia longgar akhirnya gerakan tulangnya enggak stabil, akhirnya makin miring,” terang Wira.

4 Tahun Baru Rasakan Gejala

Ligamen putus yang tak ditangani, lama-lama bisa menyebabkan tulang bertemu dengan tulang dan memicu rasa sakit.

Wira bercerita, dirinya sempat menangani pasien dengan keluhan di pergelangan kaki. Pasien tersebut jalannya sudah miring. Setelah diperiksa, ditemukan bahwa ligamennya putus. Ketika ditanya, ternyata penyebab putusnya ligamen sudah terjadi sejak empat tahun silam.

“Kalau sudah miring, sudah tulang ketemu tulang, kakinya jalannya sudah miring, sakit, baru dia ke dokter. Padahal penyakit awalnya karena ligamennya putus,” terang Wira.

Menangani Ligamen yang Sudah Betahun-tahun Putus

Melihat contoh kasus pasien Wira yang datang setelah ligamennya putus bertahun-tahun, apakah hal ini tetap bisa diatasi dengan disambungkan kembali?

“Nah, kalau dia sudah bertahun-tahun kita harus me-list lagi apa saja permasalahannya sekarang. Kalau dulu mungkin cuma satu list-nya, ligamennya robek. Cuma kalau dari contoh kasus yang ini, tulangnya udah miring, sudah ada pengapuran, kakinya sudah kaku.”

“Ini yang akhirnya harus kita selesaikan satu per satu, jadi bukan masalah tunggal lagi, masalahnya jadi kompleks,” ucapnya.

Salah satu prosedur terkini untuk mengatasi masalah kaki termasuk ligamen putus adalah artroskopi. Ini adalah prosedur bedah minimal invasif yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati masalah pada sendi, termasuk sendi di area kaki.

“Berbeda dengan operasi terbuka, artroskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil biasanya kurang dari 1 cm dan menggunakan alat khusus yang dilengkapi kamera (artroskop) untuk melihat kondisi sendi secara detail,” jelas Wira.

Artroskopi memiliki beberapa keunggulan, termasuk:

  • Minim sayatan: Sayatan kecil mengurangi risiko infeksi dan jaringan parut.
  • Pemulihan cepat: Pasien biasanya dapat pulih lebih cepat dibandingkan dengan operasi terbuka.
  • Akurasi tinggi: Kamera artroskop memungkinkan dokter melihat kondisi sendi secara jelas dan melakukan prosedur dengan presisi.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya