Mengatasi Alergi Gara-gara Ikan

Ikan termasuk makanan pemicu alergi yang terbanyak, setelah susu dan telur

oleh Liputan6 diperbarui 14 Agu 2015, 21:30 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 21:30 WIB
Astaga, Inilah Sisi Kelam Penangkapan Ikan Tuna
Sebuah video kampanye kesadaran oleh Greenpeace International menyingkapkan sisi kelam kegiatan penangkapan ikan tuna.

Liputan6.com, Jakarta Ikan termasuk makanan pemicu alergi yang terbanyak, setelah susu dan telur. Banyak yang baru mengalami alergi ikan ketika sudah dewasa, dan cenderung berkepanjangan. Alergi ikan ini bisa ringan, sedang, sampai berat hingga meningkatkan risiko asma.

Belum diketahui dengan pasti mengapa reaksi alergi itu baru muncul di usia dewasa. Ada yang mengaitkannya de¬ngan jarang atau kurangnya keterpaparan dengan alergen (penyebab alergi) tersebut selama ini. Bentuk alergi ikan, terutama ikan laut, umumnya gatal-gatal di wajah, tangan, serta tubuh, mulut bengkak, sulit bernapas, dan gangguan pencernaan, seperti diare atau perut kram. Jika kita sangat sensitif, bisa bersin-bersin hanya karena mencium aroma ikan yang sedang dimasak.

Ada banyak jenis ikan laut yang bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti ikan kembung, tongkol, tuna, sardin, kakap, cod, makerel, dan salmon. Tak hanya karena mengonsumsinya secara langsung, namun masakan yang mengandung unsur ikan, misalnya dibubuhi minyak ikan atau dimasak dengan panci yang habis digunakan untuk memasak ikan pun, cukup mampu menyebabkan alergi.

Protein Pengganti

Protein Pengganti
Alergi ikan umumnya disebabkan protein di dalam tubuh ikan yang disebut parvalbumin. Jenis protein ini berperan dalam merilekskan otot-otot dari kontraksi.

Setiap ikan mengandung kadar parvalbumin yang berlainan. Seseorang bisa saja alergi hanya terhadap satu jenis ikan, mungkin karena kadar parvalbuminnya lebih tinggi dibandingkan dengan ikan jenis lain. Namun, bisa juga lebih dari satu jenis ikan yang membuatnya alergi. Karena itu, jika kita belum mengetahui dengan pasti ikan apa saja yang memicu alergi, sebaiknya hindari semua jenis ikan.

Tak hanya ikan utuh yang bisa menyebabkan alergi, tetapi juga bahan makanan lain yang berbahan dasar ikan, seperti kecap ikan, minyak ikan, kaldu ikan, saus barbeque, caviar, gelatin, saus salad caesar, suplemen asam lemak omega-3, sushi, dll.

Mengeluarkan histamin

Dengan gizi yang dikandungnya antara lain vitamin A, B, E, niasin, dan mineral lain, ikan sebetulnya sangat baik untuk tubuh kita. Namun, seringkali tubuh terlalu banyak mengeluarkan histamin sebagai reaksi alergi, sehingga akan terjadi bengkak setelah makan ikan. Bukannya nikmat, malah kita sengsara dibuatnya.

Supaya tubuh tidak kekurangan berbagai vitamineral yang dimiliki ikan tersebut, kita perlu mencari pengganti yang lebih aman. Kacang polong, kedelai dan produk olahannya seperti tahu serta tempe, padi-padian, daging, unggas, dan sumber protein lain dapat dijadikan alternatif untuk mendapatkan beragam gizi tersebut.

Dari ikan kita juga bisa mendapatkan asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker, mengurangi peradangan, menurunkan risiko depresi, dll. Memang ikan dan minyak ikan merupakan sumber omega-3 terbaik, tetapi supaya terhindar dari gejala alergi, kita tetap bisa memperolehnya dari suplemen omega-3 yang dibuat dari rumput laut atau flaxseed. Kacang kenari, kedelai, dan tahu juga merupakan sumber omega-3 yang baik. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya