Bahayakah Orang Dewasa Mengompol?

Mengompol atau inkontinensia urin juga dialami orang dewasa. Hal itu dapat mempengaruhi kualitas hidup dan bahkan bisa menimbulkan beban psikolgis, sosial, maupun rasa sakit.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Nov 2011, 15:36 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2011, 15:36 WIB
111101bngompol.jpg
Liputan6.com. Jakarta: Banyak anggapan mengompol hanya dialami anak-anak. Padahal, hal ini juga berlaku bagi mereka yang telah masuk usia dewasa. Lalu bagaimana dampak mengompol bagi kaum dewasa?

Dokter Nur Rasyid, seperti dikutip medicastore.com, mengatakan gejala ngompol dapat terjadi pada pria dan wanita dewasa. Menurutnya, jenis penyakit ini dapat dibedakan jadi tiga bagian. Yaitu jenis stres, dimana air seni keluar saat aktivitas batuk, bersin, tertawa, dan olah raga. Kedua, jenis urge yang disertai gelaja tak tahan ke kamar kecil dan kerap buang air kecil di siang ataupun malam hari. Jenis terakhir overflow yang mengakibatkan pembesaran prostat atau otot kandung kemih.

Di kesempatan sama, Dokter Chaidir Mochtar, narasumber di acara media edukasi RS. Asri, menjelaskan dampak pembesaran kelenjar prostat bisa menyebabkan pembesaran otot kandung kemih disertai pembentukan jaringan ikat yang bisa membuat fungsi kontraksi otot kandung kemih tidak stabil. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa sulit buang air kecil.

Apabila urin tidak segera dikeluarkan akan menumpuk di kandung kemih dan menjadi sarang perkembangbiakan bakteri yang berakibat radang atau infeksi kandung kemih, infeksi prostat dan bisa membentuk batu dalam kandung kemih.

Selain dampak tersebut, inkontinensia urin juga dapat mempengaruhi kualitas hidup dan bahkan jadi beban bagi penderitanya, baik dari segi psikologis maupun sosial seperti rasa nyeri, malu, depresi dan rasa cemas. Agar tidak terlambat, baiknya periksakan diri ke dokter terdekat untuk mendeteksi penyakit tersebut. (medicastore.com/MEL)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya