[Seri Kehamilan] Apa Itu Kehamilan Ektopik di Trimester Pertama?

risiko keguguran dan hamil luar kandungan bisa terjadi.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Mei 2016, 20:01 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2016, 20:01 WIB
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik. Foto: parents

Liputan6.com, Jakarta Pada trimester pertama kehamilan, sejumlah wanita yang memiliki riwayat tertentu disarankan untuk banyak istirahat. Bukan tanpa alasan, risiko keguguran dan kehamilan ektopik atau hamil luar kandungan bisa terjadi.

Seperti disampaikan pakar kandungan, Dr Irham Suheimi SpOG, kehamilan ektopik terjadi diluar rahim. Biasanya dikarenakan sel telur yang sudah dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim namun melekat di tuba fallopi atau saluran telur, leher rahim, rongga perut atau di indung telur.

"Kasus yang paling sering terjadi, sel telur menyangkut di tuba fallopi. Itu bukan tempat seharusnya, jadi kehamilannya tak bisa dilanjutkan," kata dokter yang berpraktik di RS Bunda Jakarta saat dihubungi Health-Liputan6.com, Jumat (20/6/2016).

 

Irham menuturkan, kehamilan ektopik memiliki gejala seperti telat haid, terjadi pendarahan, nyeri perut yang biasanya terjadi pada awal kehamilan.

"Kondisi ini sering terjadi karena adanya kerusakan pada saluran telur, misalnya kista atau endometriosis," ungkapnya.

Untuk mengobatinya, kata dia, ada sejumlah terapi yang diberikan dokter. Misalnya obat MTX yang digunakan pasien kemoterapi atau menjalani operasi pengangkatan janin.

Meski begitu, Irham mengatakan, wanita yang mengalami kehamilan ektopik kemungkinan masih bisa memiliki anak walaupun tergantung kondisinya.

"Setiap wanita memiliki kondisi yang macam-macam. Karena sering terjadi di tuba fallopi, biasanya tuba rusak harus diangkat. Kalau begitu, dokter akan cek tuba fallopi satunya. Kalau masih berfungsi dengan baik, berarti dia kemungkinan masih bisa hamil. Sekalipun tidak, kita akan berikan pilihan untuk mencoba bayi tabung," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya