Liputan6.com, Jakarta - Robek atau putusnya ligamen kerap tak ditangani secara tuntas. Pasalnya, nyeri akibat putusnya ligamen dapat berangsur hilang sehingga dianggap sembuh.
Ligamen berfungsi sebagai pengikat antara tulang agar dapat bergerak dengan baik. Ligamen adalah jaringan berserat yang menghubungkan suatu tulang dengan tulang lainnya pada sendi.
“Jadi ligamen pada saat pertama kali putus, keseleo misalnya, itu akan sakit. Cuma kan sakit itu seminggu, dua minggu akan hilang. Jadi orang kebanyakan akan menganggap itu biasa aja,” kata dokter spesialis orthopedi dan traumatologi Eka Hospital Cibubur, Andi Praja Wira Yudha Luthfi, kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Jakarta, Jumat (14/2/2025).
Advertisement
Setelah nyerinya reda, tanpa disadari bahwa ligamen tak dapat terhubung kembali secara alami. Hal ini menyebabkan masalah lain di kemudian hari.
“Ligamen itu tidak bisa nyambung sendiri, beda sama otot. Ligamen sama tendon kalau sudah putus dia tidak bisa nyambung sendiri. Dia seperti karet, putus, ada gap (jarak), gap-nya ini akan terisi dengan jaringan lain yang bukan bidangnya.”
Gap atau jarak akibat putusnya ligamen dapat memicu kelonggaran sehingga tulang semakin lama semakin miring.
“Saya menyebutnya ligamen itu seperti seat belt atau sabuk pengaman antara dua tulang, kalau dia longgar akhirnya gerakan tulangnya enggak stabil, akhirnya makin miring,” papar dokter yang akrab disapa Wira.
Baru Ada Keluhan Setelah Bertahun-tahun
Ligamen putus yang tak ditangani, lama-lama bisa menyebabkan tulang bertemu dengan tulang dan memicu rasa sakit.
Wira bercerita, dirinya sempat menangani pasien dengan keluhan pergelangan kaki. Pasien tersebut jalannya sudah miring. Setelah diperiksa, ditemukan bahwa ligamennya putus. Ketika ditanya, ternyata penyebab robeknya ligamen sudah terjadi sejak empat tahun silam.
“Kalau sudah miring, sudah tulang ketemu tulang, kakinya jalannya sudah miring, sakit, baru dia ke dokter. Padahal penyakit awalnya karena ligamennya putus,” terang Wira.
Advertisement
Apa Bisa Picu Disabilitas Fisik?
Lebih lanjut Wira mengatakan, robek atau putusnya ligamen tidak berujung pada disabilitas fisik, tapi tetap menurunkan kualitas hidup pasien.
“Bukan disabilitas ya, kalau disabilitas kan kesannya sama sekali tidak bisa (kembali) melakukan aktivitas (seperti sedia kala). Mungkin kualitas hidupnya menurun, usia 50-an tapi jalan udah nyeri, padahal usia 50-an biasanya masih sangat produktif.”
“Berarti kualitas hidupnya menurun, nah tugas kita meningkatkan lagi quality of life itu,” ujar Wira.
Dia mencontohkan, ketika atlet mengalami ligamen putus, maka ia tidak serta merta menjadi penyandang disabilitas, tapi performanya di lapangan menjadi turun.
Apa Ligamen Putus Bertahun-tahun Bisa Disambungkan Kembali?
Melihat contoh kasus pasien Wira yang datang setelah ligamennya putus bertahun-tahun, apakah hal ini tetap bisa diatasi dengan disambungkan kembali?
“Nah, kalau dia sudah bertahun-tahun kita harus me-list lagi apa saja permasalahannya sekarang. Kalau dulu mungkin cuma satu list-nya, ligamennya robek. Cuma kalau dari contoh kasus yang ini, tulangnya udah miring, sudah ada pengapuran, kakinya sudah kaku.”
“Ini yang akhirnya harus kita selesaikan satu per satu, jadi bukan masalah tunggal lagi, masalahnya jadi kompleks,” ucapnya.
Advertisement
Prosedur Terkini Atasi Masalah Kaki
Sebelumnya, Wira menerangkan bahwa salah satu prosedur terkini untuk mengatasi masalah kaki termasuk ligamen putus adalah artroskopi. Ini adalah prosedur bedah minimal invasif yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati masalah pada sendi, termasuk sendi di area kaki.
“Berbeda dengan operasi terbuka, artroskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil biasanya kurang dari 1 cm dan menggunakan alat khusus yang dilengkapi kamera (artroskop) untuk melihat kondisi sendi secara detail,” jelas Wira.
Artroskopi memiliki beberapa keunggulan, termasuk:
- Minim sayatan: Sayatan kecil mengurangi risiko infeksi dan jaringan parut.
- Pemulihan cepat: Pasien biasanya dapat pulih lebih cepat dibandingkan dengan operasi terbuka.
- Akurasi tinggi: Kamera artroskop memungkinkan dokter melihat kondisi sendi secara jelas dan melakukan prosedur dengan presisi.
- Prosedur artroskopi pada kaki melibatkan beberapa langkah, yakni:
- Anestesi: Pasien akan diberikan anestesi lokal, regional, atau umum tergantung pada kondisi.
- Pembuatan sayatan kecil: Dokter membuat satu atau lebih sayatan kecil di sekitar sendi yang bermasalah.
- Pemasangan artroskop: Kamera kecil dimasukkan melalui sayatan untuk memvisualisasikan kondisi sendi.
- Penanganan masalah: Jika ditemukan masalah seperti robekan ligamen atau kerusakan tulang rawan, dokter akan menggunakan alat khusus untuk memperbaikinya.
- Penutupan sayatan: Sayatan kecil artroskopi ditutup dengan jahitan atau perekat kulit.
